Virus Corona Merebak, Pemerintah Diminta Beri Kepastian Impor Daging

Sabtu, 07 Maret 2020 - 14:55 WIB
Virus Corona Merebak,...
Virus Corona Merebak, Pemerintah Diminta Beri Kepastian Impor Daging
A A A
JAKARTA - Impor daging sapi dan kerbau kembali menjadi isu yang saat ini mengingat besarnya konsumsi komoditas ini menjelang dan hingga Lebaran nanti. Pelaku usaha bisnis daging dan sapi Yustinus Sadmoko menyebutkan bahwa stok daging aman hingga enam bulan ke depan.

Akan tetapi, dalam situasi penuh kekhawatiran akibat merebaknya virus corona yang telah positif di Indonesia, pemerintah sebagai pengambil kebijakan diminta memberikan kepastian kepada produsen, pengusaha, dan masyarakat.

"Saya mau pemerintah memberi kejelasan dan kepastian, jangan terombang-ambing. Pemerintah mau masukin daging kerbau atau enggak? Segera diumumkan," ujar Yustinus di Jakarta, Sabtu (7/3/2020).

Dalam situasi ini, ia menyarankan agar pemerintah sepanjang tahun ini memberikan pengumuman terkait volume impor per bulannya sehingga ada kepastian. Hal terpenting, kata dia, adalah meningkatkan kepercayaan pasar maupun konsumen.

Seperti diketahui, sempat terjadi aksi borong besar-besaran bahan kebutuhan pokok setelah positifnya virus corona di Indonesia diumumkan pemerintah. Dengan adanya pengumuman terkait impor, kata dia, akan ada kepercayaan pada masyarakat bahwa stok bahan kebutuhan itu terpenuhi.

"Jadi saat kosong kita isi, kalau mereka memperbanyak (stok) ya kita enggak isi banyak-banyak. Kalau kita masukin terlalu banyak, siapa juga yang mau beli," kata Yustinus.

Ia menyampaikan bahwa tentu saja dalam situasi ini pasti ada yang diuntungkan dan tidak diuntungkan. Akan tetapi, jika harga sebuah komoditas menjadi terlalu murah, yang terkena dampak adalah produsen.

Karena itu, ia mengatakan bahwa pemerintah harus memberitahukan rencana besarnya, sehingga para pengusaha seperti bisa tahu kapan dan dimana harus berpartisipasi lebih lanjut.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6197 seconds (0.1#10.140)