PLN EPI-RAE Teken MoU Pemanfaatan Limbah Perkebunan untuk Biomassa di Lampung

Sabtu, 18 Mei 2024 - 06:37 WIB
loading...
PLN EPI-RAE Teken MoU...
Limbah dari salah satu perkebunan singkong di Lampung yang akan diolah menjadi biomassa jenis woodchip untuk co-firing PLTU. FOTO/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - PT PLN Energi Primer Indonesia (EPI) dan PT Rindang Asia Energi (RAE) menandatangani nota kesepahaman (MoU) pengembangan ekosistem pemanfaatan limbah perkebunan untuk biomassa. Kerja sama ini merupakan bentuk upaya PLN EPI dalam membangun ekosistem biomassa kerakyatan guna mencapai target Net Zero Emission (NZE) 2060.

Penandatangan nota kesepahaman ini dilakukan oleh Direktur Biomassa PLN EPI Antonius Aris Sudjatmiko dengan Direktur Utama PT RAE Husni Thamrin. Nota kesepahaman ini juga mencakup sinergi penyediaan biomassa ke PLTU di luar wilayah Lampung melalui moda transportasi darat dan laut.

Direktur Utama PLN EPI Iwan Agung Firstantara mengatakan, nota kesepahaman tersebut adalah untuk memperbesar skala sinergi dalam pengembangan ekosistem, bisnis, teknologi, pengelolaan, pemasaran dan pemanfaatan biomassa/bioenergi dengan mengoptimalkan limbah atau residu pertanian, perkebunan, dan kehutanan.



"Saat ini telah dilakukan pilot project pengolahan limbah batang singkong menjadi biomassa serbuk untuk co-firing PLTU, dengan kerja sama ini akan diperluas lagi," tutur Iwan melalui keterangan pers, Sabtu (18/5/2024).

Iwan menegaskan, PLN EPI berkomitmen untuk memberikan kontribusi lebih pada lingkungan, sosial, dan ekonomi, dan bukan hanya sekadar mematuhi regulasi. Untuk mewujudkan hal itu, tegas dia, PLN EPI membangun rantai pasok biomassa yang akan mengurangi emisi gas rumah kaca dari awal hingga akhir dalam rantai pasok biomassa.

"Dengan memanfaatkan residu dan limbah pertanian perkebunan, maka akan terjadi pengurangan emisi yang berasal dari limbah pertanian-perkebunan yang membusuk karena ditimbun atau dibakar. Di hilir, ini akan mengurangi emisi PLTU karena substitusi sebagian batu bara ke biomassa," paparnya.

Dalam membangun ekosistem biomassa tersebut, lanjut dia, juga dilibatkan masyarakat untuk melakukan pembibitan dan penanaman tanaman multifungsi di lahan kritis dan marginal. Selain memberdayakan masyarakat, hal ini juga meningkatkan penyerapan karbon oleh tanah dan tanaman. "Pelibatan masyarakat tani untuk penanaman tanaman pakan ternak di lahan marginal telah berjalan di beberapa lokasi seperti di Gunung Kidul, Cilacap, Tasikmalaya, Pulau Kundur di Kepri, dan wilayah lainnya," tuturnya.



Sementara itu, Direktur Utama RAE Husni Thamrin mengatakan bahwa pihaknya siap bersinergi dalam pengembangan pasokan biomassa yang bersumber dari residu tanaman pertanian perkebunan yang selama ini bertumpuk begitu saja. "Kami sepakat untuk menyediakan pasokan biomassa yang berasal dari produk samping perkebunan seperti serbuk dari batang singkong, bonggol jagung, sekam padi, karet, limbah pengolahan coklat, kelapa sawit dan produk lainnya yang berbasis pemberdayaan dan keterlibatan masyarakat," ujar Husni.

Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Lampung Bambang Sumbogo, yang turut menyaksikan penandatangan MoU ini mengatakan bahwa sumber energi biomassa ini di daerahnya sangat berlimpah. Lampung juga memiliki infrastruktur pelabuhan yang siap digunakan untuk pengiriman biomassa ke PLTU lain di luar Lampung manakala kebutuhan lokal telah tercukupi.

"Kami berharap pemanfaatan limbah pertanian dan perkebunan ini akan mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat, selain juga berkontribusi dalam penurunan emisi melalui program co-firing PLTU. Infrastruktur perhubungan di Lampung sangat siap mendukung hal tersebut," pungkasnya.
(fjo)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2376 seconds (0.1#10.140)