Pertumbuhan Ekonomi 5,02%, BI: Fundamental Ekonomi Tetap Baik
A
A
A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap berdaya tahan di tengah kinerja perekonomian dunia yang melambat. Adapun pertumbuhan ekonomi keseluruhan tahun 2019 tetap baik yakni 5,02%, meskipun lebih rendah dibandingkan capaian tahun 2018 sebesar 5,17%.
Direktur Eksekutif Komunikasi Bank Indonesia, Onny Widjanarko, mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia diprakirakan tetap baik ditopang prospek peningkatan ekspor dan konsumsi rumah tangga.
"Investasi diprakirakan juga meningkat didorong pembangunan infrastruktur serta kenaikan keyakinan pelaku usaha sebagai dampak peningkatan ekspor dan kemudahan iklim berusaha, sejalan dengan kebijakan pemerintah termasuk implementasi Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja," ujar Onny di Jakarta, Kamis (6/2/2020).
Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk menjaga fundamental ekonomi, mendorong permintaan domestik, serta meningkatkan ekspor, pariwisata, dan aliran masuk modal asing, termasuk Penanaman Modal Asing.
"Ke depan BI, mendorong permintaan domestik, serta meningkatkan ekspor, pariwisata, dan aliran masuk modal asing, termasuk Penanaman Modal Asing," jelasnya.
Sebagai informasi, pertumbuhan ekonomi tersebut ditopang oleh permintaan domestik yang tetap baik sedangkan kinerja ekspor menurun. Perkembangan keseluruhan tahun 2019 dicapai setelah pada kuartal IV 2019 pertumbuhan ekonomi tercatat 4,97% (yoy), sedikit melambat dibandingkan pertumbuhan kuartal sebelumnya 5,02% (yoy).
Pertumbuhan ekonomi 2019 banyak ditopang oleh permintaan domestik yang tetap terjaga. Sedangkan ekspor menurun sejalan dengan melambatnya permintaan global dan menurunnya harga komoditas global. Permintaan domestik yang terjaga dipengaruhi stabilnya konsumsi rumah tangga yang tumbuh 5,04% pada 2019, tidak banyak berbeda dengan pertumbuhan tahun sebelumnya sebesar 5,05%. Konsumsi rumah tangga yang terjaga didorong inflasi yang terkendali dan tingkat keyakinan konsumen yang tetap baik.
Konsumsi Lembaga Nonprofit Rumah Tangga (LNPRT) meningkat dari 9,10% pada tahun 2018 menjadi 10,62%, didorong dampak positif penyelenggaraan pemilu 2019. Permintaan domestik juga didukung oleh investasi yang tetap tinggi, terutama investasi bangunan yang tumbuh 5,37%, tidak jauh berbeda dari kinerja 2018 sebesar 5,41%.
Dari sisi lapangan usaha (LU), pertumbuhan ekonomi tahun 2019 terutama didorong kinerja LU jasa-jasa di sektor tersier, terutama sektor komunikasi dan informasi, sektor jasa keuangan dan asuransi dan sektor jasa lainnya.
Direktur Eksekutif Komunikasi Bank Indonesia, Onny Widjanarko, mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia diprakirakan tetap baik ditopang prospek peningkatan ekspor dan konsumsi rumah tangga.
"Investasi diprakirakan juga meningkat didorong pembangunan infrastruktur serta kenaikan keyakinan pelaku usaha sebagai dampak peningkatan ekspor dan kemudahan iklim berusaha, sejalan dengan kebijakan pemerintah termasuk implementasi Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja," ujar Onny di Jakarta, Kamis (6/2/2020).
Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk menjaga fundamental ekonomi, mendorong permintaan domestik, serta meningkatkan ekspor, pariwisata, dan aliran masuk modal asing, termasuk Penanaman Modal Asing.
"Ke depan BI, mendorong permintaan domestik, serta meningkatkan ekspor, pariwisata, dan aliran masuk modal asing, termasuk Penanaman Modal Asing," jelasnya.
Sebagai informasi, pertumbuhan ekonomi tersebut ditopang oleh permintaan domestik yang tetap baik sedangkan kinerja ekspor menurun. Perkembangan keseluruhan tahun 2019 dicapai setelah pada kuartal IV 2019 pertumbuhan ekonomi tercatat 4,97% (yoy), sedikit melambat dibandingkan pertumbuhan kuartal sebelumnya 5,02% (yoy).
Pertumbuhan ekonomi 2019 banyak ditopang oleh permintaan domestik yang tetap terjaga. Sedangkan ekspor menurun sejalan dengan melambatnya permintaan global dan menurunnya harga komoditas global. Permintaan domestik yang terjaga dipengaruhi stabilnya konsumsi rumah tangga yang tumbuh 5,04% pada 2019, tidak banyak berbeda dengan pertumbuhan tahun sebelumnya sebesar 5,05%. Konsumsi rumah tangga yang terjaga didorong inflasi yang terkendali dan tingkat keyakinan konsumen yang tetap baik.
Konsumsi Lembaga Nonprofit Rumah Tangga (LNPRT) meningkat dari 9,10% pada tahun 2018 menjadi 10,62%, didorong dampak positif penyelenggaraan pemilu 2019. Permintaan domestik juga didukung oleh investasi yang tetap tinggi, terutama investasi bangunan yang tumbuh 5,37%, tidak jauh berbeda dari kinerja 2018 sebesar 5,41%.
Dari sisi lapangan usaha (LU), pertumbuhan ekonomi tahun 2019 terutama didorong kinerja LU jasa-jasa di sektor tersier, terutama sektor komunikasi dan informasi, sektor jasa keuangan dan asuransi dan sektor jasa lainnya.
(ven)