Erick Thohir Ajak Gapensi Tingkatkan Pembangunan Infrastruktur
A
A
A
JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, mengajak Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi) untuk bersinergi dalam meningkatkan perannya dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia. Melalui peningkatan infrastruktur, kata Erick, maka dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan daya saing Indonesia.
Dalam gerakan ini, BUMN bersama Gapensi menggelar pameran nasional pada 29-30 Januari, dengan tema "Rantai Pasok Material dan Peralatan Konstruksi Mendukung Pembangunan Nasional".
Ajakan ini disambut baik oleh Sekretaris Jenderal Gapensi, Andi Rukman Karumpa. Ia menjelaskan saat ini, kondisi dunia industri konstruksi nasional tidak dalam kondisi yang terlalu menggembirakan.
"Pembangunan infrastruktur nasional secara besar-besaran dalam lima tahun terakhir ini belum diikuti secara linier dengan tumbuh perkembangnya industri pendukungnya seperti industri manufaktur dan material untuk keperluan konstruksi," ujar Andi Rukman di Jakarta, Rabu (22/1/2020).
Tidak hanya itu, Andi Rukman menambahkan, serbuan teknologi dan material konstruksi impor, serta masuknya investasi industri manufaktur dari luar tanpa melalui strategi yang tepat sering tidak memberikan efek positif bagi industri nasional.
"Masalah ini tentu tidak bisa diselesaikan oleh pemerintah saja, tapi konstribusi seluruh pemangku kepentingan sangat diperlukan sesuai dengan kapasitas masing-masing," jelasnya.
Dalam gerakan ini, BUMN bersama Gapensi menggelar pameran nasional pada 29-30 Januari, dengan tema "Rantai Pasok Material dan Peralatan Konstruksi Mendukung Pembangunan Nasional".
Ajakan ini disambut baik oleh Sekretaris Jenderal Gapensi, Andi Rukman Karumpa. Ia menjelaskan saat ini, kondisi dunia industri konstruksi nasional tidak dalam kondisi yang terlalu menggembirakan.
"Pembangunan infrastruktur nasional secara besar-besaran dalam lima tahun terakhir ini belum diikuti secara linier dengan tumbuh perkembangnya industri pendukungnya seperti industri manufaktur dan material untuk keperluan konstruksi," ujar Andi Rukman di Jakarta, Rabu (22/1/2020).
Tidak hanya itu, Andi Rukman menambahkan, serbuan teknologi dan material konstruksi impor, serta masuknya investasi industri manufaktur dari luar tanpa melalui strategi yang tepat sering tidak memberikan efek positif bagi industri nasional.
"Masalah ini tentu tidak bisa diselesaikan oleh pemerintah saja, tapi konstribusi seluruh pemangku kepentingan sangat diperlukan sesuai dengan kapasitas masing-masing," jelasnya.
(ven)