Airome Technologies Masuki Pasar Keamanan Finansial Digital di Indonesia

Jum'at, 07 Februari 2020 - 09:36 WIB
Airome Technologies...
Airome Technologies Masuki Pasar Keamanan Finansial Digital di Indonesia
A A A
JAKARTA - Perusahaan pengembang solusi keamanan siber untuk perbankan digital dan sistem pengelolaan dokumen elektronik berbasis di Singapura, Airome Technologies, mengumumkan kemitraan strategis yang kedua di pasar Indonesia.

Perusahaan keamanan siber ini telah menandatangani perjanjian dengan iTEKO sebagai reseller utama di pasar untuk menciptakan solusi go-to-market yang terintegrasi untuk bank dan ekosistem teknologi finansial (fintech) yang dinamis.

"Indonesia berada pada momen penting dalam perjalanan transformasinya. Sebagai negara dengan perekonomian yang terus meningkat, Indonesia mengambil langkah lebih besar melalui pengadopsian teknologi yang pesat, paradigma konsumen yang berkembang, yang membawanya menjadi negara berpenghasilan menengah dalam beberapa tahun ke depan," ujar Co-Founder dan CEO Airome Technologies Denis Kalemberg di Jakarta, Jumat (7/2/2020).

Ia mengatakan kemitraan strategis Airome dengan iTEKO menegaskan komitmen Airome terhadap pasar Indonesia, di mana mereka melihat potensi yang sangat besar untuk meluncurkan PayConfirm. Terlebih lagi, iTEKO sudah memiliki reputasi besar di Rusia sebagai perusahaan penyedia infrastruktur IT yang andal.

"PayConfirm merupakan solusi kami yang aman, mudah digunakan dan nyaman bagi klien bank, dan yang terpenting adalah hemat biaya bagi bank-bank dan lembaga-lembaga keuangan. Kami percaya solusi ini sangat penting, tepat waktu dan relevan dengan pasar, mengingat perubahan dinamis yang terjadi di Indonesia dan yang lebih luas, di wilayah Asia Tenggara," kata Denis.

Sebagai negara dengan jumlah pengguna internet terbesar kelima di dunia, Indonesia telah merasakan manfaat teknologi seluler yang membawa perubahan dalam transaksi keuangan digital.

"Namun, sisi lain dari pertumbuhan ini adalah Indonesia juga menjadi target utama serangan siber," lanjut Denis.

Menurut Badan Siber dan Sandi Nasional (BSSN), Indonesia mengalami 232,45 juta serangan siber pada tahun 2018.

"Ekosistem startup yang dinamis dan sukses di negara ini merupakan bukti dari perubahan positif yang terjadi pada perekonomian Indonesia. Namun, meningkatnya kasus serangan siber adalah masalah yang perlu diatasi oleh negara ini secara cepat dan pasti. Dengan meningkatnya sistem pembayaran digital, kami melihat adanya peningkatan kejahatan penipuan dan transaksi online tanpa izin," ungkap Denis.

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa kemitraan dengan iTEKO diharapkan dapat mempercepat strategi go-to-market mereka untuk kemudian membantu organisasi keuangan di Indonesia dalam menurunkan risiko transaksi tanpa izin yang dihasilkan oleh pihak ketiga baik itu pengelabuan dan penyerangan rekayasa sosial.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1164 seconds (0.1#10.140)