Kurs Rupiah Ditutup Loyo Iringi Kejatuhan Yuan China
A
A
A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada akhir perdagangan, Selasa (21/1/2020) ditutup lesu untuk melengkapi tren negatif sepanjang hari ini. Pelemahan mata uang Garuda mengiringi kejatuhan Yuan China di tengah menyebarnya virus misterius, sedangkan Yen Jepang mencerak rally seiring investor yang menjauh dari aset berisiko.
Posisi rupiah melihat data Bloomberg, pada perdagangan spot exchange merosot ke posisi Rp13.669/USD dibandingkan sesi penutupan Senin, kemarin Rp13.639 per USD. Rupiah hari ini bergerak di antara level Rp13.642 sampai dengan Rp13.675/USD.
Data Yahoo Finance menunjukkan rupiah jatuh hingga menyentuh level Rp13.665 per USD dari sebelumnya Rp13.633/USD. Pergerakan harian rupiah pada hari ini berada pada kisaran Rp13.625-Rp13.670/USD.
Berdasarkan data SINDOnews bersumber dari Limas, rupiah menyusut pada posisi Rp13.685/USD atau tidak lebih baik dari level sebelumnya Rp13.680/USD. Kurs rupiah kembali tertekan, meski sentimen positif datang dari perdagangan saat AS dan China mencapai kesepakatan awal.
Menurut kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah tertahan pada zona merah di Rp13.658/USD untuk menjadi sinyal keterpurukan mata uang Garuda. Posisi ini memperlihatkan rupiah menyusut usai sebelumnya bertengger di Rp13.654/USD .
Di sisi lain seperti dilansir Reuters, Yuan Cina jatuh pada perdagangan hari Selasa untuk menjauh dari posisi tertinggi enam bulan terhadap dolar AS. Sementara Yen menjaga tren penguatan seiring penyebaran virus pneumonia di China telah memicu keengganan pada aset risiko dan mempengaruhi pasar dunia.
Di pasar mata uang, Yuan menanggung beban usai jatuh hampir 0,7% dalam perdagangan offshore untuk berada pada posisi 6,9126 per dolar. Yuan sempat menyentuh posisi terendah lebih dari satu pekan di 6,9094.
Indeks dolar yang mengukur nilai greenback terhadap enam mata uang utama lainnya cenderung stabil pada posisi 97,602 atau masih di dekat level tertinggi dalam sebulan. Selanjutnya Euro dan Poundsterling melunak terhadap dolar, dengan fokus beralih ke data kemudian terbaru tentang proyeksi ekonomi.
Posisi rupiah melihat data Bloomberg, pada perdagangan spot exchange merosot ke posisi Rp13.669/USD dibandingkan sesi penutupan Senin, kemarin Rp13.639 per USD. Rupiah hari ini bergerak di antara level Rp13.642 sampai dengan Rp13.675/USD.
Data Yahoo Finance menunjukkan rupiah jatuh hingga menyentuh level Rp13.665 per USD dari sebelumnya Rp13.633/USD. Pergerakan harian rupiah pada hari ini berada pada kisaran Rp13.625-Rp13.670/USD.
Berdasarkan data SINDOnews bersumber dari Limas, rupiah menyusut pada posisi Rp13.685/USD atau tidak lebih baik dari level sebelumnya Rp13.680/USD. Kurs rupiah kembali tertekan, meski sentimen positif datang dari perdagangan saat AS dan China mencapai kesepakatan awal.
Menurut kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah tertahan pada zona merah di Rp13.658/USD untuk menjadi sinyal keterpurukan mata uang Garuda. Posisi ini memperlihatkan rupiah menyusut usai sebelumnya bertengger di Rp13.654/USD .
Di sisi lain seperti dilansir Reuters, Yuan Cina jatuh pada perdagangan hari Selasa untuk menjauh dari posisi tertinggi enam bulan terhadap dolar AS. Sementara Yen menjaga tren penguatan seiring penyebaran virus pneumonia di China telah memicu keengganan pada aset risiko dan mempengaruhi pasar dunia.
Di pasar mata uang, Yuan menanggung beban usai jatuh hampir 0,7% dalam perdagangan offshore untuk berada pada posisi 6,9126 per dolar. Yuan sempat menyentuh posisi terendah lebih dari satu pekan di 6,9094.
Indeks dolar yang mengukur nilai greenback terhadap enam mata uang utama lainnya cenderung stabil pada posisi 97,602 atau masih di dekat level tertinggi dalam sebulan. Selanjutnya Euro dan Poundsterling melunak terhadap dolar, dengan fokus beralih ke data kemudian terbaru tentang proyeksi ekonomi.
(akr)