BNI Optimistis Benahi Tantangan Kredit Berisiko dan Dana Murah

Rabu, 04 Maret 2020 - 23:01 WIB
BNI Optimistis Benahi Tantangan Kredit Berisiko dan Dana Murah
BNI Optimistis Benahi Tantangan Kredit Berisiko dan Dana Murah
A A A
JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) siap menyelesaikan tantangan utama dalam kinerja, yaitu kredit berisiko dan menggenjot dana murah. Perseroan menegaskan akan memperkuat sinergi antara direksi dan komisaris yang baru terpilih, dan Serikat Pekerja (SP) BNI.

Wakil Direktur Utama BNI Anggoro Eko Cahyo menyatakan manajemen baru membutuhkan dukungan seluruh pihak untuk menjawab tantangan besar di tahun ini. Perseroan disebutnya harus membenahi kredit berisiko atau Loan to Asset Ratio (LAR) yang masih melonjak untuk nasabah golongan 3,4, dan 5. Tahun 2018 kondisi rasio LAR masih sebesar 8,3% dan melonjak sebesar 9,4% pada akhir 2019.

"Ini angka yang besar dan harus kita bereskan bersama-sama. Komitmen manajemen dan SP yang kuat harus dilanjutkan," ujar Anggoro dalam membuka Munas dan HUT SP BNI di Jakarta, Rabu (4/3/2020).

Lebih lanjut dia menjelaskan, tantangan lainnya adalah porsi simpanan dana murah (CASA) perseroan yang baru sebesar Rp180 triliun di akhir 2019. Ini menurutnya masih setengah yang dimiliki pesaing sesama bank BUKU IV.

"Saya yakin kita semua bisa dengan saling bekerja sama. Kalau ingin bertahan kita harus bekerja sama dan memperkuat teamwork yang ada. Kita butuh kepemimpinan berikutnya yang kuat, tidak cengeng, dan memiliki kemampuan enterpreneur yang baik. Ini bisa dikembangkan di SP," ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut hadir juga Komisaris Utama BNI Agus Martowardojo yang juga baru dipilih dalam RUPS Tahunan bulan lalu. Menurutnya pihak komisaris menyambut baik rencana bisnis bank atau RBB dari BNI tahun ini. Perseroan memiliki visi bank yang unggul dalam layanan dan menjadi the most profitable bank di tahun 2023."Kita harus bekerja sama dan berkomitmen mendukung rencana kerja yang sudah disetujui. Dalam strategi utama kita adalah dengan pengembangan SDM. Kita harus berikan perhatian kepada SP karena sudah kuat dalam mengembangkan SDM selama ini," Agus menambahkan.

Dia mengakui selama ini kinerja BNI sudah cukup baik. Kinerja BNI dikenal di industri dengan aset di atas Rp600 triliun dan memiliki pertumbuhan kredit yang terbesar. Inisiatif BNI dalam digitalisasi juga sangat dihormati di industri perbankan. Namun juga terdapat tantangan kredit berisiko yang naik jadi 9% dan kredit bermasalah NPL yang naik 1,8% jadi 2,3%.

"Tantangan pembenahan kredit ini harus diwaspadai. Rasio dana murah CASA meskipun sudah 66% tapi biayanya agak tinggi. Ini juga butuh perhatian kita semua," ujar dia.

Ketua Umum SP BNI Irfan Ferdiansyah ‎mengatakan, hadirnya jajaran direksi dan komisaris dalam acara tersebut membuat pihaknya semakin optimistis BNI dapat mencapai target kinerja tahun ini. Begitu juga dengan Komisaris yang baru dipilih, mampu meyakinkan akan memiliki komitmen yang sama kuat dengan direksi.

"Manajemen sebelumnya telah membangun fondasi yang bagus dan berikutnya kami yakin akan lebih baik lagi. Sinergi antara direksi, komisaris, dan pegawai akan menjadi kunci menghadapi tantangan global dan domestik. Tapi kami optimistis target RBB di 2020 akan tercapai," ujar Irfan.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4697 seconds (0.1#10.140)