Menhub Tegaskan Runway 3 Bandara Soetta Ciptakan Efisiensi

Senin, 27 Januari 2020 - 09:04 WIB
Menhub Tegaskan Runway 3 Bandara Soetta Ciptakan Efisiensi
Menhub Tegaskan Runway 3 Bandara Soetta Ciptakan Efisiensi
A A A
TANGERANG - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menegaskan, keberadaan runway tiga Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta) tidak hanya memberikan tambahan pergerakan pesawat, namun mampu meningkatkan kualitas safety dan pelayanan.

“Jadi saya ingin memastikan bahwa keberadaan runway tiga di Soekarno-Hatta ini punya manfaat besar. Bukan hanya menambah pergerakan pesawat namun juga lebih memberikan safety dan efisiensi,” ujarnya usai meninjau runway tiga Bandara Soekarno-Hatta di Tangerang, Banten, Minggu (26/1/2020).

Menurut dia, optimalisasi juga lebih maksimal sebab tidak hanya runway tiga yang tersedia namun dilengkapi dengan East cross Taxi way. “Jadi antrian pesawat yang mau landing dan take off bisa lebih singkat,” tukasnya.

Pada kesempatan itu Menhub Budi Karya didampingi Direktur Jenderal Perhubungan Udara Polana B Pramesti, Direktur Utama Air Navigation (Airnav) Novie Riyanto, Peesiden Direktur Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin serta Pengamat penerbangan Gerry Soejatman.

Dirut Airnav Novie Riyanto mengatakan, optimalisasi take off / landing dengan keberadaan runway tiga di bandara soetta mampu melayani 81 pergerakan pesawat perjam atau per hari bisa mencapai 1.100-1200 pergerakan.

Dia menyebutkan model operasi runway tiga terintegrasi dengan runway 1 dan runway 2. “Jadi sangat maksimal. Apalagi pada musim-musim puncak penerbangan seperti natal dan tahun baru kemarin,” ungkapnya.

Dia menambahkan, proses untuk terus memaksimalkan runway tiga juga akan terus dilakukan. “Peningkatannya masih bisa terus dilakukan sebab runway tiga ini melengkapi. Nanti tinggal menyesuaikan kebutuhan yang ada saja,” tandasnya.

Sementara Presiden Direktur AP II, Muhammad Awaluddin mengatakan, runway tiga bukan hanya mampu memaksimalkan pergerakan pesawat. Lebih dari itu keberadaannya bisa sebagai penunjang. Artinya, ketika ada masalah di salah satu runway keberadaan dua runway di Soetta akan saling menunjang.

“Jadi kita jangan melihat satu runway saja. Runway tiga ini terintegrasi bukan hanya dengan runway satu dan dua namun juga integrasinya bisa ke Bandara Halim misalnya. Ketika Halim mengalami kondisi luar biasa pemanfaatan tiga runway di bandara soetta bisa dimaksimalkan,” pungkasnya.

Pengamat penerbangan Gerry Soejatman yang hadir sebagai pembanding menyatakan bahwa pemanfaatan runway tiga tidak perlu diragukan ragi, sebab penggunaan tiga landasan udara pada satu bandara di Indonesia pertama kali baru dilakukan oleh Bandara Soekarno-Hatta.

“Jadi kalau ada yang menyatakan bahwa runway tiga tidak maksimal sebenarnya bukan tidak maksimal tapi bisa sangat maksimal. Bahkan dengan jarak hanya 500 meter dari runway tiga ke runway dua bisa efisien jika melalui proses dan tahapan yang benar,” ungkapnya.

Salah satu tahapan itu adalah runway tiga yang dilengkapi dengan akses East cross Taxi way. Dia membandingkan bandara di Dubai dimana dua runwaynya hanya memiliki jarak sekitar 300 meter.

“Di Dubai itu jaraknya cuman sekitar 300 meter tapi bisa maksimal. Kita bisa ke arah sana melalui proses. Jadi bukan tidak maksimal atau buang-buang anggaran seperti yang dikatakan kalangan pengamat,” pungkasnya.
(ind)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5444 seconds (0.1#10.140)