The Fed Diprediksi Tahan Suku Bunga Sepanjang Tahun 2020
A
A
A
JAKARTA - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Muhamad Yusron menyampaikan, sepanjang tahun 2020 The Fed diperkirakan mempertahankan tingkat bunga kebijakan yang berada di level yang sama. Adapun selanjutnya The Fed membuka kemungkinan untuk membeli sekuritas dengan kupon jangka pendek dalam usaha mengurangi tekanan pasar uang.
"Sepanjang prospek ekonomi menunjukkan perkembangan yang konsisten seperti saat ini kebijakan The Fed potensial akan dipertahankan. Menurut Fed funds futures per 22 Januari 2020, pada akhir Juni 2020 terdapat probabilitas sebesar 66,1% bahwa bunga acuan akan tetap dipertahankan pada level saat ini," ujar Yusron di Jakarta, Sabtu (8/2/2020).
Dia melanjutkan, minat investor pada obligasi pemerintah AS yang dianggap safe heaven cukup tinggi sepanjang tahun 2019, akibat tingginya tensi perang dagang AS-China dan juga arah suku bunga acuan Fed Rate. "Pada periode yang sama imbal hasil obligasi Indonesia terpantau turun 5 bps dibanding bulan sebelumnya ke level 7,06," katanya.
Dia pun menambahkan yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun diperkirakan masih akan melanjutkan tren naik. "Perkembangan kondisi geopolitik domestik dan kawasan diperkirakan mempengaruhi preferensi investor di pasar obligasi pemerintah terutama tenor jangka panjang," jelasnya.
Dalam jangka pendek sentimen yang sama juga diperkirakan membuat imbal obligasi pemerintah emerging termasuk Indonesia potensial naik terbatas. "Meski demikian fundamental arah pasar sepanjang 2020 akan positif terhadap pasar obligasi emerging market," jelasnya.
"Sepanjang prospek ekonomi menunjukkan perkembangan yang konsisten seperti saat ini kebijakan The Fed potensial akan dipertahankan. Menurut Fed funds futures per 22 Januari 2020, pada akhir Juni 2020 terdapat probabilitas sebesar 66,1% bahwa bunga acuan akan tetap dipertahankan pada level saat ini," ujar Yusron di Jakarta, Sabtu (8/2/2020).
Dia melanjutkan, minat investor pada obligasi pemerintah AS yang dianggap safe heaven cukup tinggi sepanjang tahun 2019, akibat tingginya tensi perang dagang AS-China dan juga arah suku bunga acuan Fed Rate. "Pada periode yang sama imbal hasil obligasi Indonesia terpantau turun 5 bps dibanding bulan sebelumnya ke level 7,06," katanya.
Dia pun menambahkan yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun diperkirakan masih akan melanjutkan tren naik. "Perkembangan kondisi geopolitik domestik dan kawasan diperkirakan mempengaruhi preferensi investor di pasar obligasi pemerintah terutama tenor jangka panjang," jelasnya.
Dalam jangka pendek sentimen yang sama juga diperkirakan membuat imbal obligasi pemerintah emerging termasuk Indonesia potensial naik terbatas. "Meski demikian fundamental arah pasar sepanjang 2020 akan positif terhadap pasar obligasi emerging market," jelasnya.
(fjo)