E-Commerce Jembatan bagi UMKM Daerah Masuki Pasar Nasional dan Global

Selasa, 10 Maret 2020 - 00:18 WIB
E-Commerce Jembatan bagi UMKM Daerah Masuki Pasar Nasional dan Global
E-Commerce Jembatan bagi UMKM Daerah Masuki Pasar Nasional dan Global
A A A
JAKARTA - Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) saat ini mendominasi 60% PDB Indonesia, membuktikan kontribusinya terhadap ekonomi yang semakin besar. Bahkan sektor UMKM menjadi penyelemat saat ekonomi tengah mengalami turbulensi, seperti saat ini ketika wabah virus corona memukul sektor perdagangan yang mengakibatkan melambatnya perekonomian global.

Karena itu, penguatan UMKM dinilai mutlak dilakukan. Salah satu kategori UMKM yakni pelaku industri rumahan dan warung, yang keduanya memiliki karakteristik berbeda beda. Karena itu, strategi mengembangkannya juga berbeda.

Karena itu, perlu sinergi semua pihak sehingga jangan sampai UMKM yang digadang gadang sebagai pahlawan ekonomi nasional hanya sebatas jargon. Para pelaku e-commerce perlu memberi dukungan dengan melihat permasalahannya lebih dalam, dan memahami karakteristiknya.

"Salah satunya, memberi dukungan teknologi agar usaha warung UMKM di daerah dapat lebih berkontribusi terhadap ekonomi," kata Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi kepada media, baru-baru ini.

Heru menambahkan, e-commerce memiliki peran signifikan untuk meningkatkan inklusi keuangan. Juga, mengintegrasikan teknologi yang dimiliki terhadap para pelaku UMKM. Dukungan tersebut menjadi penting, agar para UMKM dapat lebih terangkat dari sisi peran dan konstribusi.

"Kehadiran fintech yang fokus ke e-commerce sudah tepat, apalagi fokus ke daerah, dengan begitu e-commerce tersebut dapat lebih mengembangkan berbagai potensi lokal," ujar Heru.

Salah satu e-commerce yang fokus mengembangkan UMKM di daerah yaitu Bukalapak. Dengan dukungan teknologi, melalui e-commerce bisa menjadi sarana baru untuk melakukan pembayaran elektronik, remitansi maupun pinjaman online.

Malahan, ditegaskan Heru, e-commerce bisa lebih berkembang di daerah karena sesuai dengan karakteristik konsumen yang perlu terus diedukasi di sektor keuangan dan akses teknologi.

Heru menambahkan, beberapa daerah sudah mulai memanfaatkan e-commerce, baik untuk transaksi dengan layanan pemerintahan, retribusi pasar, dan untuk pengembangan UMKM. Namun banyak juga yang belum. "Ini menjadi tugas kita bersama agar manfaat ecommerce merata dan tersebar," ujarnya.

Caranya, sambung dia, tentu perlu ada adopsi dan layanan apa yang akan diberikan. Kemudian tentu butuh dorongan dari DPD, gubernur, bupati, wali kota agar agar beralih dari pembayaran tunai ke nontunai, dan e-commerce juga jadi solusi. Kalangan pengembang layanan menurut dia juga perlu diajak. Tidak tertutup kemungkinan mengembangkan layanan secara mandiri, tapi bisa menggandeng pemberi layanan yang sudah ada.

"Dan tak kalah penting, kalangan bisnis, terutama UMKM, serta masyarakat luas di daerah perlu diedukasi dan dicerahkan untuk bagaimana dan apa manfaat penggunaan e-commerce," tegas Heru.

Salah satu masalah utama Indonesia adalah ketimpangan pembangunan antara Jakarta dan wilayah-wilayah lain. Ini terjadi lantaran konektivitas antardaerah belum terbangun dengan baik karena potensi lokal belum digarap.

Di sisi lain, penyedia platform teknologi telah banyak memajukan pasar nasional sehingga lebih efisien. Namun demikian, untuk mengembangkan pasar lebih luas lagi, penyedia platform teknologi seperti e-commerce perlu untuk mengembangkan potensi regional/lokal untuk menghubungkan perekonomian nasional dan mendorong pertumbuhan.

Ekonom Piter Abdullah mengatakan, platform teknologi yang berhasil mengembangkan ini akan menciptakan terobosan positif, baik bagi perusahaan maupun perekonomian nasional. Apalagi di saat perekonomian global dilanda kecemasan akibat ketidakpastian sistem perdagangan dan dampak virus Corona.

Karena itu, pengembangan perekonomian nasional melalui penguatan kapasitas regional/lokal menjadi cara untuk terus berkinerja positif. Piter mengatakan, wabah virus corona dipastikan akan menurunkan pertumbuhan ekonomi. Ekspor sulit untuk didorong di tengah melambatnya perekonomian global akibat dampak penyebaran virus corona.

Solusi menghadapi corona menurut dia adalah fokus pada penguatan permintaan domestik dgn kebijakan moneter dan fiskal yang lebih longgar. Bank Indonesia (BI), kata dia, sudah terlihat dengan cepat melonggarkan likuiditas dengan menurunkan suku bunga dan giro wajib minimum (GWM).

"Kondisi perekonomian domestik yang bergerak memungkinkan semua sektor termasuk e-commerce untuk terus tumbuh berkembang," ujar Piter.

Pemerintah juga sudah memberikan berbagai insentif fiskal. Kedua otoritas moneter dan fiskal ini diyakini akan terus mengeluarkan kebijakan agar ekonomi domestik tetap kondusif.

Diharapkan e-commerce mampu menelurkan inovasi inovasi yang mendorong ekonomi termasuk di daerah agar bisa bergerak lebih cepat. Para e-commerce ditantang lebih kreatif bersaing memberikan pelayanan yang lebih baik untuk memenangkan persaingan.

Namun, agar e-commerce mampu berkontribusi signifikan, harus ada dukungan kemudahan kebijakan di daerah tersebut. Atau sebaliknya, memiliki kejelian luar biasa dalam melihat peluang sekecil apapun di sektor UKM maupun ekonomi daerah tersebut.

Ia yakin, e-commerce yang sudah ada di Indonesia, akan semakin jeli melihat peluang ekonomi di daerah dan bersinergi dengan para pelaku UMKM sehingga bersama sama berkontribusi mendorong pertumbuhan ekonomi. "Di daerah banyak potensi, e-commerce harus mampu melihat peluang," tandas Piter.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5463 seconds (0.1#10.140)