Kilang Dumai Dilirik Investor Korsel, Dirut Pertamina: Kita Terbuka
A
A
A
JAKARTA - PT Pertamina (Persero) membuka peluang kerja sama dengan pihak manapun untuk melaksanakan program pembangunan revitalisasi kilang (Refinery Development Master Plan/RDMP) Dumai. Hal itu menanggapi adanya keinginan investor asal Korea Selatan yang dikabarkan berminat menjadi mitra startegis Pertamina.
“Semua akan kita jajaki. Kita terbuka untuk siapapun,” ujar Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati, di Jakarta, Selasa (31/12/2019).
Menurut dia menjalin kerja sama strategis pembangunan kilang harus melalui kesepakatan bersama. Meski begitu sampai saat ini Pertamina belum menjalin kerja sama apapun dengan investor asal Korea Selatan.
“Kita menyatakan siap kalau sudah ada agreement. Tapi sampai hari ini belum ada secara formal kita buat kerja sama,” ungkapnya.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia sempat menyatakan, salah satu investor asal Korea Selatan berminat menjadi mitra strategis Pertamina melaksanakan program revitalisasi Kilang Dumai, di Riau. Investor asal Korea Selatan tersebut berencana mengucurkan investasi Rp47 triliun untuk menggarap Kilang Dumai.
Bahlil menyebut, rencana investasi tersebut merupakan bagian dari target realisasi investasi di tahun 2020. Angka investasi tersebut, kata Bahlil, masih bisa berubah lantaran masih dalam proses pembahasan lebih lanjut dengan Pertamina.
Sebagai informasi, Kilang Dumai merupakan salah satu dari empat program RDMP yang akan dijalankan Pertamina yakni, Kilang Balikpapan, Kilang Balongan dan Kilang Cilacap. Selain itu Pertamina juga berencana melaksanakan pembangunan kilang baru (Grass Root Refinery/GRR) yaitu Kilang Tuban dan Kilang Bontang.
Melalui program tersebut kapasitas kilang yang saat ini sekitar 1 juta barel per hari (bph) ditargetkan meningkat dua kali lipat menjadi 2 juta bph pada tahun 2026 mendatang. Sementara untuk Kilang Dumai saat ini memiliki kapasitas 140.000 bph. Dengan adanya pengembangan tersebut, kapasitas Kilang Dumai ditargetkan meningkat menjadi 300.000 bph.
“Semua akan kita jajaki. Kita terbuka untuk siapapun,” ujar Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati, di Jakarta, Selasa (31/12/2019).
Menurut dia menjalin kerja sama strategis pembangunan kilang harus melalui kesepakatan bersama. Meski begitu sampai saat ini Pertamina belum menjalin kerja sama apapun dengan investor asal Korea Selatan.
“Kita menyatakan siap kalau sudah ada agreement. Tapi sampai hari ini belum ada secara formal kita buat kerja sama,” ungkapnya.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia sempat menyatakan, salah satu investor asal Korea Selatan berminat menjadi mitra strategis Pertamina melaksanakan program revitalisasi Kilang Dumai, di Riau. Investor asal Korea Selatan tersebut berencana mengucurkan investasi Rp47 triliun untuk menggarap Kilang Dumai.
Bahlil menyebut, rencana investasi tersebut merupakan bagian dari target realisasi investasi di tahun 2020. Angka investasi tersebut, kata Bahlil, masih bisa berubah lantaran masih dalam proses pembahasan lebih lanjut dengan Pertamina.
Sebagai informasi, Kilang Dumai merupakan salah satu dari empat program RDMP yang akan dijalankan Pertamina yakni, Kilang Balikpapan, Kilang Balongan dan Kilang Cilacap. Selain itu Pertamina juga berencana melaksanakan pembangunan kilang baru (Grass Root Refinery/GRR) yaitu Kilang Tuban dan Kilang Bontang.
Melalui program tersebut kapasitas kilang yang saat ini sekitar 1 juta barel per hari (bph) ditargetkan meningkat dua kali lipat menjadi 2 juta bph pada tahun 2026 mendatang. Sementara untuk Kilang Dumai saat ini memiliki kapasitas 140.000 bph. Dengan adanya pengembangan tersebut, kapasitas Kilang Dumai ditargetkan meningkat menjadi 300.000 bph.
(akr)