Luhut Minta Bantuan Ilmuwan Muda di Luar Negeri Dorong Program Hilirisasi
A
A
A
JAKARTA - Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan mengatakan, bahwa peran dan kontribusi ilmuwan-ilmuwan muda Indonesia sangat dibutuhkan dalam program hilirisasi. Hal ini dikatakannya pada saat melakukan makan malam bersama tiga peneliti muda dari Indonesia yang bermukim di Amerika Serikat.
"Indonesia saat ini banyak dilirik oleh negara-negara lain, dalam program hilirisasi maupun membantu memajukan teknologi nasional dalam banyak bidang seperti kelapa sawit, nikel dan masih banyak lagi. Ekonomi kita itu tidak cepat pertumbuhannya karena tidak ada nilai tambah. Jadi sekarang kita sedang menggalakkan penggunaan TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) dan hilirisasi agar ada nilai tambahnya," jelas Menko Luhut.
Sambung Luhut menambahkan, ia ingin para ilmuwan yang sukses di luar negeri bisa kembali ke Indonesia untuk menjadi bagian dari program ini karena kalau teknologinya tidak maju, pasti akan ketinggalan."Pengalaman saya berhubungan dengan negara-negara maju, hilirisasi dan pemberdayaan teknologi dalam negeri ini malah banyak mendapat hambatan dari para negara-negara maju itu. Seperti kasus sawit dan pelarangan ekspor nikel," ujarnya.
Para ilmuwan ini juga menurut Menko Luhut, bisa menerapkan ilmunya pada pembangunan ibu kota baru. Mereka adalah Oki Gunawan, 43 tahun, seorang peneliti senior IBM yang menyelesaikan studi S3 nya di Universitas Princeton. Ia memperlihatkan hasil penemuan terbarunya yaitu alat sensor gempa. Oki telah memiliki paten dan telah sukses menciptakan rumus baru dalam ilmu fisika.
Yang kedua adalah Jonathan Mailoa, yang masih berusia 30 tahun, lulusan S3 dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) melakukan penelitian di bidang lithium baterai. Terakhir Rezi Pradipta, 37 tahun yang juga lulus S3 dari MIT yang sekarang menjadi dosen dan peneliti di Boston College. Ia saat ini sedang melakukan penelitian di cuaca antariksa dan sedang melakukan penelitian bersama LAPAN Bandung.
Menko Luhut menjelaskan, Ia tidak meminta para ilmuwan ini berhenti dari pekerjaan mereka, tetapi mungkin mereka bisa cuti untuk beberapa lama serta tinggal dan membantu Indonesia. Pada acara tersebut para ilmuwan juga diberi informasi tentang situasi ekonomi dan politik di Indonesia.
"Kalau di era perang dagang ini, Indonesia tentu pada posisi yang menguntungkan karena Amerika dan China sama-sama sedang mencari di mana mereka akan 'menaruh' uang mereka. Satu saja yang saya tekankan kepada mereka, jangan ganggu kedaulatan Indonesia. Kami akan mempertahankan harkat dan martabat kami dan ini tidak bisa ditawar apalagi ditekan," tegas Menko Luhut.
Sebelumnya, Menko Luhut menerima Dr. Enrique Segura, CEO dari Securiport, perusahaan terbesar di bidang desain keamanan penerbangan sipil, manajemen perbatasan, kontrol imigrasi, dan sistem penilaian ancaman. Securiport yang berkantor pusat di Washington DC bermitra dengan pemerintah asing dari seluruh dunia untuk menyediakan Layanan Penerbangan Sipil dan Keamanan Imigrasi.
"Indonesia saat ini banyak dilirik oleh negara-negara lain, dalam program hilirisasi maupun membantu memajukan teknologi nasional dalam banyak bidang seperti kelapa sawit, nikel dan masih banyak lagi. Ekonomi kita itu tidak cepat pertumbuhannya karena tidak ada nilai tambah. Jadi sekarang kita sedang menggalakkan penggunaan TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) dan hilirisasi agar ada nilai tambahnya," jelas Menko Luhut.
Sambung Luhut menambahkan, ia ingin para ilmuwan yang sukses di luar negeri bisa kembali ke Indonesia untuk menjadi bagian dari program ini karena kalau teknologinya tidak maju, pasti akan ketinggalan."Pengalaman saya berhubungan dengan negara-negara maju, hilirisasi dan pemberdayaan teknologi dalam negeri ini malah banyak mendapat hambatan dari para negara-negara maju itu. Seperti kasus sawit dan pelarangan ekspor nikel," ujarnya.
Para ilmuwan ini juga menurut Menko Luhut, bisa menerapkan ilmunya pada pembangunan ibu kota baru. Mereka adalah Oki Gunawan, 43 tahun, seorang peneliti senior IBM yang menyelesaikan studi S3 nya di Universitas Princeton. Ia memperlihatkan hasil penemuan terbarunya yaitu alat sensor gempa. Oki telah memiliki paten dan telah sukses menciptakan rumus baru dalam ilmu fisika.
Yang kedua adalah Jonathan Mailoa, yang masih berusia 30 tahun, lulusan S3 dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) melakukan penelitian di bidang lithium baterai. Terakhir Rezi Pradipta, 37 tahun yang juga lulus S3 dari MIT yang sekarang menjadi dosen dan peneliti di Boston College. Ia saat ini sedang melakukan penelitian di cuaca antariksa dan sedang melakukan penelitian bersama LAPAN Bandung.
Menko Luhut menjelaskan, Ia tidak meminta para ilmuwan ini berhenti dari pekerjaan mereka, tetapi mungkin mereka bisa cuti untuk beberapa lama serta tinggal dan membantu Indonesia. Pada acara tersebut para ilmuwan juga diberi informasi tentang situasi ekonomi dan politik di Indonesia.
"Kalau di era perang dagang ini, Indonesia tentu pada posisi yang menguntungkan karena Amerika dan China sama-sama sedang mencari di mana mereka akan 'menaruh' uang mereka. Satu saja yang saya tekankan kepada mereka, jangan ganggu kedaulatan Indonesia. Kami akan mempertahankan harkat dan martabat kami dan ini tidak bisa ditawar apalagi ditekan," tegas Menko Luhut.
Sebelumnya, Menko Luhut menerima Dr. Enrique Segura, CEO dari Securiport, perusahaan terbesar di bidang desain keamanan penerbangan sipil, manajemen perbatasan, kontrol imigrasi, dan sistem penilaian ancaman. Securiport yang berkantor pusat di Washington DC bermitra dengan pemerintah asing dari seluruh dunia untuk menyediakan Layanan Penerbangan Sipil dan Keamanan Imigrasi.
(akr)