Kurs Rupiah Menyusut di Akhir Sesi, Yuan China Lebih Rendah Versus USD
A
A
A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada akhir perdagangan, Kamis (13/2/2020) menyusut usai tertekan sejak sesi siang tadi. Pelemahan mata uang Garuda mengiringi kemerosotan Yuan China di tengah penyebaran wabah virus Corona.
Data Yahoo Finance menunjukkan rupiah tergelincir pada level Rp13.688/USD di akhir sesi atau melemah dari penutupan sebelumnya Rp13.665/USD. Laju negatif kurs rupiah menjelang akhir pekan bergerak pada kisaran Rp13.654 hingga Rp13.700/USD.
Posisi rupiah melihat data Bloomberg, pada perdagangan spot exchange juga tertekan hingga menyentuh posisi Rp13.694 per USD dari sesi penutupan kemarin yang bertengger di Rp13.674/USD. Rupiah hari ini bergerak di antara Rp13.672-Rp13.706/USD.
Sementara berdasarkan data SINDOnews bersumber dari Limas, rupiah hingga sesi sore terlihat menujukkan penguatan yakni Rp13.688/USD. Raihan tersebut terjadi saat tekanan global masih membayangi pergerakan mata uang Garuda usai kemarin bertengger pada posisi Rp13.690/USD.
Menurut kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah tertahan pada zona merah di posisi Rp13.679 per USD untuk mengakhiri perdagangan dengan lanjutan tren negatif. Posisi ini memperlihatkan rupiah loyo usai kemarin berada di Rp13.659/USD.
Di sisi lain seperti dilansir Reuters, dolar Australia mencoba bangkit usai diperdagangkan lebih rendah 0,3% pada level 0,6716. Sedangkan Yuan China juga mengalami pelemahan mencapai 0,1%.
Sedangkan berdasarkan data CNBC, Indeks dolar AS yang mengkur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya bertengger pada level 98,995 setelah di awal sesi sempat lebih rendah 98,980. Selanjutnya Yen Jepang yang sering dipandang sebagai mata uang Safe Haven pada saat ketidakpastian ekonomi juga sedikit tertekan.
Yen diperdagangkan pada posisi 109,79 per dolar setelah awal yang lebih rendah dari 110,09. Yuan China pada perdagangan offshore juga menyusut saat melawan greenback, dimana dalam sesi terakhir diperdagangkan pada posisi 6,9836 per dolar.
Data Yahoo Finance menunjukkan rupiah tergelincir pada level Rp13.688/USD di akhir sesi atau melemah dari penutupan sebelumnya Rp13.665/USD. Laju negatif kurs rupiah menjelang akhir pekan bergerak pada kisaran Rp13.654 hingga Rp13.700/USD.
Posisi rupiah melihat data Bloomberg, pada perdagangan spot exchange juga tertekan hingga menyentuh posisi Rp13.694 per USD dari sesi penutupan kemarin yang bertengger di Rp13.674/USD. Rupiah hari ini bergerak di antara Rp13.672-Rp13.706/USD.
Sementara berdasarkan data SINDOnews bersumber dari Limas, rupiah hingga sesi sore terlihat menujukkan penguatan yakni Rp13.688/USD. Raihan tersebut terjadi saat tekanan global masih membayangi pergerakan mata uang Garuda usai kemarin bertengger pada posisi Rp13.690/USD.
Menurut kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah tertahan pada zona merah di posisi Rp13.679 per USD untuk mengakhiri perdagangan dengan lanjutan tren negatif. Posisi ini memperlihatkan rupiah loyo usai kemarin berada di Rp13.659/USD.
Di sisi lain seperti dilansir Reuters, dolar Australia mencoba bangkit usai diperdagangkan lebih rendah 0,3% pada level 0,6716. Sedangkan Yuan China juga mengalami pelemahan mencapai 0,1%.
Sedangkan berdasarkan data CNBC, Indeks dolar AS yang mengkur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya bertengger pada level 98,995 setelah di awal sesi sempat lebih rendah 98,980. Selanjutnya Yen Jepang yang sering dipandang sebagai mata uang Safe Haven pada saat ketidakpastian ekonomi juga sedikit tertekan.
Yen diperdagangkan pada posisi 109,79 per dolar setelah awal yang lebih rendah dari 110,09. Yuan China pada perdagangan offshore juga menyusut saat melawan greenback, dimana dalam sesi terakhir diperdagangkan pada posisi 6,9836 per dolar.
(akr)