CORE Indonesia: Laporan Bank Dunia Tidak Mengejutkan
A
A
A
JAKARTA - Ekonom CORE Indonesia (Center of Reform on Economics) Piter Abudullah menilai informasi Bank Dunia (World Bank) yang menyebut 115 juta masyarakat Indonesia masih belum bisa naik menjadi kelas berpendapatan menengah tidaklah mengejutkan.
"Hal ini sudah kita ketahui bersama. Memang klaim menurunnya jumlah penduduk miskin harus dikritisi. Karena turunnya jumlah penduduk miskin utamanya hanya pergeseran dari miskin menjadi rentan miskin," ujar Piter Abdullah saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Kamis (30/1/2020).
Dia melanjutkan, proyeksi yang dikemukakan Bank Dunia itu menunjukkan masih besarnya kelompok sangat rentan di Indonesia, yaitu mereka yang apabila terjadi guncangan ekonomi akan kembali miskin.
"Jadi terkait pengentasan kemiskinan ini masih banyak PR (pekerjaan rumah) termasuk bagaimana meningkatkan yamg rentan miskin menjadi berpendapatan menengah. Untuk ini memang tidak mudah karena dibutuhkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkualitas," jelasnya. (Baca Juga: Dongkrak Kelas Menengah di Indonesia, Ini Saran Bank Dunia )
Dia menambahkan, pemerintah bukan hanya menurunkan jumlah penduduk miskin tetapi juga mendorongnya menjadi berpendapatan menengah. "Yang sudah berpendapatan menengah jangan sampai turun menjadi rentan miskin," tandasnya.
Sebelumnya, dalam laporan bertajuk "Aspirasi Indonesia: Memperluas Kelas Menengah" yang dipublikasikan Kamis (30/1/), Bank Dunia menyatakan masih ada 115 juta orang Indonesia yang sebetulnya sudah keluar dari garis kemiskinan namun mereka masih "antri" untuk bisa masuk ke kategori kelas menengah.
"Hal ini sudah kita ketahui bersama. Memang klaim menurunnya jumlah penduduk miskin harus dikritisi. Karena turunnya jumlah penduduk miskin utamanya hanya pergeseran dari miskin menjadi rentan miskin," ujar Piter Abdullah saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Kamis (30/1/2020).
Dia melanjutkan, proyeksi yang dikemukakan Bank Dunia itu menunjukkan masih besarnya kelompok sangat rentan di Indonesia, yaitu mereka yang apabila terjadi guncangan ekonomi akan kembali miskin.
"Jadi terkait pengentasan kemiskinan ini masih banyak PR (pekerjaan rumah) termasuk bagaimana meningkatkan yamg rentan miskin menjadi berpendapatan menengah. Untuk ini memang tidak mudah karena dibutuhkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkualitas," jelasnya. (Baca Juga: Dongkrak Kelas Menengah di Indonesia, Ini Saran Bank Dunia )
Dia menambahkan, pemerintah bukan hanya menurunkan jumlah penduduk miskin tetapi juga mendorongnya menjadi berpendapatan menengah. "Yang sudah berpendapatan menengah jangan sampai turun menjadi rentan miskin," tandasnya.
Sebelumnya, dalam laporan bertajuk "Aspirasi Indonesia: Memperluas Kelas Menengah" yang dipublikasikan Kamis (30/1/), Bank Dunia menyatakan masih ada 115 juta orang Indonesia yang sebetulnya sudah keluar dari garis kemiskinan namun mereka masih "antri" untuk bisa masuk ke kategori kelas menengah.
(ind)