Kilang Banyak yang Sudah Sepuh, Pertamina Genjot Modernisasi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengatakan, rencana pengembangan dan modernisasi dari kilang-kilang minyak (refinery) Pertamina memerlukan strategi yang detail. Saat ini kilang Pertamina sudah berusia tua dan kapasitas pengolahannya terbilang kecil.
(Baca Juga: Terbongkar!, Ini Penyebab Harga BBM Pertamina Mahal)
"Perlu dipahami bahwa kondisi hari ini dimana jenis minyak mentah yang bisa diolah di kilang kita sangat terbatas jumlahnya, hanya 3% dari pasokan dunia," ujarnya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI, Senin (5/10/2020).
Menurut Nicke, kondisi ini menyebabkan terjadinya harga yang lebih tinggi karena masalah supply-demand yang belum seimbang. Dengan nantinya membangun kilang-kilang baru maupun modernisasi kilang-kilang yang ada akan dapat memperbaiki fleksibilitas kilang yang dapat diolah.
"Sehingga kita harapkan setelah pembangunan kilang ini harga dari crude yang diolah bisa ditekan dan ujungnya akan berpengaruh terhadap harga pokok produksi. Dengan demikian kita harapkan harga BBM akan semakin kompetitif dan affordable bagi masyarakat Indonesia," jelasnya.
(Baca Juga: Kilang Polypropylene Plaju, Satu-satunya Kilang Penghasil Bahan Baku Pembuatan Plastik yang Dimiliki Pertamina)
Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional Ignatius Tallulembang menjelaskan, Pertamina mengoperasikan 6 kilang dengan total kapasitas terpasang 1 juta barel per hari. Menurut dia, kondisi kilang-kilang minyak di Indonesia hampir sudah berumur cukup tua.
"Kilang yang kita miliki di Balongan dibangun tahun 90-an dan beroperasi pada tahun 1994. Jadi sudah beroperasi sekitar 26 tahun. Yang lain-lain ada 36 tahun, 50 tahun, bahkan yang hampir 100 tahun pun ada," ungkapnya.
(Baca Juga: Terbongkar!, Ini Penyebab Harga BBM Pertamina Mahal)
"Perlu dipahami bahwa kondisi hari ini dimana jenis minyak mentah yang bisa diolah di kilang kita sangat terbatas jumlahnya, hanya 3% dari pasokan dunia," ujarnya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI, Senin (5/10/2020).
Menurut Nicke, kondisi ini menyebabkan terjadinya harga yang lebih tinggi karena masalah supply-demand yang belum seimbang. Dengan nantinya membangun kilang-kilang baru maupun modernisasi kilang-kilang yang ada akan dapat memperbaiki fleksibilitas kilang yang dapat diolah.
"Sehingga kita harapkan setelah pembangunan kilang ini harga dari crude yang diolah bisa ditekan dan ujungnya akan berpengaruh terhadap harga pokok produksi. Dengan demikian kita harapkan harga BBM akan semakin kompetitif dan affordable bagi masyarakat Indonesia," jelasnya.
(Baca Juga: Kilang Polypropylene Plaju, Satu-satunya Kilang Penghasil Bahan Baku Pembuatan Plastik yang Dimiliki Pertamina)
Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional Ignatius Tallulembang menjelaskan, Pertamina mengoperasikan 6 kilang dengan total kapasitas terpasang 1 juta barel per hari. Menurut dia, kondisi kilang-kilang minyak di Indonesia hampir sudah berumur cukup tua.
"Kilang yang kita miliki di Balongan dibangun tahun 90-an dan beroperasi pada tahun 1994. Jadi sudah beroperasi sekitar 26 tahun. Yang lain-lain ada 36 tahun, 50 tahun, bahkan yang hampir 100 tahun pun ada," ungkapnya.
(fai)