Inflasi Rendah 0,28%, Ekonom Sebut Ada Penurunan Daya Beli
A
A
A
JAKARTA - Inflasi rendah pada Februari 2020 di angka 0,28% menurut Ekonom Indef Bhima Yudisthira disebabkan adanya penurunan daya beli konsumsi. Sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data inflasi bulan Februari 2020 tercatat sebesar 0,28%.
Realisasi ini lebih tinggi dibandingkan Februari 2019 terjadi deflasi -0,08% sedangkan dibandingkan periode Januari 2020 lebih rendah yang mencapai 0,32%. "Permintaan sedang lesu, khawatir jika pedagang buru buru naikan harga maka omset akan anjlok," ujar Bhima saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Senin (2/3/2020).
Menurutnya, dampak wabah virus corona terasa dari sisi permintaan meskipun terjadi tekanan pasokan khususnya impor, tapi pedagang masih tahan kenaikan harga. Sebabnya faktor lain adalah ketersediaan stok pangan bulan Februari masih andalkan impor beberapa bulan sebelumnya. "Corona memang berdampak pada gangguan rantai pasokan impor," jelasnya.
Sebelumnya Inflasi pada Februari 2020 sebesar 0,28% (mtm) disebabkan oleh kenaikan pada beberapa harga komoditas makanan. Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,95%
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Yunita Rusanti mengatakan, salah satu penyebab inflasi Februari adalah kenaikan pada harga bawang putih. Adapun andilnya kepada inflasi adalah sebesar 0,09%.
Realisasi ini lebih tinggi dibandingkan Februari 2019 terjadi deflasi -0,08% sedangkan dibandingkan periode Januari 2020 lebih rendah yang mencapai 0,32%. "Permintaan sedang lesu, khawatir jika pedagang buru buru naikan harga maka omset akan anjlok," ujar Bhima saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Senin (2/3/2020).
Menurutnya, dampak wabah virus corona terasa dari sisi permintaan meskipun terjadi tekanan pasokan khususnya impor, tapi pedagang masih tahan kenaikan harga. Sebabnya faktor lain adalah ketersediaan stok pangan bulan Februari masih andalkan impor beberapa bulan sebelumnya. "Corona memang berdampak pada gangguan rantai pasokan impor," jelasnya.
Sebelumnya Inflasi pada Februari 2020 sebesar 0,28% (mtm) disebabkan oleh kenaikan pada beberapa harga komoditas makanan. Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,95%
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Yunita Rusanti mengatakan, salah satu penyebab inflasi Februari adalah kenaikan pada harga bawang putih. Adapun andilnya kepada inflasi adalah sebesar 0,09%.
(akr)