Pertamina Fokus Kembangkan Blok Terminasi di 2020
A
A
A
JAKARTA - PT Pertamina (Persero) tahun ini fokus melaksanakan program Optimasi Pengembangan Lapangan-Lapangan (OPLL) di sejumlah blok minyak dan gas bumi (migas) terminasi. Optimasi produksi tersebut bertujuan untuk menekan penurunan laju produksi (decline rate) pada lapangan yang relatif sudah tua.
Direktur Hulu Pertamina Dharmawan H Samsu merinci, blok-blok terminasi tersebut adalah Blok Mahakam, Blok Sanga-Sanga, Blok East Kalimantan dan Attaka. "Optimasi produksi dilakukan untuk menekan laju penurunan produksi, bahkan bukan tidak mungkin untuk meningkatkan produksi migas," ujar dia di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (3/1/2019).
Dharmawan berharap pemerintah memberikan insentif untuk pengembangan disejumlah blok terminasi tersebut. Dia menjeleskan, misalnya di Blok Sanga-Sanga Pertamina akan memulai pengeboran 755 sumur pengembangan. "Nah, itu adalah bagaimana caranya supaya aset seperti Blok Sanga-Sanga bisa dikembangkan. Berhubung usianya sudah tua kita harapkan mendapatkan insentif," kata dia.
Dia mengatakan bahwa insentif diperlukan supaya proses pengembangan awal hingga masa produksi, perusahaan migas pelat merah tersebut tetap mendapatkan nilai keekonomian. "Secara garis besar bagaimana pemerintah juga memberikan keringanan-keringanan dari sisi misalnya split, perizinan yang dipermudah dan juga masalah sewa aset," ujarnya.
Dharmawan mengatakan, meskipun usia lapangan sudah tua tiga blok migas tersebut masih memiliki potensi untuk terus dikembangkan sehingga siklus lapangan migas dapat terus diperpanjang. Terkait rencana OPLL di Blok East Kalimantan dan Attaka, Pertamina masih akan mengajukan kepada Satuan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas).
"Saat ini OPLL masih di evaluasi. Jadi untuk OPLL satu itu Mahakam, OPLL dua Sanga-Sanga dan PHKT belum di submit sedang evaluasi," kata dia.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto sempat mengatakan bahwa Pertamina selaku pengelola Blok Sanga-Sanga sudah mengajukan proposal rencana pengembangan untuk pengeboran 755 sumur di Blok Sanga-Sanga. Meski begitu, Pertamina tengah menunggu persetujuan dari SKK Migas karena meminta insentif dari pemerintah. Pihaknya menyatakan bahwa Menteri ESDM Arifin Tasrif telah memberikan ruang kepada Pertamina untuk diberikan insentif.
Dwi mengungkapkan bahwa saat ini masih melihat jenis insentif yang akan diberikan kepada Pertamina supaya selanjutnya dapat diproses oleh Menteri ESDM. "Blok Sanga-Sanga punya potensi besar, tentu perlu kalkulasi mengenai keekonomiannya. Menteri ESDM memberikan support agar lebih fleksibel dalam melihat tingkat keekonomian ini. Perubahan-perubahan insentif dimungkinkan," tegasnya.
Direktur Hulu Pertamina Dharmawan H Samsu merinci, blok-blok terminasi tersebut adalah Blok Mahakam, Blok Sanga-Sanga, Blok East Kalimantan dan Attaka. "Optimasi produksi dilakukan untuk menekan laju penurunan produksi, bahkan bukan tidak mungkin untuk meningkatkan produksi migas," ujar dia di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (3/1/2019).
Dharmawan berharap pemerintah memberikan insentif untuk pengembangan disejumlah blok terminasi tersebut. Dia menjeleskan, misalnya di Blok Sanga-Sanga Pertamina akan memulai pengeboran 755 sumur pengembangan. "Nah, itu adalah bagaimana caranya supaya aset seperti Blok Sanga-Sanga bisa dikembangkan. Berhubung usianya sudah tua kita harapkan mendapatkan insentif," kata dia.
Dia mengatakan bahwa insentif diperlukan supaya proses pengembangan awal hingga masa produksi, perusahaan migas pelat merah tersebut tetap mendapatkan nilai keekonomian. "Secara garis besar bagaimana pemerintah juga memberikan keringanan-keringanan dari sisi misalnya split, perizinan yang dipermudah dan juga masalah sewa aset," ujarnya.
Dharmawan mengatakan, meskipun usia lapangan sudah tua tiga blok migas tersebut masih memiliki potensi untuk terus dikembangkan sehingga siklus lapangan migas dapat terus diperpanjang. Terkait rencana OPLL di Blok East Kalimantan dan Attaka, Pertamina masih akan mengajukan kepada Satuan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas).
"Saat ini OPLL masih di evaluasi. Jadi untuk OPLL satu itu Mahakam, OPLL dua Sanga-Sanga dan PHKT belum di submit sedang evaluasi," kata dia.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto sempat mengatakan bahwa Pertamina selaku pengelola Blok Sanga-Sanga sudah mengajukan proposal rencana pengembangan untuk pengeboran 755 sumur di Blok Sanga-Sanga. Meski begitu, Pertamina tengah menunggu persetujuan dari SKK Migas karena meminta insentif dari pemerintah. Pihaknya menyatakan bahwa Menteri ESDM Arifin Tasrif telah memberikan ruang kepada Pertamina untuk diberikan insentif.
Dwi mengungkapkan bahwa saat ini masih melihat jenis insentif yang akan diberikan kepada Pertamina supaya selanjutnya dapat diproses oleh Menteri ESDM. "Blok Sanga-Sanga punya potensi besar, tentu perlu kalkulasi mengenai keekonomiannya. Menteri ESDM memberikan support agar lebih fleksibel dalam melihat tingkat keekonomian ini. Perubahan-perubahan insentif dimungkinkan," tegasnya.
(fjo)