RI-UEA Siap Kerja Sama Pengembangan dan Pemanfaatan Bakau
A
A
A
JAKARTA - Uni Emirat Arab (UEA) sangat berminat, dan siap bekerja sama dengan Indonesia dalam hal pengembangan dan pemanfaatan bakau (mangrove). Kedua negara bermaksud mengembangkan bidang-bidang kerja sama potensial, di antaranya pembibitan, restorasi dan rehabilitasi bakau, layanan ekosistem bakau seperti ekowisata, karbon biru, perikanan, perlindungan pesisir.
"Kemudian pengembangan kapasitas yang mencakup pertukaran pengetahuan dan teknologi, seperti kultur jaringan mangrove, drone untuk rehabilitasi. Lalu asisten teknis, seperti lokakarya dan pelatihan, serta penelitian bersama," ujar Plt Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kemenko Maritim dan Investasi Nani Hendiarti dalam keterangannya, Kamis (20/2/2020).
Nani juga menekankan mengenai pentingnya kerja sama di bidang pengembangan dan pemanfaatan bakau antara Indonesia-UEA. "Sekarang, Pemerintah Indonesia fokus untuk mempercepat target rehabilitasi. Tindakan nyata dan konsep yang kuat akan menjadi landasan bagi kerja sama ini," jelasnya.
Pejabat Direktur Eksekutif Sektor Keanekaragaman Hayati Terestrial & Kelautan, Badan Lingkungan Hidup Abu Dhabi Ahmed Al Hashmi mengatakan bahwa UEA sangat berminat pada beberapa bidang di rencana kerja sama ini, yaitu area penelitian untuk bertukar metodologi dan pengalaman dengan lebih fokus pada satu-satunya spesies bakau yang ada di UEA (Avicennia marina)."Kami juga berminat untuk mengembangkan pedoman untuk pemantauan dan evaluasi, dan program pertukaran untuk peneliti muda dan lainnya. Juga, tentang pembibitan dan perkebunan, penerapan teknologi, pemanfaatan situs hutan bakau untuk ekowisata," ujarnya.
Salah satu poin kerja sama, UEA berencana akan membantu program rehabilitasi dan restorasi bakau dengan teknologi yang dimiliki UEA. Pemerintah Indonesia juga akan memilih beberapa kawasan hutan bakau yang akan didorong untuk bekerja sama dengan UEA. Hal ini guna mempercepat program ini agar dapat mendatangkan manfaat bagi masyarakat.
"Kemudian pengembangan kapasitas yang mencakup pertukaran pengetahuan dan teknologi, seperti kultur jaringan mangrove, drone untuk rehabilitasi. Lalu asisten teknis, seperti lokakarya dan pelatihan, serta penelitian bersama," ujar Plt Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kemenko Maritim dan Investasi Nani Hendiarti dalam keterangannya, Kamis (20/2/2020).
Nani juga menekankan mengenai pentingnya kerja sama di bidang pengembangan dan pemanfaatan bakau antara Indonesia-UEA. "Sekarang, Pemerintah Indonesia fokus untuk mempercepat target rehabilitasi. Tindakan nyata dan konsep yang kuat akan menjadi landasan bagi kerja sama ini," jelasnya.
Pejabat Direktur Eksekutif Sektor Keanekaragaman Hayati Terestrial & Kelautan, Badan Lingkungan Hidup Abu Dhabi Ahmed Al Hashmi mengatakan bahwa UEA sangat berminat pada beberapa bidang di rencana kerja sama ini, yaitu area penelitian untuk bertukar metodologi dan pengalaman dengan lebih fokus pada satu-satunya spesies bakau yang ada di UEA (Avicennia marina)."Kami juga berminat untuk mengembangkan pedoman untuk pemantauan dan evaluasi, dan program pertukaran untuk peneliti muda dan lainnya. Juga, tentang pembibitan dan perkebunan, penerapan teknologi, pemanfaatan situs hutan bakau untuk ekowisata," ujarnya.
Salah satu poin kerja sama, UEA berencana akan membantu program rehabilitasi dan restorasi bakau dengan teknologi yang dimiliki UEA. Pemerintah Indonesia juga akan memilih beberapa kawasan hutan bakau yang akan didorong untuk bekerja sama dengan UEA. Hal ini guna mempercepat program ini agar dapat mendatangkan manfaat bagi masyarakat.
(fjo)