BI Antisipasi Inflasi Bakal Terpengaruh Wabah Virus Corona
A
A
A
JAKARTA - Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo mengatakan, wabah virus corona akan mempengaruhi target inflasi yang diproyeksikan mencapai kisaran 3% pada tahun ini.
"Faktor menekan inflasi berasal dari global yakni isu masalah virus, apakah harga komoditi global juga naik, itu telah dihitung," kata Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo di Jakarta, Jumat (14/2/2020).
Selain risiko global, proyeksi inflasi juga sudah mempertimbangkan apabila ada penyesuaian beberapa harga yang diatur oleh pemerintah atau administrative price yang berasal dari risiko domestik. “Ini faktor kendalikan inflasi terutama dari volatile food," terang Dody.
Dia menerangkan, dengan kisaran proyeksi inflasi 2020 itu sehingga posisi kebijakan moneter BI masih akomodatif. "Tentunya di sini, stance kebijakan itu tidak saja dilihat dari inflasi tapi bagaimana konteks eksternal nilai tukar rupiah. Dua faktor ini menjadi faktor, seandainya kami melakukan penyesuaian kebijakan suku bunga," jelasnya.
Sementara berdasarkan target inflasi harga pangan di kisaran 4% plus minus 1% di sepanjang 2020, terdapat beberapa langkah strategis yang akan dilakukan oleh pemerintah dan BI untuk menjaga inflasi. Pertama menjaga inflasi volatile food dengan fokus menurunkan disparitas harga antar waktu dan antar wilayah.
Selain itu, dengan menjaga ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi, terutama menjelang hari besar keagamaan nasional. Juga memperkuat kelembagaan pertanian, disertai peningkatan kapasitas, pembiayaan, dan pengembangan ekosistem pertanian digital. Strategi lainnya melalui peningkatan efektivitas program-program perlindungan sosial dan penyaluran subsidi tepat sasaran. Hal ini untuk menjaga daya beli masyarakat tetap terjaga.
Selain itu, dilakukan juga strategi memperkuat sinergi komunikasi untuk mendukung pengelolaan ekspektasi masyarakat. Serta dilakukan penguatan koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah.
"Faktor menekan inflasi berasal dari global yakni isu masalah virus, apakah harga komoditi global juga naik, itu telah dihitung," kata Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo di Jakarta, Jumat (14/2/2020).
Selain risiko global, proyeksi inflasi juga sudah mempertimbangkan apabila ada penyesuaian beberapa harga yang diatur oleh pemerintah atau administrative price yang berasal dari risiko domestik. “Ini faktor kendalikan inflasi terutama dari volatile food," terang Dody.
Dia menerangkan, dengan kisaran proyeksi inflasi 2020 itu sehingga posisi kebijakan moneter BI masih akomodatif. "Tentunya di sini, stance kebijakan itu tidak saja dilihat dari inflasi tapi bagaimana konteks eksternal nilai tukar rupiah. Dua faktor ini menjadi faktor, seandainya kami melakukan penyesuaian kebijakan suku bunga," jelasnya.
Sementara berdasarkan target inflasi harga pangan di kisaran 4% plus minus 1% di sepanjang 2020, terdapat beberapa langkah strategis yang akan dilakukan oleh pemerintah dan BI untuk menjaga inflasi. Pertama menjaga inflasi volatile food dengan fokus menurunkan disparitas harga antar waktu dan antar wilayah.
Selain itu, dengan menjaga ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi, terutama menjelang hari besar keagamaan nasional. Juga memperkuat kelembagaan pertanian, disertai peningkatan kapasitas, pembiayaan, dan pengembangan ekosistem pertanian digital. Strategi lainnya melalui peningkatan efektivitas program-program perlindungan sosial dan penyaluran subsidi tepat sasaran. Hal ini untuk menjaga daya beli masyarakat tetap terjaga.
Selain itu, dilakukan juga strategi memperkuat sinergi komunikasi untuk mendukung pengelolaan ekspektasi masyarakat. Serta dilakukan penguatan koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah.
(akr)