Indef: Konflik AS-Iran Bisa Ganggu Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Kamis, 09 Januari 2020 - 21:09 WIB
Indef: Konflik AS-Iran Bisa Ganggu Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Indef: Konflik AS-Iran Bisa Ganggu Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
A A A
JAKARTA - Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira, mengatakan sinyal resesi ekonomi dunia semakin kuat akibat perang dagang antara Amerika Serikat dan China. Akibat dari konflik dagang dua negara ekonomi besar dunia itu, pertumbuhan ekonomi global hanya mencapai 2,2%.

Dan hal ini ditambah dengan konflik antara AS dengan Iran. "Jika eskalasi konflik AS dan Iran meningkat dan Timur Tengah semakin bergejolak, dampaknya bisa membuat harga minyak mentah Brent melambung, antara USD76 hingga USD80 per barel," terang Bhima kepada SINDOnews di Jakarta, Kamis (9/1/2020).

Dampak langsung akan berpengaruh kepada beban subsidi BBM dan listrik. Dan untuk barang non subsidi, dalam beberapa bulan kedepan kemungkinan melakukan penyesuaian harga alias naik.

Otomatis Inflasi yang lebih tinggi tapi tidak disertai kenaikan pendapatan masyarakat yang signifikan akan menggerus daya beli masyarakat.

"Ketika 56% komponen terbesar ekonomi adalah konsumsi rumah tangga, dan daya beli merosot maka pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa terganggu, tumbuh dibawah 4,8% pada 2020," katanya.

Jangka panjangnya kinerja ekspor makin susah. Pasar non tradisional misalnya Timur Tengah yang prospeknya masih besar bagi Indonesia jadi porak poranda karena perang. "Kita mau ekspor kemana lagi?," cetus dia.

Soal investasi juga tertahan. Para investor cenderung bermain aman dan masuk ke aset safe haven seperti dolar AS dan emas. Realisasi investasi akan terganggu jika prospek geopolitik memburuk.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.6799 seconds (0.1#10.140)