Banyak yang Belum Aman, Bangun Gedung Ada Aturannya
A
A
A
JAKARTA - Belum lama ini Indonesia dikejutkan dengan peristiwa yang cukup mengerikan. Runtuhnya gedung empat lantai di bilangan Slipi, Palmerah, Jakarta Pusat, yang membuat panik warga sekitar. Hal ini karena bangunan tersebut sudah lapuk dan tidak terawat.
Ada banyak alasan mengapa suatu struktur atau bangunan bisa runtuh. Salah satunya dari fondasi lemah karena desain yang belum matang, serta pemilihan bahan material yang tidak sesuai dengan perancangan.
Hal ini ditegaskan oleh pengamat konstruksi, Purwanto. Menurut dia, ideal untuk membangun suatu gedung yang memiliki banyak lantai di dalamnya harus memperhatikan fondasi yang sesuai dengan bentuk desain bangunan tersebut.
”Fondasi adalah elemen pada struktur bangunan yang paling utama karena berperan khusus dalam menahan dan menerima beban. Maka itu, fondasi harus dibuat dengan perencanaan yang matang agar tidak terjadi kesalahan saat pembangunan," jelasnya.
Dari beberapa terjadinya kerusakan hingga robohnya suatu gedung akibat fondasi yang lemah. Kelemahan ini karena desainnya yang belum matang atau tidak pas dengan struktur tanah dan kapasitas gedung tersebut. Robohnya gedung di Bintaro, Tangerang, Banten pada 2016, misalnya, salah satunya karena tidak pasnya bangunan dengan struktur tanah, sehingga gedung tersebut tidak lulus uji kelayakan. Karena itu, gedung tersebut tidak pernah ditempati sejak dibangun pada 1995 dan dibiarkan terbengkalai sampai akhirnya roboh pada 2016. Peristiwa itu terjadi setelah dilakukan perobohan bangunan secara manual yang melibatkan sekitar 12 pekerja.
Hal lain yang harus diperhatikan untuk menentukan apakah bangunan tersebut dapat dikatakan ideal adalah dari sisi material bangunannya. Menurut Purwanto, penggunaan material yang tidak baik akan berpengaruh pada kekuatan bangunan.
"Ada beberapa pengembang yang memanfaatkan hal ini sehingga memilih material yang lebih murah demi untung yang besar," ungkapnya.
Bahan material yang harus diperhatikan dalam membangun sebuah gedung adalah sloof, balok, dan pelat lantai. Bahan material ini berfungsi untuk menyeimbangkan dan menahan rangka dari gedung.
"Fungsi dari sloof dan balok sangat penting, yaitu untuk mengunci serta menyatukan dinding dan menahan rangka yang ada di langit-langit plafon. Jika pengerjaannya dilakukan dengan benar, bangunan pun akan kuat," jelas Purwanto.
Selain dari aspek konstruksi dan bahan material, yang harus diperhatikan saat mendirikan gedung adalah pemeliharaan. Bahkan, hal itu menjadi faktor utama agar bangunan tetap kukuh berdiri.
Pengamat konstruksi, Davy Sukamata, mengatakan jika bangunan dipelihara dengan baik serta tidak diubah fungsinya maka bisa bertahan hingga ratusan tahun. "Buktinya, banyak gedung tua bersejarah yang tetap eksis," jelas pria yang tergabung dalam Himpunan Ahli Konstruksi ini.
Untuk itu, aspek pemeliharaan sangat penting dalam menjaga dan merawat gedung. "Saat musim hujan seperti ini, sebaiknya memeriksa lubang drainase atap serta memastikan saluran tersebut tidak tersumbat," kata Davy.
Lalu memeriksa fondasi bangunan, jika fondasinya terus tergerus maka akan membahayakan gedung. Davy juga menegaskan kalau tanah normal-normal saja kemungkinan beban air hujan berlebih karena lubang saluran tersumbat.
Pemilik serta pengelola gedung ada baiknya tidak melakukan renovasi dengan menambah lantai tanpa rancangan baru dan penguatan. Kasus robohnya gedung karena faktor penambahan lantai pernah terjadi di Medan, Sumatera Utara. Fondasi gedung yang sebelumnya dirancang untuk bangunan tiga lantai, dalam pengembangannya malah ada penambahan dua lantai menjadi lima lantai. Akibatnya saat dilakukan renovasi itu penambahan lantai, bangunan gedung pun roboh karena tidak kuat menahan beban.
"Secara teknis, hal tersebut sangat berbahaya. Terlebih bila dilihat secara hukum, penambahan lantai itu melanggar izin mendirikan bangunan," katanya.(Aprilia S Andyna)
Ada banyak alasan mengapa suatu struktur atau bangunan bisa runtuh. Salah satunya dari fondasi lemah karena desain yang belum matang, serta pemilihan bahan material yang tidak sesuai dengan perancangan.
Hal ini ditegaskan oleh pengamat konstruksi, Purwanto. Menurut dia, ideal untuk membangun suatu gedung yang memiliki banyak lantai di dalamnya harus memperhatikan fondasi yang sesuai dengan bentuk desain bangunan tersebut.
”Fondasi adalah elemen pada struktur bangunan yang paling utama karena berperan khusus dalam menahan dan menerima beban. Maka itu, fondasi harus dibuat dengan perencanaan yang matang agar tidak terjadi kesalahan saat pembangunan," jelasnya.
Dari beberapa terjadinya kerusakan hingga robohnya suatu gedung akibat fondasi yang lemah. Kelemahan ini karena desainnya yang belum matang atau tidak pas dengan struktur tanah dan kapasitas gedung tersebut. Robohnya gedung di Bintaro, Tangerang, Banten pada 2016, misalnya, salah satunya karena tidak pasnya bangunan dengan struktur tanah, sehingga gedung tersebut tidak lulus uji kelayakan. Karena itu, gedung tersebut tidak pernah ditempati sejak dibangun pada 1995 dan dibiarkan terbengkalai sampai akhirnya roboh pada 2016. Peristiwa itu terjadi setelah dilakukan perobohan bangunan secara manual yang melibatkan sekitar 12 pekerja.
Hal lain yang harus diperhatikan untuk menentukan apakah bangunan tersebut dapat dikatakan ideal adalah dari sisi material bangunannya. Menurut Purwanto, penggunaan material yang tidak baik akan berpengaruh pada kekuatan bangunan.
"Ada beberapa pengembang yang memanfaatkan hal ini sehingga memilih material yang lebih murah demi untung yang besar," ungkapnya.
Bahan material yang harus diperhatikan dalam membangun sebuah gedung adalah sloof, balok, dan pelat lantai. Bahan material ini berfungsi untuk menyeimbangkan dan menahan rangka dari gedung.
"Fungsi dari sloof dan balok sangat penting, yaitu untuk mengunci serta menyatukan dinding dan menahan rangka yang ada di langit-langit plafon. Jika pengerjaannya dilakukan dengan benar, bangunan pun akan kuat," jelas Purwanto.
Selain dari aspek konstruksi dan bahan material, yang harus diperhatikan saat mendirikan gedung adalah pemeliharaan. Bahkan, hal itu menjadi faktor utama agar bangunan tetap kukuh berdiri.
Pengamat konstruksi, Davy Sukamata, mengatakan jika bangunan dipelihara dengan baik serta tidak diubah fungsinya maka bisa bertahan hingga ratusan tahun. "Buktinya, banyak gedung tua bersejarah yang tetap eksis," jelas pria yang tergabung dalam Himpunan Ahli Konstruksi ini.
Untuk itu, aspek pemeliharaan sangat penting dalam menjaga dan merawat gedung. "Saat musim hujan seperti ini, sebaiknya memeriksa lubang drainase atap serta memastikan saluran tersebut tidak tersumbat," kata Davy.
Lalu memeriksa fondasi bangunan, jika fondasinya terus tergerus maka akan membahayakan gedung. Davy juga menegaskan kalau tanah normal-normal saja kemungkinan beban air hujan berlebih karena lubang saluran tersumbat.
Pemilik serta pengelola gedung ada baiknya tidak melakukan renovasi dengan menambah lantai tanpa rancangan baru dan penguatan. Kasus robohnya gedung karena faktor penambahan lantai pernah terjadi di Medan, Sumatera Utara. Fondasi gedung yang sebelumnya dirancang untuk bangunan tiga lantai, dalam pengembangannya malah ada penambahan dua lantai menjadi lima lantai. Akibatnya saat dilakukan renovasi itu penambahan lantai, bangunan gedung pun roboh karena tidak kuat menahan beban.
"Secara teknis, hal tersebut sangat berbahaya. Terlebih bila dilihat secara hukum, penambahan lantai itu melanggar izin mendirikan bangunan," katanya.(Aprilia S Andyna)
(nfl)