Yuan China Paling Bersinar, Rupiah Meredup ke Rp13.680
A
A
A
JAKARTA - Kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) berbalik meredup pada penutupan dagang Selasa (14/1/2020). Data Bloomberg mencatat rupiah melemah 8 poin atau 0,05% ke level Rp13.680 per USD.
Sesi pembukaan, rupiah langsung meneruskan penguatan 18 poin atau 0,13% ke level Rp13.655 per USD, setelah Senin sebelumnya berada di Rp13.672 per USD. Selasa ini, rupiah diperdagangkan di Rp13.642-Rp13.690 per USD.
Pelemahan rupiah disebabkan pelaku pasar yang masih pesimis dengan data perekonomian Indonesia. Badan Pusat Statistik dijadwalkan mengumumkan data neraca perdagangan Indonesia bulan Desember 2019 pada esok hari, yang diperkirakan masih negatif.
Hasil konsensus Bloomberg memperkirakan ekspor Indonesia masih kontraksi 1,9% secara year on year (yoy). Sehingga neraca dagang masih defisit USD456,5 juta.
Sementara itu, yuan China menjadi mata uang paling bersinar di Asia pada Selasa ini, merespon jelang kesepakatan dagang fase pertama negaranya dengan Amerika Serikat. Selain itu, Departemen Keuangan AS mencabut status China sebagai manipulator mata uang.
Pengumuman itu datang ketika Wakil Perdana Menteri China Liu He tiba di Washington menjelang penandatanganan perjanjian perdagangan pada Rabu besok, sebagai awal meredakan ketegangan antara kedua negara.
"Keputusan Washington mencabut status manipulator mata uang China telah menambah suasana positif sebelum penandatanganan perjanjian perdagangan," kata Minori Uchida, kepala strategi mata uang di MUFG Bank.
Orang-orang yang akrab dengan perundingan mengatakan bahwa meskipun pencabutan manipulator tidak memiliki konsekuensi nyata bagi Beijing, namun pencabutan status itu merupakan simbol penting bagi para pejabat China.
Selain harapan mereda dalam perang dagang AS-China, data perdagangan China yang solid membantu meningkatkan optimisme terhadap ekonomi Negeri Tirai Bambu dan yuan.
Melansir dari Reuters, ekspor China tumbuh 7,6% dan impor melonjak 16,3% pada Desember dari tahun sebelumnya, keduanya mengalahkan ekspektasi analis.
Alhasil, yuan China diperdagangan dalam negeri menguat menjadi 6,8731 per dolar, level terkuat sejak akhir Juli 2019. Yuan China diperdagangan luar negeri juga menguat ke level terkuat dalam enam bulan, mencapai 6,8662 per dolar AS.
Sementara itu, indeks dolar AS terhadap enam mata uang utama rebound ke posisi 97,373. Dolar AS naik terhadap yen Jepag sebanyak 0,25% menjadi 110,22 yen, tertinggi sejak akhir Mei 2019.
Sesi pembukaan, rupiah langsung meneruskan penguatan 18 poin atau 0,13% ke level Rp13.655 per USD, setelah Senin sebelumnya berada di Rp13.672 per USD. Selasa ini, rupiah diperdagangkan di Rp13.642-Rp13.690 per USD.
Pelemahan rupiah disebabkan pelaku pasar yang masih pesimis dengan data perekonomian Indonesia. Badan Pusat Statistik dijadwalkan mengumumkan data neraca perdagangan Indonesia bulan Desember 2019 pada esok hari, yang diperkirakan masih negatif.
Hasil konsensus Bloomberg memperkirakan ekspor Indonesia masih kontraksi 1,9% secara year on year (yoy). Sehingga neraca dagang masih defisit USD456,5 juta.
Sementara itu, yuan China menjadi mata uang paling bersinar di Asia pada Selasa ini, merespon jelang kesepakatan dagang fase pertama negaranya dengan Amerika Serikat. Selain itu, Departemen Keuangan AS mencabut status China sebagai manipulator mata uang.
Pengumuman itu datang ketika Wakil Perdana Menteri China Liu He tiba di Washington menjelang penandatanganan perjanjian perdagangan pada Rabu besok, sebagai awal meredakan ketegangan antara kedua negara.
"Keputusan Washington mencabut status manipulator mata uang China telah menambah suasana positif sebelum penandatanganan perjanjian perdagangan," kata Minori Uchida, kepala strategi mata uang di MUFG Bank.
Orang-orang yang akrab dengan perundingan mengatakan bahwa meskipun pencabutan manipulator tidak memiliki konsekuensi nyata bagi Beijing, namun pencabutan status itu merupakan simbol penting bagi para pejabat China.
Selain harapan mereda dalam perang dagang AS-China, data perdagangan China yang solid membantu meningkatkan optimisme terhadap ekonomi Negeri Tirai Bambu dan yuan.
Melansir dari Reuters, ekspor China tumbuh 7,6% dan impor melonjak 16,3% pada Desember dari tahun sebelumnya, keduanya mengalahkan ekspektasi analis.
Alhasil, yuan China diperdagangan dalam negeri menguat menjadi 6,8731 per dolar, level terkuat sejak akhir Juli 2019. Yuan China diperdagangan luar negeri juga menguat ke level terkuat dalam enam bulan, mencapai 6,8662 per dolar AS.
Sementara itu, indeks dolar AS terhadap enam mata uang utama rebound ke posisi 97,373. Dolar AS naik terhadap yen Jepag sebanyak 0,25% menjadi 110,22 yen, tertinggi sejak akhir Mei 2019.
(ven)