Pacu Daya Saing Pariwisata, Kemenparekraf Terapkan Inbound Strategy
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengharapkan maskapai penerbangan Nasional lebih memperbanyak promosi untuk mendatangkan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia.
Membawa wisman ke Indonesia (inbound) menjadi salah satu cara Kemenparekraf untuk meningkatkan indeks daya saing atau Travel and Tourism Competitiveness Index (TTCI) pariwisata Indonesia yang saat ini berada di posisi 40 besar dunia.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama Kusubandio mengatakan, ada beberapa strategi untuk meningkatkan daya saing yang ditargetkan Presiden Joko Widodo meningkat ke ranking 36-38 pada 2021.
“Ada beberapa hal strategis yang akan kami lakukan segera. Yaitu bagaimana secara grand strategy pariwisata Indonesia yang terkait Kementerian/Lembaga lain adalah memakai inbound strategy untuk mendatangkan devisa,” kata Wishnutama saat rapat terbatas terkait Peningkatan Pariwisata Indonesia di Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin (17/2/2020).
Wisnutama mengaku sudah berkoordinasi dengan national flag carrier Garuda Indonesia untuk memperbanyak inbound promotion ketimbang outbond promotion. Pihaknya juga telah menjajaki dengan 33 maskapai yang beroperasi di Indonesia untuk menambah jumlah penerbangan dan seat capacity ke Indonesia.
“Sehingga mindset dari maskapai dan sebagainya akan diarahkan bagaimana membawa orang luar untuk masuk ke Indonesia bukan orang Indonesia yang ingin kemana,” katanya.
Berbagai upaya juga terus dilakukan Kemenparekaf, salah satunya menggaet wisman dari pasar “longhaul”, hal penting yang menjadi perhatian Kemenparekraf adalah adanya ketersedian kursi pesawat (seat capacity) yang cukup.
Untuk ini diharapkan maskapai penerbangan Garuda Indonesia sebagai “national flag carrier” lebih banyak berperan termasuk dalam melakukan kerja sama (codeshare) dengan maskapai penerbangan dunia dapat upaya memenuhi “seat capacity” tersebut.
Wishnutama juga menjelaskan, untuk meningkatkan indeks daya saing, presiden membentuk tim akselerasi yang di dalamnya terdapat berbagai kementerian/lembaga (K/L) seperti Kementerian Keuangan, Kementerian Perhubungan, Kementerian PUPR, Kementerian BUMN, BKPM, Kemenaker, Kemendes PDTT dan lainnya.
Dalam rapat tersebut, Presiden menjelaskan dalam indeks tersebut Indonesia memiliki lima keunggulan dibandingkan negara lain, yaitu yang berkaitan dengan daya saing harga, prioritas kebijakan, daya tarik alam, keterbukaan, serta daya tarik budaya dan kunjungan bisnis.
Di sisi lain, presiden juga menyoroti kelemahan dalam lima pilar lainnya yaitu di bidang lingkungan yang berkelanjutan, kesehatan dan kebersihan, infrastruktur pariwisata, keamanan, dan kesiapan teknologi informasi. "Saya kira catatan-catatan ini harus kita jadikan kita dalam bekerja ke depan dengan target-target yang terukur dan jelas," ujarnya.
Sebagai pembanding, saat ini ranking TTCI Indonesia memang masih di bawah negara tetangga terutama Singapura (peringkat 17), Malaysia (peringkat 29), Thailand (peringkat 31). Namun, Indonesia lebih baik dari Vietnam yang ada di peringkat 63.
Membawa wisman ke Indonesia (inbound) menjadi salah satu cara Kemenparekraf untuk meningkatkan indeks daya saing atau Travel and Tourism Competitiveness Index (TTCI) pariwisata Indonesia yang saat ini berada di posisi 40 besar dunia.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama Kusubandio mengatakan, ada beberapa strategi untuk meningkatkan daya saing yang ditargetkan Presiden Joko Widodo meningkat ke ranking 36-38 pada 2021.
“Ada beberapa hal strategis yang akan kami lakukan segera. Yaitu bagaimana secara grand strategy pariwisata Indonesia yang terkait Kementerian/Lembaga lain adalah memakai inbound strategy untuk mendatangkan devisa,” kata Wishnutama saat rapat terbatas terkait Peningkatan Pariwisata Indonesia di Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin (17/2/2020).
Wisnutama mengaku sudah berkoordinasi dengan national flag carrier Garuda Indonesia untuk memperbanyak inbound promotion ketimbang outbond promotion. Pihaknya juga telah menjajaki dengan 33 maskapai yang beroperasi di Indonesia untuk menambah jumlah penerbangan dan seat capacity ke Indonesia.
“Sehingga mindset dari maskapai dan sebagainya akan diarahkan bagaimana membawa orang luar untuk masuk ke Indonesia bukan orang Indonesia yang ingin kemana,” katanya.
Berbagai upaya juga terus dilakukan Kemenparekaf, salah satunya menggaet wisman dari pasar “longhaul”, hal penting yang menjadi perhatian Kemenparekraf adalah adanya ketersedian kursi pesawat (seat capacity) yang cukup.
Untuk ini diharapkan maskapai penerbangan Garuda Indonesia sebagai “national flag carrier” lebih banyak berperan termasuk dalam melakukan kerja sama (codeshare) dengan maskapai penerbangan dunia dapat upaya memenuhi “seat capacity” tersebut.
Wishnutama juga menjelaskan, untuk meningkatkan indeks daya saing, presiden membentuk tim akselerasi yang di dalamnya terdapat berbagai kementerian/lembaga (K/L) seperti Kementerian Keuangan, Kementerian Perhubungan, Kementerian PUPR, Kementerian BUMN, BKPM, Kemenaker, Kemendes PDTT dan lainnya.
Dalam rapat tersebut, Presiden menjelaskan dalam indeks tersebut Indonesia memiliki lima keunggulan dibandingkan negara lain, yaitu yang berkaitan dengan daya saing harga, prioritas kebijakan, daya tarik alam, keterbukaan, serta daya tarik budaya dan kunjungan bisnis.
Di sisi lain, presiden juga menyoroti kelemahan dalam lima pilar lainnya yaitu di bidang lingkungan yang berkelanjutan, kesehatan dan kebersihan, infrastruktur pariwisata, keamanan, dan kesiapan teknologi informasi. "Saya kira catatan-catatan ini harus kita jadikan kita dalam bekerja ke depan dengan target-target yang terukur dan jelas," ujarnya.
Sebagai pembanding, saat ini ranking TTCI Indonesia memang masih di bawah negara tetangga terutama Singapura (peringkat 17), Malaysia (peringkat 29), Thailand (peringkat 31). Namun, Indonesia lebih baik dari Vietnam yang ada di peringkat 63.
(ind)