Menjaga Keberlanjutan Pertanian RI Lewat MoU Duta Petani Milenial-PT Tsamarot
loading...
A
A
A
DEPOK - Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan) , Dedi Nursyamsi menyaksikan penandatanganan MoU antaraantara PT Tsamarot Indonesia dengan Duta Petani Milenial (DPM)/Duta Petani Andalan (DPA) Kementerian Pertanian.
Penandatanganan nota kesepahaman perusahaan yang bergerak di bidang food processing dengan DPM/DPA itu dilakukan di Kantor PT Tsamarot Indonesia diJalan Kavling DPR Nomor 8 RT 007/RW 01, Kelurahan Serua, Kecamatan Bojongsari, Depok, Jawa Barat.
Pada kesempatan itu, Dedi Nursyamsi berharap penandatanganan nota kesepahaman itu tak hanya menguntungkan kedua belah pihak saja, tetapi juga petani secara keseluruhan. "Kita berharap kerja sama ini akan menghasilkan keuntungan luar biasa. Tak hanya kedua belah pihak yang menikmati, tetapi juga petani Indonesia secara keseluruhan," harap Dedi, Senin (9/11/2020).
(Baca Juga: Tumbuh Positif, Sektor Pertanian Jadi Andalan di Masa Pandemi )
Ia memaparkan, dalam sektor pertanian yang terpenting adalah produktivitas, kualitas dan kontinuitas produk. Bagi Dedi, tiga hal tersebut adalah kata kunci pembangunan pertanian Indonesia.
Keberlanjutan pertanian Indonesia akan sulit terealisasi jika ketiga hal tersebut gagal diwujudkan. Ia menilai kerja sama antara PT Tsamarot Indonesia dengan DPM/DPA adalah dalam kerangka mewujudkan ketiga hal tersebut yang berorientasi pada peningkatan kualitas pembangunan pertanian Indonesia.
"Untuk itu, saya mengapresiasi kerja sama yang telah terjalin ini. Tentu kita berharap ke depan kerja sama ini dapat ditingkatkan terus pada diferensiasi komoditasnya, juga skala dan ruang lingkupnya," harap Dedi.
Dedi memapaparkan, kondisi pertanian Indonesia. Saat ini, ada 33 juta orang yang bergerak di sektor pertanian. Dari jumlah itu, 70 persen di antaranya berusia di atas 40 tahun.
"Hanya 30 persen saja petani yang usianya di bawah 40 tahun. Mereka itulah petani milenial. Sebagian besar petani kita kolotnial. Dalam waktu 10 tahun yang akan datang, mereka akan tidak produktif lagi. Maka, siap tidak siap, kita harus kita genjot pertumbuhan petani milenial. Petani muda harus berkiprah di sektor pertanian," tuturnya.
(Baca Juga: Mentan SYL: Jadi Kenyang Tidak Harus dari Nasi )
Penandatanganan nota kesepahaman perusahaan yang bergerak di bidang food processing dengan DPM/DPA itu dilakukan di Kantor PT Tsamarot Indonesia diJalan Kavling DPR Nomor 8 RT 007/RW 01, Kelurahan Serua, Kecamatan Bojongsari, Depok, Jawa Barat.
Pada kesempatan itu, Dedi Nursyamsi berharap penandatanganan nota kesepahaman itu tak hanya menguntungkan kedua belah pihak saja, tetapi juga petani secara keseluruhan. "Kita berharap kerja sama ini akan menghasilkan keuntungan luar biasa. Tak hanya kedua belah pihak yang menikmati, tetapi juga petani Indonesia secara keseluruhan," harap Dedi, Senin (9/11/2020).
(Baca Juga: Tumbuh Positif, Sektor Pertanian Jadi Andalan di Masa Pandemi )
Ia memaparkan, dalam sektor pertanian yang terpenting adalah produktivitas, kualitas dan kontinuitas produk. Bagi Dedi, tiga hal tersebut adalah kata kunci pembangunan pertanian Indonesia.
Keberlanjutan pertanian Indonesia akan sulit terealisasi jika ketiga hal tersebut gagal diwujudkan. Ia menilai kerja sama antara PT Tsamarot Indonesia dengan DPM/DPA adalah dalam kerangka mewujudkan ketiga hal tersebut yang berorientasi pada peningkatan kualitas pembangunan pertanian Indonesia.
"Untuk itu, saya mengapresiasi kerja sama yang telah terjalin ini. Tentu kita berharap ke depan kerja sama ini dapat ditingkatkan terus pada diferensiasi komoditasnya, juga skala dan ruang lingkupnya," harap Dedi.
Dedi memapaparkan, kondisi pertanian Indonesia. Saat ini, ada 33 juta orang yang bergerak di sektor pertanian. Dari jumlah itu, 70 persen di antaranya berusia di atas 40 tahun.
"Hanya 30 persen saja petani yang usianya di bawah 40 tahun. Mereka itulah petani milenial. Sebagian besar petani kita kolotnial. Dalam waktu 10 tahun yang akan datang, mereka akan tidak produktif lagi. Maka, siap tidak siap, kita harus kita genjot pertumbuhan petani milenial. Petani muda harus berkiprah di sektor pertanian," tuturnya.
(Baca Juga: Mentan SYL: Jadi Kenyang Tidak Harus dari Nasi )