Harga Minyak Tergelincir Karena Pernyataan Menkeu AS
A
A
A
SINGAPURA - Harga minyak mentah tergelincir pada Rabu (15/1/2020) merespon pernyataan dari Menteri Keuangan Amerika Serikat Steven Mnuchin. Ditengah rencana kesepakatan dagang fase pertama AS dan China, Mnuchin mengatakan bahwa AS akan tetap memberlakukan tarif terhadap barang-barang China hingga selesainya fase kedua.
Pernyataan tersebut membuat ketidakpastian global masih terjadi. Melansir dari Reuters, harga minyak Brent International turun 19 sen atau 0,3% menjadi USD64,30 per barel pada pukul 04:28 GMT. Harga minyak berjangka AS, West Texas Intermediate turun 19 sen atau 0,3% menjadi USD58,04 per barel.
"Permintaan global untuk minyak mentah masih ada halangan karena ketegangan AS dan China masih bertahan setelah pernyataan sikap dari Mnuchin," kata Edward Moya, analis di bursa berjangka OANDA di Singapura.
Ia menambahkan pasar kecewa dengan pemerintahan Trump yang mengisyaratkan tarif akan tetap berlaku hingga selesainya Pemilihan Presiden AS 2020, dimana China harus memenuhi janji mereka di perjanjian fase pertama.
Presiden AS Donald Trump dijadwalkan menandatangani perjanjian fase pertama dengan Wakil Perdana Menteri China, Liu He di Gedung Putih pada Rabu waktu AS. Perjanjian itu mencakup keharusan bagi China untuk membeli produk minyak AS hingga USD50 miliar.
Sementara itu, produksi minyak AS diperkirakan naik ke rekor 13,30 juta barel per hari pada tahun 2020, terutama didorong oleh produksi yang lebih tinggi di wilayah Permian di Texas dan New Mexico.
Pernyataan tersebut membuat ketidakpastian global masih terjadi. Melansir dari Reuters, harga minyak Brent International turun 19 sen atau 0,3% menjadi USD64,30 per barel pada pukul 04:28 GMT. Harga minyak berjangka AS, West Texas Intermediate turun 19 sen atau 0,3% menjadi USD58,04 per barel.
"Permintaan global untuk minyak mentah masih ada halangan karena ketegangan AS dan China masih bertahan setelah pernyataan sikap dari Mnuchin," kata Edward Moya, analis di bursa berjangka OANDA di Singapura.
Ia menambahkan pasar kecewa dengan pemerintahan Trump yang mengisyaratkan tarif akan tetap berlaku hingga selesainya Pemilihan Presiden AS 2020, dimana China harus memenuhi janji mereka di perjanjian fase pertama.
Presiden AS Donald Trump dijadwalkan menandatangani perjanjian fase pertama dengan Wakil Perdana Menteri China, Liu He di Gedung Putih pada Rabu waktu AS. Perjanjian itu mencakup keharusan bagi China untuk membeli produk minyak AS hingga USD50 miliar.
Sementara itu, produksi minyak AS diperkirakan naik ke rekor 13,30 juta barel per hari pada tahun 2020, terutama didorong oleh produksi yang lebih tinggi di wilayah Permian di Texas dan New Mexico.
(ven)