Dorong Reinvestasi, BKPM Merevitalisasi Investor Lama
A
A
A
JAKARTA - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) akan merevitalisasi investor-investor lama yang selama ini kurang mendapat perhatian. Hal ini sesuai dengan arahan dari BKPM Bahlil Lahadalia yang menekankan, tidak boleh hanya fokus pada investor-investor baru.
“Sebab investor-investor lama, peran mereka besar dalam mendorong investasi selama ini. Sebab mereka masuk disaat negara mengalami keterbatasan fasilitas dan infrastruktur,” ujar Anggota Komite Investasi Bidang Komunikasi dan Informasi BKPM Rizal Calvary Marimbo di Jakarta, Rabu (4/3/2020).
Sebab itu BKPM akan merevitalisasi kontribusi dan peran investor lama baik yang berasal dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) maupun Penanaman Modal Asing (PMA). Rizal mengatakan, dalam beberapa pekan terakhir, Kepala BKPM telah mulai menyelesaikan hambatan-hambatan investasi yang dialami oleh investor lama.
“Satu-satu masalah mereka mulai diurai dan dieksekusi langsung oleh Pak Kepala dan timnya. Yang mangkrak-mangkrak banyak. Ada masalah lahannya diserobot, ada yang minta insentif fiskal, ada masalah Amdal, ada yang terbentur regulasi. Jadi mereka mau reinvestasi, tapi kendalanya banyak. Kita bantu selesaikan investasinya yang mangkrak-mangkrak itu,” ujar Rizal.
Rizal mengatakan, gagasan revitalisasi investor lama ini muncul dari para investor lama itu sendiri. “Jadi investor lama dan besar-besar ini datang sendiri menjumpai Kepala BKPM. Mereka bilang kita mau investasi ulang, kita mau ekspansi ulang. Kita sudah lama tanam duit disini. Kita lihat Bapak tidak banyak teori-teori, tidak makro-makro, praktis, dan berani langsung eksekusi," jelasnya.
"Ini yang kita tunggu. Kebijakan perizinan juga semakin tersentralisasi. Tidak dipingpong lagi sana-sini. Kata mereka, kami optimistis sekali. Ada dari Indofood, Toyota, Malindo, Agung Sedayu, Lippo, MNC Group dan sebagainya, pokoknya banyak,” ujar Rizal.
Rizal mengatakan, para investor lama juga siap bermitra dengan pengusaha-pengusaha di daerah guna memberdayakan pengusaha dan ekonomi daerah dimana investasi mereka beraktifitas. “Salah satu persyaratannya mereka akan bermitra dengan pengusaha-pengusaha daerah. Dan mereka tidak keberatan bahkan ada yang siap membina pengusaha-pengusaha lokal, dengan catatan pemerintah benar-benar melindungi dan memudahkan investasi mereka,” pungkas Rizal.
“Sebab investor-investor lama, peran mereka besar dalam mendorong investasi selama ini. Sebab mereka masuk disaat negara mengalami keterbatasan fasilitas dan infrastruktur,” ujar Anggota Komite Investasi Bidang Komunikasi dan Informasi BKPM Rizal Calvary Marimbo di Jakarta, Rabu (4/3/2020).
Sebab itu BKPM akan merevitalisasi kontribusi dan peran investor lama baik yang berasal dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) maupun Penanaman Modal Asing (PMA). Rizal mengatakan, dalam beberapa pekan terakhir, Kepala BKPM telah mulai menyelesaikan hambatan-hambatan investasi yang dialami oleh investor lama.
“Satu-satu masalah mereka mulai diurai dan dieksekusi langsung oleh Pak Kepala dan timnya. Yang mangkrak-mangkrak banyak. Ada masalah lahannya diserobot, ada yang minta insentif fiskal, ada masalah Amdal, ada yang terbentur regulasi. Jadi mereka mau reinvestasi, tapi kendalanya banyak. Kita bantu selesaikan investasinya yang mangkrak-mangkrak itu,” ujar Rizal.
Rizal mengatakan, gagasan revitalisasi investor lama ini muncul dari para investor lama itu sendiri. “Jadi investor lama dan besar-besar ini datang sendiri menjumpai Kepala BKPM. Mereka bilang kita mau investasi ulang, kita mau ekspansi ulang. Kita sudah lama tanam duit disini. Kita lihat Bapak tidak banyak teori-teori, tidak makro-makro, praktis, dan berani langsung eksekusi," jelasnya.
"Ini yang kita tunggu. Kebijakan perizinan juga semakin tersentralisasi. Tidak dipingpong lagi sana-sini. Kata mereka, kami optimistis sekali. Ada dari Indofood, Toyota, Malindo, Agung Sedayu, Lippo, MNC Group dan sebagainya, pokoknya banyak,” ujar Rizal.
Rizal mengatakan, para investor lama juga siap bermitra dengan pengusaha-pengusaha di daerah guna memberdayakan pengusaha dan ekonomi daerah dimana investasi mereka beraktifitas. “Salah satu persyaratannya mereka akan bermitra dengan pengusaha-pengusaha daerah. Dan mereka tidak keberatan bahkan ada yang siap membina pengusaha-pengusaha lokal, dengan catatan pemerintah benar-benar melindungi dan memudahkan investasi mereka,” pungkas Rizal.
(fjo)