Kurs Rupiah Menguat Sepanjang 2019, Ini Penyebabnya

Selasa, 07 Januari 2020 - 16:17 WIB
Kurs Rupiah Menguat...
Kurs Rupiah Menguat Sepanjang 2019, Ini Penyebabnya
A A A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah pada 2019 tercatat menguat yang berada pada level Rp14.146 terhadap dolar Amerika Serikat (USD) atau terapresiasi 3,9%. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menerangkan, penguatan kurs rupiah karena adanya kenaikan pasokan valas.

"Nilai tukar rupiah cenderung menguat di tahun 2019 dan ada kenaikan supply uang beredar, maka nilai tukar rupiah alami perbaikan atau penguatan di 2019," ujar Menkeu Sri Mulyani di Jakarta, Selasa (7/1/2020).

Lebih lanjut terang dia, apreasisi nilai tukar mencapai 3,9% di end of period ini karena didorong supply currency asing meningkat. "Stabilitas penurunan bunga, inflasi rendah juga pengaruhi obligasi pemerintah," jelasnya.

Sebagai informasi saat ini nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada awal pekan ini dibuka melemah. Rupiah dibuka dekati Rp14.000 per USD. Mengutip Bloomberg Dollar Index, Senin (6/1/2020) pukul 10.43 WIB, Rupiah pada perdagangan spot exchange melemah 36 poin atau 0,26% ke level Rp13.966 per USD.

Rupiah bergerak di kisaran Rp13.933-Rp13.966 per USD. Adapun, YahooFinance mencatat Rupiah tak bergerak di level Rp13.894 per USD. Rupiah bergerak di kisaran Rp13.894-Rp13.894 per USD.

Di sisi lain berikut realisasi APBN sepanjang 2019 dengan pertumbuhan ekonomi terealisasi 5,05% dari target APBN 5,3%. Angka ini lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya realisasi 5,17% dengan target APBN 2018 5,4%.

Selanjutnya angka inflasi realisasi 2,72% dari target 3,5%. Angka ini lebih rendah dibandingkan periode 2018 sebesar 3,1% dengan target 3,5%. Tingkat bunga SPN 3 bulan 5,6% lebih tinggi dari target 5,3%.

Kemudian nilai tukar rupiah terhadap dolar AS Rp 14.146 lebih rendah dibanding target APBN 2019 sebesar Rp15.000. Sedangkan harga minyak mentah Indonesia tercatat USD62 per barrel dari target USD70. Kemudian lifting minyak 741 ribu barel per hari lebih rendah dibanding target 775 ribu barel per hari.

Untuk lifting gas 1.050 ribu barel per hari di bawah target APBN 1.250 ribu barel per hari. Sedangkan untuk penerimaan pajak migas dan non migas Rp1.332,2 triliun atau hanya 84,4% dari target APBN 2019 sebesar Rp1.577,6 triliun.

Belanja negara sebesar Rp2.310,2 triliun atau 93,9% dari target APBN Rp2.461,1 triliun. Keseimbangan primer tercatat mengalami kontraksi sebesar Rp77,5 triliun lebih tinggi dari target Rp20,1 triliun. Kemudian pembiayaan anggaran Rp399,5 triliun 134,9% dari target Rp296 triliun.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1472 seconds (0.1#10.140)