Bank Dunia Beri 4 Saran Tingkatkan Kelas Menengah di Indonesia
A
A
A
JAKARTA - World Bank alias Bank Dunia merilis laporan berjudul Aspiring Indonesia: Expanding the Middle Class, yang membahas kelas menengah di Indonesia. Bank Dunia menyatakan kelas menengah di Indonesia telah tumbuh cepat dibandingkan kelas yang lain. Namun masih ada 115 juta masyarakat Indonesia yang rentan untuk kembali miskin.
World Bank Regional Director for Equitable Growth, Finance and Institutions, Hassan Zaman, mengatakan agar Indonesia bisa naik kelas menjadi negara berpendapatan tinggi adalah dengan memperbanyak penduduk kelas menengah. Dengan demikian akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Lantas Bank Dunia memberikan saran kebijakan yang perlu ditempuh pemerintah Indonesia dalam memperbanyak kelas menengah, yaitu:
1. Meningkatkan kualitas pendidikan tingkat lanjutan.
2. Menciptakan layanan kesehatan universal.
3. Meningkatkan administrasi perpajakan agar pemerintah memiliki modal untuk membangun infrastruktur, yang sangat penting untuk mendongkrak produktivitas.
4. Meningkatkan kapasitas layanan di daerah agar masyarakat semakin memiliki kemudahan untuk mengakses pendidikan, kesehatan, sanitasi, dan sebagainya.
Menanggapi ini, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan bakal menampung saran dari Bank Dunia dalam meningkatkan kelas menengah.
"Ide yang disampaikan Bank Dunia sangat penting, juga sangat sesuai dengan pemikiran dan arah kebijakan pemerintah," ujar Sri Mulyani di Jakarta, Kamis (30/1/2020).
Sri Mulyani menerangkan bahwa dalam mendesain sebuah kebijakan, pemerintah selalu menyampaikan sasaran pembangunan. Seperti saat pemerintah menaikkan harga BBM yang sangat tidak populer, namun pada saat yang sama, kesempatan itu dijadikan momen untuk membangun Jaring Pengaman Sosial (JPS) yang sekarang menjadi Program Keluarga Harapan (PKH).
"Indonesia dalam 15 tahun terakhir perjalanan pembangunan, terus berusaha menguatkan kelas menengah tetapi masih belum merata. Untuk itu, kita perlu mengevaluasi lebih lanjut untuk mengetahui sumber permasalahannya," jelasnya.
Ia menambahkan saran dari Bank Dunia akan diadopsi bahkan diimplementasikan. "Ada persamaan (saran Bank Dunia dan visi pemerintah) seperti pelayanan dan akses. Seperti peningkatan anggaran pendidikan dan kesehatan," tukasnya.
World Bank Regional Director for Equitable Growth, Finance and Institutions, Hassan Zaman, mengatakan agar Indonesia bisa naik kelas menjadi negara berpendapatan tinggi adalah dengan memperbanyak penduduk kelas menengah. Dengan demikian akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Lantas Bank Dunia memberikan saran kebijakan yang perlu ditempuh pemerintah Indonesia dalam memperbanyak kelas menengah, yaitu:
1. Meningkatkan kualitas pendidikan tingkat lanjutan.
2. Menciptakan layanan kesehatan universal.
3. Meningkatkan administrasi perpajakan agar pemerintah memiliki modal untuk membangun infrastruktur, yang sangat penting untuk mendongkrak produktivitas.
4. Meningkatkan kapasitas layanan di daerah agar masyarakat semakin memiliki kemudahan untuk mengakses pendidikan, kesehatan, sanitasi, dan sebagainya.
Menanggapi ini, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan bakal menampung saran dari Bank Dunia dalam meningkatkan kelas menengah.
"Ide yang disampaikan Bank Dunia sangat penting, juga sangat sesuai dengan pemikiran dan arah kebijakan pemerintah," ujar Sri Mulyani di Jakarta, Kamis (30/1/2020).
Sri Mulyani menerangkan bahwa dalam mendesain sebuah kebijakan, pemerintah selalu menyampaikan sasaran pembangunan. Seperti saat pemerintah menaikkan harga BBM yang sangat tidak populer, namun pada saat yang sama, kesempatan itu dijadikan momen untuk membangun Jaring Pengaman Sosial (JPS) yang sekarang menjadi Program Keluarga Harapan (PKH).
"Indonesia dalam 15 tahun terakhir perjalanan pembangunan, terus berusaha menguatkan kelas menengah tetapi masih belum merata. Untuk itu, kita perlu mengevaluasi lebih lanjut untuk mengetahui sumber permasalahannya," jelasnya.
Ia menambahkan saran dari Bank Dunia akan diadopsi bahkan diimplementasikan. "Ada persamaan (saran Bank Dunia dan visi pemerintah) seperti pelayanan dan akses. Seperti peningkatan anggaran pendidikan dan kesehatan," tukasnya.
(ven)