Genjot Aktivitas Ekonomi, Sri Mulyani Beri Kelonggaran 500 Importir
A
A
A
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan, bakal memperlonggar ketentuan impor untuk sekitar 500 importir agar kegiatan impor segera pulih, di tengah tekanan ekonomi akibat menyebarnya wabah virus Corona. Lebih lanjut mantan Direktur Bank Dunia itu menginstruksikan Direktorat Jendral Bea Cukai agar mendata 500 importir dengan reputasi baik yang dinilai layak untuk mendapat keringanan impor.
"Kita data itu, 500 importir tersebut juga menguasai 40% dari keseluruhan aktivitas impor bahan baku di Indonesia, sehingga kemudahan itu akan sangat signifikan memulihkan aktivitas produksi di dalam negeri," ujar Menkeu Sri Mulyani di Jakarta, Selasa (3/3/2020).
Dia menambahkan, salah satu instrumen yang bisa dilakukan adalah mempermudah perizinan impor. Terkait hal ini Kementerian Keuangan (Kemenkeu) telah berkoordinasi dengan Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian untuk menghilangkan berbagai halangan impor bahan baku industri.
"Untuk mereka yang reputable itu bisa dilakukan langkah-langkah penyederhanaan, sehingga kecepatan mereka dalam melakukan impor, saat RRT (China) sudah melakukan lagi produksinya, segera bisa dilakukan," katanya.
Sri Mulyani mengatakan Presiden Joko Widodo telah memerintahkannya memikirkan solusi menyelamatkan sektor riil, terutama industri, yang terancam kekurangan bahan baku jika impor dengan China tak kunjung pulih. "Kita terus melakukan koordinasi dari sisi sektor keuangan," jelas Sri Mulyani.
"Kita data itu, 500 importir tersebut juga menguasai 40% dari keseluruhan aktivitas impor bahan baku di Indonesia, sehingga kemudahan itu akan sangat signifikan memulihkan aktivitas produksi di dalam negeri," ujar Menkeu Sri Mulyani di Jakarta, Selasa (3/3/2020).
Dia menambahkan, salah satu instrumen yang bisa dilakukan adalah mempermudah perizinan impor. Terkait hal ini Kementerian Keuangan (Kemenkeu) telah berkoordinasi dengan Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian untuk menghilangkan berbagai halangan impor bahan baku industri.
"Untuk mereka yang reputable itu bisa dilakukan langkah-langkah penyederhanaan, sehingga kecepatan mereka dalam melakukan impor, saat RRT (China) sudah melakukan lagi produksinya, segera bisa dilakukan," katanya.
Sri Mulyani mengatakan Presiden Joko Widodo telah memerintahkannya memikirkan solusi menyelamatkan sektor riil, terutama industri, yang terancam kekurangan bahan baku jika impor dengan China tak kunjung pulih. "Kita terus melakukan koordinasi dari sisi sektor keuangan," jelas Sri Mulyani.
(akr)