IHSG Diyakini Tumbuh Lebih Baik di 2020

Rabu, 01 Januari 2020 - 21:55 WIB
IHSG Diyakini Tumbuh...
IHSG Diyakini Tumbuh Lebih Baik di 2020
A A A
JAKARTA - Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) untuk tahun 2020 diyakini lebih baik dari 2019. Pada 2019 IHSG masih mencatatkan pertumbuhan positif meskipun tipis, yakni naik 2,18% ke posisi 6.329,31 hingga 27 Desember 2019.

Head of Equity Research BNI Sekuritas Kim Kwie Sjamsudin melihat adanya potensi pertumbuhan IHSG yang lebih baik di tahun 2020 ini. Di tahun 2019 banyak tekanan yang membuat kinerja indeks di bawah target. Seperti pertumbuhan laba pasar di bawah ekspektasi pasar, dan juga ada faktor beberapa reksa dana yang bermasalah sehingga menjadi sentimen negatif pada bulan November 2019.

"Akhir tahun 2020, kami proyeksikan IHSG ke level 6.850. Ini proyeksi moderat. Sedangkan PDB Indonesia kami prediksi tumbuh di kisaran 5,1-5,2% untuk 2020 dan Inflasi akan di kisaran 3,4-3,7%," ujar Kim Kwie di Jakarta, Rabu (1/1/2020).

Dia menjelaskan, tahun 2020 prospeknya lebih baik karena pertumbuhan ekonomi di emerging market mengalami bottoms out di 2019. Namun tahun 2020 diyakini akan mulai meningkat perlahan. Sentimen pendorong dari pesat global adalah perang dagang antara AS dan China yang sudah mulai mereda. Kemudian perbaikan untuk outlook pertumbuhan ekonomi untuk emerging market, serta potensi peningkatan pertumbuhan laba untuk perusahaan-perusahaan di Tanah Air.

"Aliran investasi asing akan lebih baik di tahun 2020. Tahun lalu ada kenaikan bobot di pasar China, sehingga fund manager asing banyak yang mengalihkan investasi dari pasar Indonesia dan negara-negara berkembang lainnya ke pasar China," ujarnya.

Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia Krizia Maulana juga melihat penurunan kinerja IHSG sejak awal 2019 sampai akhir November 2019 dengan penurunan sebesar 2,95%. Kinerja IHSG kalah jika dibandingkan negara kawasan Asia lainnya. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan earning yang relatif lemah di tahun ini.

Untuk pasar obligasi, pasar obligasi Indonesia (BINDO) mencatatkan kenaikan sebesar 13,60% sampai dengan akhir November 2019. Hal ini didorong oleh imbal hasil real yield yang cukup tinggi, dan juga kebijakan moneter akomodatif bank sentral global. "Di tahun 2020, pemulihan ekonomi Indonesia akan berjalan bertahap. Diharapkan pemulihan ekonomi terjadi seiring meredanya ketegangan antara AS dan China," ujar Krizia.

Menurutnya pelonggaran fiskal yang relatif tidak terlalu agresif, akibat defisit fiskal yang dibatasi di bawah 3% menyebabkan dampaknya pada pertumbuhan ekonomi juga relatif terbatas. Peningkatan daya saing, khususnya untuk area non komoditas menjadi sangat krusial. "Ini penting untuk meningkatkan investasi yang diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi lebih tinggi lagi," ujarnya.

Analis pasar modal dari Anugerah Mega Investama Hans Kwee memproyeksikan awal Januari IHSG pada tanggal 2 diperkirakan masih akan mengalami kenaikan terbatas. Indeks masih rawan aksi ambil untung karena kenaikan yang cukup signifikan selama Desember.

"Pelaku pasar kami rekomendasikan aksi jual saat naik atau SOS ketika pasar mengalami kenaikan signifikan. Support IHSG ada di level 6.300 sampai 6.270 dan resistance di level 6.348 sampai 6.370," ujar Hans.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1347 seconds (0.1#10.140)