10 Komoditas Ekspor Terbesar Sepanjang 2019
A
A
A
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor Indonesia sepanjang tahun 2019 mencapai USD167,53 miliar atau meningkat dibandingkan November 2019. Akan tetapi menurun 6,94% dibanding periode yang sama tahun 2018.
Berdasarkan sektornya, realiasi itu berasal dari migas sebesar USD12,54 miliar, pertanian USD3,61 miliar, industri pengolahan USD126,57 miliar, serta tambang dan lainnya sebesar USD24,81 miliar.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, sepanjang 2019 kontribusi ekspor Indonesia masih didominasi kelompok bahan bakar mineral (BBM) sebesar 14,35% dengan nilai USD22,22 miliar. Serta dari kelompok lemak dan minyak hewan/nabati dengan kontribusi 11,37% atau senilai USD17,61 miliar. "Jadi dominasi komoditas masih sama seperti tahun sebelumnya, ke depannya kita harus tingkatkan," jelasnya .
Sementara berdasarkan negara tujuan ekspor, sepanjang 2019 China masih menjadi pasar utama Indonesia dengan nilai mencapai USD25,85 miliar atau 16,68% dari total ekspor. Lalu Amerika Serikat sebesar USD17,68 miliar atau 11,41% dari total ekspor.
Kemudian disusul Jepang dengan nilai USD13,75 miliar dengan dominasi 8,87%, India dengan nilai ekspor USD11,66 miliar atau setara dengan dominasi sebesar 7,53%, serta Singapura dengan nilai USD9,07 miliar atau setara 5,85% dari total ekspor.
Menurut provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada Januari–Desember 2019 berasal dari Jawa Barat dengan nilai USD29,94 miliar (17,87%), diikuti Jawa Timur USD18,67 miliar (11,14%) dan Kalimantan Timur USD16,41 miliar (9,79%).
Berikut realisasi ekspor 10 kelompok komoditas utama Indonesia di sepanjang tahun 2019:
1. Bahan bakar mineral (BBM) sebesar USD22,22 miliar, turun 9,70% dari 2018 yang sebesar USD24,61 miliar. Dominasi 14,35% terhadap total ekspor.
2. Lemak dan minyak hewan/nabati sebesar USD17,61 miliar, turun 13,44% dari 2018 yang sebesar USD20,34 miliar. Dominasi 11,37% terhadap total ekspor.
3. Mesin dan perlengkapan elektrik sebesar USD8,54 miliar, turun 3,55% dari 2018 yang sebesar USD8,85 miliar. Dominasi 5,51% terhadap total ekspor.
4. Kendaraan dan bagiannya sebesar USD8,16 miliar, naik 8,06% dari 2018 yang sebesar USD7,55 miliar. Dominasi 5,27% terhadap total ekspor.
5. Besi dan baja sebesar USD7,41 miliar, naik 28,76% dari 2018 yang sebesar USD5,75 miliar. Dominasi 4,78% terhadap total ekspor.
6. Logam mulia, perhiasan/permata sebesar USD6,62 miliar, naik 18,15% dari 2018 yang sebesar USD6,38 miliar. Dominasi 4,27% terhadap total ekspor.
7. Karet dan barang dari karet sebesar USD6,02 miliar, turun 5,60% dari 2018 yang sebesar USD6,38 miliar. Dominasi 3,89% terhadap total ekspor.
8. Mesin dan peralatan mekanis sebesar USD5,43 miliar, turun 7,41% dari 2018 yang sebesar USD5,86 miliar. Dominasi 3,50% terhadap total ekspor.
9. Pakaian dan aksesorinya (bukan rajutan) sebesar USD4,48 miliar, turun 0,24% dari 2018 yang sebesar USD4,49 miliar. Dominasi 2,89% terhadap total ekspor.
10. Alas kaki sebesar USD4,41 miliar, turun 13,70% dari 2018 yang sebesar USD5,11 miliar. Dominasi 2,85% terhadap total ekspor.
Berdasarkan sektornya, realiasi itu berasal dari migas sebesar USD12,54 miliar, pertanian USD3,61 miliar, industri pengolahan USD126,57 miliar, serta tambang dan lainnya sebesar USD24,81 miliar.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, sepanjang 2019 kontribusi ekspor Indonesia masih didominasi kelompok bahan bakar mineral (BBM) sebesar 14,35% dengan nilai USD22,22 miliar. Serta dari kelompok lemak dan minyak hewan/nabati dengan kontribusi 11,37% atau senilai USD17,61 miliar. "Jadi dominasi komoditas masih sama seperti tahun sebelumnya, ke depannya kita harus tingkatkan," jelasnya .
Sementara berdasarkan negara tujuan ekspor, sepanjang 2019 China masih menjadi pasar utama Indonesia dengan nilai mencapai USD25,85 miliar atau 16,68% dari total ekspor. Lalu Amerika Serikat sebesar USD17,68 miliar atau 11,41% dari total ekspor.
Kemudian disusul Jepang dengan nilai USD13,75 miliar dengan dominasi 8,87%, India dengan nilai ekspor USD11,66 miliar atau setara dengan dominasi sebesar 7,53%, serta Singapura dengan nilai USD9,07 miliar atau setara 5,85% dari total ekspor.
Menurut provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada Januari–Desember 2019 berasal dari Jawa Barat dengan nilai USD29,94 miliar (17,87%), diikuti Jawa Timur USD18,67 miliar (11,14%) dan Kalimantan Timur USD16,41 miliar (9,79%).
Berikut realisasi ekspor 10 kelompok komoditas utama Indonesia di sepanjang tahun 2019:
1. Bahan bakar mineral (BBM) sebesar USD22,22 miliar, turun 9,70% dari 2018 yang sebesar USD24,61 miliar. Dominasi 14,35% terhadap total ekspor.
2. Lemak dan minyak hewan/nabati sebesar USD17,61 miliar, turun 13,44% dari 2018 yang sebesar USD20,34 miliar. Dominasi 11,37% terhadap total ekspor.
3. Mesin dan perlengkapan elektrik sebesar USD8,54 miliar, turun 3,55% dari 2018 yang sebesar USD8,85 miliar. Dominasi 5,51% terhadap total ekspor.
4. Kendaraan dan bagiannya sebesar USD8,16 miliar, naik 8,06% dari 2018 yang sebesar USD7,55 miliar. Dominasi 5,27% terhadap total ekspor.
5. Besi dan baja sebesar USD7,41 miliar, naik 28,76% dari 2018 yang sebesar USD5,75 miliar. Dominasi 4,78% terhadap total ekspor.
6. Logam mulia, perhiasan/permata sebesar USD6,62 miliar, naik 18,15% dari 2018 yang sebesar USD6,38 miliar. Dominasi 4,27% terhadap total ekspor.
7. Karet dan barang dari karet sebesar USD6,02 miliar, turun 5,60% dari 2018 yang sebesar USD6,38 miliar. Dominasi 3,89% terhadap total ekspor.
8. Mesin dan peralatan mekanis sebesar USD5,43 miliar, turun 7,41% dari 2018 yang sebesar USD5,86 miliar. Dominasi 3,50% terhadap total ekspor.
9. Pakaian dan aksesorinya (bukan rajutan) sebesar USD4,48 miliar, turun 0,24% dari 2018 yang sebesar USD4,49 miliar. Dominasi 2,89% terhadap total ekspor.
10. Alas kaki sebesar USD4,41 miliar, turun 13,70% dari 2018 yang sebesar USD5,11 miliar. Dominasi 2,85% terhadap total ekspor.
(akr)