Perdagangan Saham 2019 Ditutup dengan Menyongsong Optimisme Tahun 2020

Senin, 30 Desember 2019 - 16:24 WIB
Perdagangan Saham 2019...
Perdagangan Saham 2019 Ditutup dengan Menyongsong Optimisme Tahun 2020
A A A
JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) optimisme akan perkembangan Pasar Modal Indonesia lebih baik pada tahun 2020 yang akan datang, dimana sesaat lagi perdagangan saham 2019 akan ditutup oleh Menteri Perdagangan (Mendag) Agus Suparmanto yang mewakili Presiden RI Joko Widodo (Jokowi). Tahun 2019 sendiri merupakan tahun yang penuh dinamika dan memiliki sejumlah tantangan, sehingga memberi dampak terhadap kinerja Perusahaan

Tercatat di BEI maupun terhadap pergerakan IHSG di sepanjang tahun 2019. Kendati demikian, BEI kembali berhasil mencatatkan sejumlah pencapaian yang membanggakan bagi kemajuan Pasar Modal Indonesia. "Hal tersebut tercermin dari peningkatan jumlah investor saham yang meningkat 30 persen menjadi 1,1 juta investor saham berdasarkan Single Investor Identification (SID)," bunyi pernyataan resmi BEI di Jakarta, Senin (30/12/2019).

Sampai saat ini jumlah total investor di Pasar Modal meliputi investor saham, reksa dana, dan surat utang telah mencapai 2,48 juta investor (SID) atau naik lebih dari 50% dari tahun 2018 yakni sebanyak 1,62 juta investor. Selain itu, sepanjang tahun 2019 terdapat 55 Perusahaan Tercatat saham baru, dan merupakan aktivitas pencatatan saham baru (IPO saham) tertinggi di antara bursa-bursa di kawasan Asia Tenggara dan peringkat 7 di dunia.

Atas pencapaian tersebut, total jumlah Perusahaan Tercatat saham di BEI di penghujung tahun 2019 mencapai 668 perusahaan. Selanjutnya, aktivitas pencatatan efek di BEI di tahun 2019 juga diikuti oleh 14 pencatatan Exchange Traded Fund (ETF) baru, 2 Efek Beragun Aset (EBA), 2 Obligasi Korporasi Baru (diterbitkan oleh Perusahaan Tercatat yang baru pertama kali mencatatkan efeknya di bursa).

Selanjutnya ada 2 Dana Investasi Real Estate Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (DIRE-KIK) dan 1 Dana Investasi Infrastruktur Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (DINFRA). Dengan demikian, terdapat 76 pencatatan efek baru di BEI sepanjang tahun 2019, atau melebihi dari target 75 pencatatan efek baru yang direncanakan.

Aktivitas perdagangan BEI di tahun 2019 juga mengalami peningkatan yang tercermin dari kenaikan rata-rata frekuensi perdagangan yang tumbuh 21 persen menjadi 469 ribu kali per hari dan menjadikan likuiditas perdagangan saham BEI lebih tinggi diantara Bursa-bursa lainnya di kawasan Asia Tenggara. Pada periode yang sama, Rata-rata Nilai Transaksi Harian (RNTH) turut meningkat 7% menjadi Rp9,1 triliun dibandingkan tahun 2018 yang sebesar Rp8,5 triliun.

BEI juga berhasil mendapatkan penghargaan dari Global Islamic Finance Award (GIFA) sebagai The Best Islamic Capital Market of The Year 2019 seiring dengan terus meningkatnya aktivitas dan partisipasi investor syariah di Indonesia. Sampai dengan November 2019, terdapat 66.247 investor syariah atau tumbuh 49% dibandingkan tahun 2018, serta terdapat 429 saham kategori syariah dengan kapitalisasi saham syariah mencapai Rp3.767 triliun pada 27 Desember 2019 (52% dari total kapitalisasi pasar saham BEI sebesar Rp7.299 triliun).

Penghargaan lain yang telah diterima BEI pada tahun ini, yaitu Best Companies to Work For in Asia dari HR ASIA dan merupakan penghargaan selama tiga tahun berturut-turut yang diterima oleh BEI. Penghargaan ini, merupakan apresiasi kepada BEI dalam hal pengelolaan sumber daya manusianya.

BEI secara resmi bergabung ke dalam Sustainable Stock Exchange Initiatives (SSE) sebagai bentuk dukungan dan komitmen terhadap pencapaian Sustainable Development Goals (SDG). Selain itu, salah satu anak perusahaan SRO yaitu PT Pendanaan Efek Indonesia (PEI) telah memperoleh izin usaha sebagai Lembaga Pendanaan Efek (LPE) dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 5 April 2019, sehingga telah efektif untuk memberikan layanan pendanaan efek di bidang Pasar Modal.

Kemudian, dalam rangka meningkatkan pendalaman Pasar Modal dan perlindungan investor, BEI bersama dengan OJK dan SRO, telah meluncurkan serangkaian inisiatif strategis meliputi, kemudahan akses penggalangan dana bagi Perusahaan Kecil dan Menengah yang ditandai dengan peluncuran Papan Akselerasi, efisiensi mekanisme pelaporan Perusahaan Tercatat melalui integrasi sistem pelaporan IDXNet-SPE OJK.

Efisiensi proses Go Public melalui implementasi e-Registration Tahap 1, serta diikuti berbagai aktivitas peningkatan literasi, inklusi, dan aktivasi di Pasar Modal kepada masyarakat melalui 6.964 kali kegiatan, yang turut didukung oleh 30 Kantor Perwakilan BEI dan 464 Galeri Investasi di seluruh Indonesia. Hal ini dilakukan untuk mendukung kenyamanan, keyakinan investasi, dan awareness perlindungan investor di Pasar Modal Indonesia.

Pencapaian BEI lainnya pada tahun 2019 yakni memberikan dukungan insentif untuk meningkatkan likuiditas transaksi ETF di pasar sekunder, peluncuran indeks baru sebagai acuan investasi yakni IDX Value 30 & Growth 30, dan terakhir BEI telah mengimplementasikan protokol perdagangan berstandar global yakni FIX 5, ITCH & OUCH pada 2 Desember 2019.

"Seluruh pencapaian tersebut tidak lepas dari kerja keras dan sinergi dari seluruh pelaku industri Pasar Modal Indonesia, serta dukungan dari berbagai kebijakan strategis yang telah diluncurkan oleh OJK dan Pemerintah RI," paparnya.

Seremonial Penutupan Perdagangan Saham BEI Tahun 2019 ini turut dihadiri oleh Menteri Keuangan RI beserta Jajaran Menteri Kabinet Indonesia Maju, Wakil Ketua dan Anggota Dewan Komisioner OJK, Ketua dan Pimpinan Komisi XI DPR RI, Gubernur Bank Indonesia, Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan, Gubernur DKI Jakarta, Komisaris dan Direksi SRO, serta pelaku industri jasa keuangan.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0991 seconds (0.1#10.140)