Pemindahan Ibu Kota Daya Tarik Bagi DMS Propertindo Garap Proyek Strategis
A
A
A
JAKARTA - Pemindahan Ibu Kota Negara ke Penajam Paser Utara dan sebagian Kutai Kartanegara di Kalimantan Timur (Kaltim) akan berdampak besar bagi sejumlah kota di sekitarnya. Termasuk Kota Samarinda yang diproyeksikan menjadi salah satu kota terbesar dan paling penting. Sebab itu, PT DMS Propertindo Tbk (KOTA) akan mengembangkan proyek strategis berupa rumah tapak dan area komersial bernama Accola Garden Samarinda.
Berdasarkan data BPS, pertumbuhan ekonomi Samarinda yang merupakan Ibu Kota Provinsi Kalimantan Timur terus meningkat didukung oleh aktivitas industri perdagangan dan pengolahan sumber daya alam yang merupakan penggerak utama. Walaupun sempat melemah akibat sektor batubara, semenjak tahun 2017 sudah mulai bergerak positif 3,54%.
Selain itu, pembangunan infrastruktur jalan tol sepanjang 99,35 km yang menghubungkan Balikpapan dan Samarinda akan memberikan dampak pertumbuhan ekonomi yang positif. Dan dengan berkembangannya berbagai sektor properti, termasuk di dalamnya kawasan komersial dan hunian kelas menengah, akan semakin membentuk economic base wilayah tersebut.
Samarinda memerlukan sebuah kawasan yang terpadu, berskala besar dan terencana dengan baik. Dengan demikian, proyek PT DMS Propertindo Tbk dapat menjadi market leader. Karena itu, perseroan memandang perlu untuk menyesuaikan berbagai perencanaan utama dengan rencana pemerintah dalam merelokasi Ibu Kota Negara.
PT DMS Propertindo Tbk saat ini melalui anak usahanya, PT DMS Prima Sentosa (DMSPS), memiliki persediaan tanah seluas 49,2 hektare (ha) di Samarinda yang akan dikembangkan untuk proyek Accola Garden Samarinda. Analis OSO Sekuritas Sukarno Alatas mengakui, bahwa Samarinda adalah kota yang strategis, terlebih dekat dengan kawasan yang akan menjadi Ibu Kota baru.
Hal ini tentu akan menguntungkan pengembang properti seperti PT DMS Propertindo Tbk yang telah memiliki cadangan lahan (landbank) di sana. “Secara tidak langsung ada potensi yang bisa berdampak positif,” kata dia di Jakarta.
Pemerintah sendiri sedang melakukan kajian pra-masterplan terkait rencana pemindahan Ibu Kota Negara ke Penajam Paser Utara dan sebagian Kutai Kartanegara. Pendapat senada disampaikan analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji Gusta.
Menurut dia, relokasi Ibu Kota ke Kaltim menjadi sentimen positif bagi emiten properti yang memiliki proyek di sekitar wilayah tersebut, salah satunya Samarinda. “Tentu kota-kota di sekitarnya berpotensi memiliki infrastruktur yang lebih progresif, semisal di Samarinda,” ujarnya.
Dengan demikian menurut dia, hal itu akan mendorong pembangunan kawasan hunian yang juga seiring dengan meningkatnya permintaan dari masyarakat. Sementara itu berdasarkan keterangan PT DMS Propertindo Tbk, proyek Accola Garden Samarinda didesain sedemikian rupa, sehingga menciptakan sebuah kawasan hunian yang mampu mengakomodasi gaya hidup modern masyarakat urban.Berada tepat di jalan utama menjadikan Accola Garden Samarinda sebagai kawasan yang eksklusif dengan aksesibilitas yang prima.
Akuisisi Lahan
DMS Propertindo mencatatkan sahamnya (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 9 Juli 2019. Selama penawaran umum perdana (initial public offering/IPO), perseroan melepas sebanyak 9,3 miliar saham dengan harga penawaran Rp200 per saham. Dengan demikian, perseroan berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp 186 miliar.
Pada perdagangan Jumat (31/1), saham perseroan berkode KOTA ditutup naik Rp10 (1,3%) ke posisi Rp 770. Jika dibandingkan dengan harga perdana, KOTA telah memberikan keuntungan (capital gain) sebesar 285%.
Perseroan mengalokasikan dana dari hasil IPO untuk membiayai pembelian lahan potensial di kawasan Bandung Selatan. Sisanya dialokasikan untuk operasional perseroan dan entitas anak, yaitu PT Padjadjaran Raya, dalam bentuk penyertaan modal.
PT DMS Propertindo Tbk memiliki proyek jangka menengah untuk membangun kota mandiri di daerah potensial tersebut secara bertahap dengan luas total lahan 60 hektare. Pengembangan tahap awal lahan tersebut akan memprioritaskan pembangunan perumahan untuk segmen menengah yang membutuhkan hunian dengan harga terjangkau.
Hal ini seiring dengan perkembangan lahan di area sekitar, yang terdapat kawasan industri yang tengah berkembang. Selain ekspansi lahan untuk residensial, perseroan juga akan fokus untuk mengembangkan bisnis hotel yang sudah ada di Bandung dan Yogyakarta.
Berdasarkan data BPS, pertumbuhan ekonomi Samarinda yang merupakan Ibu Kota Provinsi Kalimantan Timur terus meningkat didukung oleh aktivitas industri perdagangan dan pengolahan sumber daya alam yang merupakan penggerak utama. Walaupun sempat melemah akibat sektor batubara, semenjak tahun 2017 sudah mulai bergerak positif 3,54%.
Selain itu, pembangunan infrastruktur jalan tol sepanjang 99,35 km yang menghubungkan Balikpapan dan Samarinda akan memberikan dampak pertumbuhan ekonomi yang positif. Dan dengan berkembangannya berbagai sektor properti, termasuk di dalamnya kawasan komersial dan hunian kelas menengah, akan semakin membentuk economic base wilayah tersebut.
Samarinda memerlukan sebuah kawasan yang terpadu, berskala besar dan terencana dengan baik. Dengan demikian, proyek PT DMS Propertindo Tbk dapat menjadi market leader. Karena itu, perseroan memandang perlu untuk menyesuaikan berbagai perencanaan utama dengan rencana pemerintah dalam merelokasi Ibu Kota Negara.
PT DMS Propertindo Tbk saat ini melalui anak usahanya, PT DMS Prima Sentosa (DMSPS), memiliki persediaan tanah seluas 49,2 hektare (ha) di Samarinda yang akan dikembangkan untuk proyek Accola Garden Samarinda. Analis OSO Sekuritas Sukarno Alatas mengakui, bahwa Samarinda adalah kota yang strategis, terlebih dekat dengan kawasan yang akan menjadi Ibu Kota baru.
Hal ini tentu akan menguntungkan pengembang properti seperti PT DMS Propertindo Tbk yang telah memiliki cadangan lahan (landbank) di sana. “Secara tidak langsung ada potensi yang bisa berdampak positif,” kata dia di Jakarta.
Pemerintah sendiri sedang melakukan kajian pra-masterplan terkait rencana pemindahan Ibu Kota Negara ke Penajam Paser Utara dan sebagian Kutai Kartanegara. Pendapat senada disampaikan analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji Gusta.
Menurut dia, relokasi Ibu Kota ke Kaltim menjadi sentimen positif bagi emiten properti yang memiliki proyek di sekitar wilayah tersebut, salah satunya Samarinda. “Tentu kota-kota di sekitarnya berpotensi memiliki infrastruktur yang lebih progresif, semisal di Samarinda,” ujarnya.
Dengan demikian menurut dia, hal itu akan mendorong pembangunan kawasan hunian yang juga seiring dengan meningkatnya permintaan dari masyarakat. Sementara itu berdasarkan keterangan PT DMS Propertindo Tbk, proyek Accola Garden Samarinda didesain sedemikian rupa, sehingga menciptakan sebuah kawasan hunian yang mampu mengakomodasi gaya hidup modern masyarakat urban.Berada tepat di jalan utama menjadikan Accola Garden Samarinda sebagai kawasan yang eksklusif dengan aksesibilitas yang prima.
Akuisisi Lahan
DMS Propertindo mencatatkan sahamnya (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 9 Juli 2019. Selama penawaran umum perdana (initial public offering/IPO), perseroan melepas sebanyak 9,3 miliar saham dengan harga penawaran Rp200 per saham. Dengan demikian, perseroan berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp 186 miliar.
Pada perdagangan Jumat (31/1), saham perseroan berkode KOTA ditutup naik Rp10 (1,3%) ke posisi Rp 770. Jika dibandingkan dengan harga perdana, KOTA telah memberikan keuntungan (capital gain) sebesar 285%.
Perseroan mengalokasikan dana dari hasil IPO untuk membiayai pembelian lahan potensial di kawasan Bandung Selatan. Sisanya dialokasikan untuk operasional perseroan dan entitas anak, yaitu PT Padjadjaran Raya, dalam bentuk penyertaan modal.
PT DMS Propertindo Tbk memiliki proyek jangka menengah untuk membangun kota mandiri di daerah potensial tersebut secara bertahap dengan luas total lahan 60 hektare. Pengembangan tahap awal lahan tersebut akan memprioritaskan pembangunan perumahan untuk segmen menengah yang membutuhkan hunian dengan harga terjangkau.
Hal ini seiring dengan perkembangan lahan di area sekitar, yang terdapat kawasan industri yang tengah berkembang. Selain ekspansi lahan untuk residensial, perseroan juga akan fokus untuk mengembangkan bisnis hotel yang sudah ada di Bandung dan Yogyakarta.
(akr)