Perdagangan RI-Australia Lesu, Eksportir Diminta Manfaatkan IA-CEPA
loading...
A
A
A
JAKARTA - Nilai perdagangan antara Indonesia dengan Australia mengalami penurunan pada tiga bulan pertama tahun 2022. Untuk itu, Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi mendorong para pelaku usaha dan eksportir untuk memaksimalkan pemanfaatan implementasi Persetujuan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia Australia atau Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA).
Menurut dia, jika dimanfaatkan dengan baik, IA-CEPA ini dapat mendorong perdagangan kedua negara sekaligus meningkatkan ekspor Indonesia ke Negeri Kanguru.
"Kami dari Kementerian Perdagangan mendorong pelaku usaha termasuk eksportir untuk bisa memanfaatkan IA-CEPA. Karena ini bisa meningkatkan ekpsor kita ke Australia," ujar Mendag Lutfi dalam keterangan resmi, Selasa (7/6/2022).
Menurut Mendag, hingga Maret 2022, nilai total perdagangan Indonesia dan Australia tercatat sebesar USD2,79 miliar, turun 2,31% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
"Sementara pada 2021, perdagangan kedua negara tercatat sebesar USD 12,6 miliar, naik 76,84% dibandingkan tahun 2020 sebesar USD7,15 miliar," tuturnya.
Adapun ekspor nonmigas utama Indonesia ke Australia antara lain produk bagian elektronik, kayu tropis, pupuk, besi baja, serta emas.
Sedangkan impor Indonesia dari Australia di antaranya bijih besi dan konsentratnya, batu bara bitumen, gandum dan meslin, bijih besi, serta gula.
Mendag pun kembali menekankan pemanfaatan terhadap IA- CEPA harus dapat dioptimalisasi. Dengan demikian, perluasan akses pasar, peningkatan standardisasi dan ekosistem sektor-sektor industri unggul, serta peningkatan keterampilan dan pelatihan untuk sektor strategis, dapat terlaksana dengan baik.
Menurut dia, jika dimanfaatkan dengan baik, IA-CEPA ini dapat mendorong perdagangan kedua negara sekaligus meningkatkan ekspor Indonesia ke Negeri Kanguru.
"Kami dari Kementerian Perdagangan mendorong pelaku usaha termasuk eksportir untuk bisa memanfaatkan IA-CEPA. Karena ini bisa meningkatkan ekpsor kita ke Australia," ujar Mendag Lutfi dalam keterangan resmi, Selasa (7/6/2022).
Menurut Mendag, hingga Maret 2022, nilai total perdagangan Indonesia dan Australia tercatat sebesar USD2,79 miliar, turun 2,31% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
"Sementara pada 2021, perdagangan kedua negara tercatat sebesar USD 12,6 miliar, naik 76,84% dibandingkan tahun 2020 sebesar USD7,15 miliar," tuturnya.
Adapun ekspor nonmigas utama Indonesia ke Australia antara lain produk bagian elektronik, kayu tropis, pupuk, besi baja, serta emas.
Sedangkan impor Indonesia dari Australia di antaranya bijih besi dan konsentratnya, batu bara bitumen, gandum dan meslin, bijih besi, serta gula.
Mendag pun kembali menekankan pemanfaatan terhadap IA- CEPA harus dapat dioptimalisasi. Dengan demikian, perluasan akses pasar, peningkatan standardisasi dan ekosistem sektor-sektor industri unggul, serta peningkatan keterampilan dan pelatihan untuk sektor strategis, dapat terlaksana dengan baik.
(ind)