Restrukturisasi Utang, 10 Bank Bantu Selamatkan Krakatau Steel
A
A
A
JAKARTA - PT Krakatau Steel (persero) Tbk telah menyepakati restrukturisasi utang senilai USD2 miliar atau setara Rp27,4 triliun (Kurs Rp13.664 per USD) yang merupakan terbesar di Indonesia. Kesepakatan restrukturisasi ini telah ditandatangani oleh keseluruhan kreditur pada 12 Januari 2020 lalu.
Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim mengatakan restrukturisasi utang ini melibatkan 10 bank nasional, swasta nasional dan swasta asing. Adapun sepuluh bank itu yakni PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank ICBC Indonesia.
Selanjutnya Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia Eximbank), PT Bank Central Asia Tbk, PT Bank DBS Indonesia dan PT Bank OCBC NISP Tbk mengawali perjanjian aksesi atau penundukannya terhadap perjanjian induk restrukturisasi. Serta dua bank swasta lainnya yakni Standard Chatered Bank Indonesia dan PT CIMB Niaga Tbk turut tunduk dalam perjanjian induk yang sama.
"Penandatanganan persetujuan pembiayaan ini dilakukan untuk mendukung Rencana Transformasi Bisnis dan Keuangan Krakatau Steel menjadi lebih sehat. Beban bunga dan kewajiban pembayaran pokok pinjaman menjadi lebih ringan sehingga membantu perbaikan kinerja perusahaan dan memperkuat cashflow perusahaan," kata Silmy di Jakarta, Selasa (28/1/2020).
Dia melanjutkan proyek restrukturisasi ini berlangung selama sembilan tahun antara periode 2019 hingga 2027 dalam jangka panjang diharapkan operasi perusahaan menjadi lebih baik. “Melalui restrukturisasi ini, total beban bunga selama sembilan tahun hutang dapat diturunkan secara signifikan dari USD 847 juta menjadi USD 466 juta. Selain itu, penghematan biaya juga kita dapatkan dari restrukturisasi Krakatau Steel hutang selama sembilan tahun sebesar USD685 juta," jelasnya.
Sambung dia menambahkan sepanjang tahun 2019, sudah banyak yang dilakukan Krakatau Steel dalam rangka melakukan transformasi perusahaan selain restrukturisasi utang. Di antaranya optimalisasi tenaga kerja dan menerapkan operation excellence sehingga Krakatau Steel lebih efisien dan kompetitif.
"Kemudian di September dan November 2019 secara berturut-turut kami berhasil melampaui rekor produksi HRC dan CRC. Dengan segala capaian ini kami optimistis di tahun 2020, Krakatau Steel akan mempunyai catatan yang lebih gemilang," imbuh Silmy.
Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim mengatakan restrukturisasi utang ini melibatkan 10 bank nasional, swasta nasional dan swasta asing. Adapun sepuluh bank itu yakni PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank ICBC Indonesia.
Selanjutnya Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia Eximbank), PT Bank Central Asia Tbk, PT Bank DBS Indonesia dan PT Bank OCBC NISP Tbk mengawali perjanjian aksesi atau penundukannya terhadap perjanjian induk restrukturisasi. Serta dua bank swasta lainnya yakni Standard Chatered Bank Indonesia dan PT CIMB Niaga Tbk turut tunduk dalam perjanjian induk yang sama.
"Penandatanganan persetujuan pembiayaan ini dilakukan untuk mendukung Rencana Transformasi Bisnis dan Keuangan Krakatau Steel menjadi lebih sehat. Beban bunga dan kewajiban pembayaran pokok pinjaman menjadi lebih ringan sehingga membantu perbaikan kinerja perusahaan dan memperkuat cashflow perusahaan," kata Silmy di Jakarta, Selasa (28/1/2020).
Dia melanjutkan proyek restrukturisasi ini berlangung selama sembilan tahun antara periode 2019 hingga 2027 dalam jangka panjang diharapkan operasi perusahaan menjadi lebih baik. “Melalui restrukturisasi ini, total beban bunga selama sembilan tahun hutang dapat diturunkan secara signifikan dari USD 847 juta menjadi USD 466 juta. Selain itu, penghematan biaya juga kita dapatkan dari restrukturisasi Krakatau Steel hutang selama sembilan tahun sebesar USD685 juta," jelasnya.
Sambung dia menambahkan sepanjang tahun 2019, sudah banyak yang dilakukan Krakatau Steel dalam rangka melakukan transformasi perusahaan selain restrukturisasi utang. Di antaranya optimalisasi tenaga kerja dan menerapkan operation excellence sehingga Krakatau Steel lebih efisien dan kompetitif.
"Kemudian di September dan November 2019 secara berturut-turut kami berhasil melampaui rekor produksi HRC dan CRC. Dengan segala capaian ini kami optimistis di tahun 2020, Krakatau Steel akan mempunyai catatan yang lebih gemilang," imbuh Silmy.
(akr)