Hadapi Tantangan Masa Depan, Begini Desain Strategi Investasi RI
loading...
A
A
A
JAKARTA - Setelah pandemi, Indonesia akan menghadapi berbagai tantangan perubahan, termasuk geopolitik. Untuk itu, kata Juru Bicara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Jodi Mahardi, strategi investasi akan didesain untuk mendukung industri yang mampu menjawab tantangan masa depan dan mengubah struktur perekonomian menjadi lebih tahan krisis dan sustainable.
"Di antaranya hilirisasi sumber daya alam (SDA), ekonomi hijau, industri kesehatan, serta pariwisata dan ekonomi kreatif," kata Jodi di Jakarta, Senin (20/9/2021).
Jodi mengungkapkan, pelaksanaan hilirisasi SDA telah mendorong terjadinya industrialisasi yang meningkatkan pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, menurunkan tingkat kemiskinan, dan menambah penerimaan pajak pemerintah.
Dia menuturkan, keberhasilan Indonesia untuk menjadi negara maju juga harus didukung perbaikan terus menerus kualitas sumber daya manusia dan riset, serta perbaikan iklim investasi.
"Harapannya dengan berbagai modal yang dimiliki, Indonesia dapat berperan lebih strategis dalam tatanan politik global ke depan," kata Jodi.
Sementara itu situasi pandemi Covid-19 di Indonesia telah membaik secara signifikan. Meski demikian, pemerintah tetap waspada dan berhati-hati. Pembukaan kembali perekonomian akan secara bertahap dan terus menerus.
"Perekonomian pulih dengan cepat seiring dengan penurunan kasus Covid-19. Untuk menjaga proses pemulihan ekonomi, kita harus mengelola kasus Covid-19 pada tingkat yang dapat ditangani sistem kesehatan kita," kata Jodi Mahardi.
Penanganan kasus Covid-19 sangat positif sejauh ini. Per hari ini, kasus aktif sebanyak 60.969. Ada penambahan 3.385 kasus baru, namun pasien sembuh jauh lebih banyak, yakni 7.076.
Jodi menegaskan, kunci transisi dari pandemi ke endemik adalah tingkat vaksinasi yang tinggi, disiplin menerapkan protokol kesehatan 3M terutama memakai masker, meningkatkan tracing, testing, dan treatment, isolasi terpusat bagi pasien, dan penggunaan aplikasi PeduliLindungi.
"Pemerintah Indonesia akan terus memperkuat semua aspek tersebut, terutama percepatan vaksinasi," ujarnya.
Pemerintah menargetkan program vaksinasi nasional bisa menjangkau 208.265.720 orang. Hingga hari ini, vaksinasi dosis pertama sudah diterima 78.540.519 orang, sedangkan vaksinasi dosis kedua sudah diterima 44.716.570 orang.
"Di antaranya hilirisasi sumber daya alam (SDA), ekonomi hijau, industri kesehatan, serta pariwisata dan ekonomi kreatif," kata Jodi di Jakarta, Senin (20/9/2021).
Jodi mengungkapkan, pelaksanaan hilirisasi SDA telah mendorong terjadinya industrialisasi yang meningkatkan pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, menurunkan tingkat kemiskinan, dan menambah penerimaan pajak pemerintah.
Dia menuturkan, keberhasilan Indonesia untuk menjadi negara maju juga harus didukung perbaikan terus menerus kualitas sumber daya manusia dan riset, serta perbaikan iklim investasi.
"Harapannya dengan berbagai modal yang dimiliki, Indonesia dapat berperan lebih strategis dalam tatanan politik global ke depan," kata Jodi.
Sementara itu situasi pandemi Covid-19 di Indonesia telah membaik secara signifikan. Meski demikian, pemerintah tetap waspada dan berhati-hati. Pembukaan kembali perekonomian akan secara bertahap dan terus menerus.
"Perekonomian pulih dengan cepat seiring dengan penurunan kasus Covid-19. Untuk menjaga proses pemulihan ekonomi, kita harus mengelola kasus Covid-19 pada tingkat yang dapat ditangani sistem kesehatan kita," kata Jodi Mahardi.
Penanganan kasus Covid-19 sangat positif sejauh ini. Per hari ini, kasus aktif sebanyak 60.969. Ada penambahan 3.385 kasus baru, namun pasien sembuh jauh lebih banyak, yakni 7.076.
Jodi menegaskan, kunci transisi dari pandemi ke endemik adalah tingkat vaksinasi yang tinggi, disiplin menerapkan protokol kesehatan 3M terutama memakai masker, meningkatkan tracing, testing, dan treatment, isolasi terpusat bagi pasien, dan penggunaan aplikasi PeduliLindungi.
"Pemerintah Indonesia akan terus memperkuat semua aspek tersebut, terutama percepatan vaksinasi," ujarnya.
Pemerintah menargetkan program vaksinasi nasional bisa menjangkau 208.265.720 orang. Hingga hari ini, vaksinasi dosis pertama sudah diterima 78.540.519 orang, sedangkan vaksinasi dosis kedua sudah diterima 44.716.570 orang.
(akr)