Tanijoy Berfokus Bantu Permasalahan Petani di Indonesia

Kamis, 05 Maret 2020 - 03:26 WIB
Tanijoy Berfokus Bantu Permasalahan Petani di Indonesia
Tanijoy Berfokus Bantu Permasalahan Petani di Indonesia
A A A
JAKARTA - Tanijoy adalah bisnis agritech yang berfokus pada pemberdayaan petani. Chief Executive Officer (CEO) Tanijoy, Muhammad Nanda Putra, mengatakan bahwa Tanijoy berfokus untuk mengatasi permasalahan yang kerapkali dialami oleh para petani Indonesia.

"Ada tiga permasalahan utama yaitu akses permodalan, akses ke pasar, dan knowledge. Kami hadir di tengah-tengah dengan pendekatan melalui teknologi, didukung kesempatan ini dimana sudah ada penetrasi internet ke daerah pedesaan," ujar Nanda di talkshow #GotongRoyongTalks bersama Komunitas Sahabat UMKM BPD DKI Jakarta di MNC X Kolega Park Tower Jakarta, Rabu(4/3/2020).

Ia mengatakan bahwa sejak kecil cita-citanya adalah menjadi insinyur pertanian. Tanijoy yang dirintisnya berbentuk platform dan juga bermitra dengan bank. Nanda juga bercerita lebih jauh tentang bagaimana bisnis ini mulai dirintisnya.

"Pertama, karena kita startup, kita cari permodalan, partner, dan tim baru. Dari segi permodalan, modal itu tidak melulu uang, ada modal network, sosial, dan teman," ungkapnya.

Nanda menyampaikan bahwa niat adalah modal utama paling penting. Kemudian, sebelum mencari modal ke investor, penting untuk memperhatikan modal yang dimiliki.

"Kalau modal ide saja enggak bisa, harus ada modal pengalaman dan sosial. Modal sosial adalah masalah sosial yang perlu diselesaikan, misal kami membawa sekian ribu petani sebagai bukti. Setelah ada dua itu, baru maju pitching untuk modal uang," terangnya.

Nanda berkata bahwa modal paling dekat adalah keluarga. Jika tidak mendapatkan modal uang, bisa berupa network untuk pitching ke yang lain.

"Ketika saya pakai modal pribadi dan ortu, saya kasih permodalan ke petani. 3-4 kali setor ke petani, semuanya gagal dengan alasan gagal panen dan cuaca. Setelah ditelusuri, justru karena petaninya menjual hasil tani ke orang lain tanpa memberi tahu saya," ungkapnya.

Berdasarkan pengalamannya, Nanda menyimpulkan masalah petani Indonesia yang kurang sejahtera bukan tengkulak dan alam, tapi kebiasaan petani itu sendiri. Terlebih lagi, berdasarkan data BPS, angka petani menurun 1% tiap tahunnya.

"Sejak itu, kami tidak akan memberikan tunai, karena dipakai untuk tujuan lain. Petani yang jarang memegang uang dalam jumlah besar cenderung tidak bisa mengelola keuangan baik, malah kadang dibelikan motor atau cicilan mobil," imbuhnya.

Tanijoy kemudian memberikan modal dalam bentuk lain, yaitu pupuk, bibit, dan pestisida lewat toko terdekat.

"Seringkali petani pakai pupuk berlebihan yang berakibat pada kualitas panen tidak memuaskan, dan agak sulit untuk mendidik karena mereka cenderung defensif," tambah Nanda.

Namun, Tanijoy tetap membantu mendampingi dan mengajari petani bagaimana memanage pertanian dan keuangan untuk kehidupan mereka.

"Saat ini, petani sudah menjadi aset Tanijoy. Kami berharap bisa memajukan pertanian karena sektor pangan itu potensinya sangat besar," tutur Nanda.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6676 seconds (0.1#10.140)