IA-CEPA Disepakati, Mendag Genjot Ekspor ke Australia
A
A
A
CANBERRA - Menteri Perdagangan (Mendag) Agus Suparmanto bertolak menuju Canberra, Australia sebagai implementasi Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) untuk meningkatkan akses pasardan investasi Australia di Indonesia. Hal ini menurutnya juga menjadi peluang untuk meningkatkan ekspor Indonesia ke Australia.
“Hal ini tentu merupakan tonggak sejarah yang harus disampaikan kepada rakyat Indonesia bahwa melalui IA-CEPA, akses pasar akan terbuka dan meningkatkan ekspor Indonesia ke Australia,” ujar Mendag Agus, Selasa (11/2/2020).
Sejumlah 6.474 pos tarif atas produk ekspor Indonesia akan menjadi 0% pada saat IA-CEPA diimplementasikan dan tidak ada lagi hambatan perdagangan bagi ekspor Indonesia di pasar Australia. Untuk itu produk ekspor Indonesia diharapkan dapat berdaya saing dan makin kuat di pasar global.
Sementara itu Indonesia akan mengeliminasi 94,5% (10.229 pos tarif) pada tahun 2020 ini. Produk unggulan Indonesia yang menjadi target untuk ditingkatkan ekspornya adalah TPT, karpet/permadani, furnitur dari kayu, dan otomotif serta spare part-nya.
"Produk-produk lain yang potensial untuk dikembangkan ekspornya yaitu ethylene glycol, lembaran polymer ethylene, pipa penyaluran untuk migas, herbisida dan pestisida, peralatan elektronik, mesin-mesin, karet dan turunannya (seperti ban mobil), kopi dan kopi olahan, kokoa/cokelat, makanan dan minuman, serta kertas dan produk kertas.
"Target ekspor tersebut merupakan salah satu strategi utama Indonesia dalam menekan defisit neraca perdagangan serta sejalan dengan upaya meningkatkan ekspor dan investasi Indonesia di Australia dan global. Kedua negara juga dapat menguatkan economic powerhouse," jelas Mendag.
“Hal ini tentu merupakan tonggak sejarah yang harus disampaikan kepada rakyat Indonesia bahwa melalui IA-CEPA, akses pasar akan terbuka dan meningkatkan ekspor Indonesia ke Australia,” ujar Mendag Agus, Selasa (11/2/2020).
Sejumlah 6.474 pos tarif atas produk ekspor Indonesia akan menjadi 0% pada saat IA-CEPA diimplementasikan dan tidak ada lagi hambatan perdagangan bagi ekspor Indonesia di pasar Australia. Untuk itu produk ekspor Indonesia diharapkan dapat berdaya saing dan makin kuat di pasar global.
Sementara itu Indonesia akan mengeliminasi 94,5% (10.229 pos tarif) pada tahun 2020 ini. Produk unggulan Indonesia yang menjadi target untuk ditingkatkan ekspornya adalah TPT, karpet/permadani, furnitur dari kayu, dan otomotif serta spare part-nya.
"Produk-produk lain yang potensial untuk dikembangkan ekspornya yaitu ethylene glycol, lembaran polymer ethylene, pipa penyaluran untuk migas, herbisida dan pestisida, peralatan elektronik, mesin-mesin, karet dan turunannya (seperti ban mobil), kopi dan kopi olahan, kokoa/cokelat, makanan dan minuman, serta kertas dan produk kertas.
"Target ekspor tersebut merupakan salah satu strategi utama Indonesia dalam menekan defisit neraca perdagangan serta sejalan dengan upaya meningkatkan ekspor dan investasi Indonesia di Australia dan global. Kedua negara juga dapat menguatkan economic powerhouse," jelas Mendag.
(akr)