Impor RI dari China Anjlok di Februari 2020, Terbesar Produk Plastik 65,16%
A
A
A
JAKARTA - Impor asal China ke Indonesia anjlok pada periode Februari 2020 di tengah wabah virus corona atau Covid-19 yang menyebar dengan masif. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), melihat aspek negara asalnya dimana penurunan impor paling dominan adalah dari China yakni USD1,98 miliar.
"(Penurunan) antara lain untuk HS85 mesin dan elektrik, HS84 mesin dan peralatan mekanik, lalu plastik dan barang dari plastik mengalami penurunan," ujar Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Yunita Rusanti di Jakarta, Senin (16/3/2020).
Rinciannya, penurunan impor nonmigas terbesar Februari 2020 dibanding Januari 2020 adalah golongan mesin dan perlengkapan elektrik sebesar USD485,9 juta yang setara 28,14%, sedangkan peningkatan terbesar adalah golongan gula dan kembang gula sebesar USD214,6 juta atau 557,40%.
Dia menambahkan, penyebaran virus corona menjadi faktor anjloknya ekspor dan impor antara Indonesia dan China. Apalagi, pemerintah China telah mengunci beberapa wilayah (lockdwon) sehingga distribusi barang menjadi sulit.
“Iya ada pengaruh dari covid-19, di mana kegiatan lockdown, ekspor dan impor otomatis mempengaruhi angka kita dari China. Karena baik ekspor maupun impornya, yang dari China itu turun dua-duanya,” katanya.
Diterangkan juga olehnya, berdasarkan jenis komoditasnya berdasarkan kode HS dua digit, impor plastik dan barang dari plastik asal China turun 65,16% (mtm) di Februari 2020. Disusul impor mesin dan peralatan elektronik yang turun 45,17% (mtm), dan impor mesin dan peralatan mekanis asal China turun 34,33% (mtm).
"Cukup dalam penurunannya untuk impor China, baik month to month dan year on year turun. Ada pengaruhnya juga dari covid-19, turun baik ekspor dan impor,” jelasnya.
Secara rinci, ekspor nonmigas Indonesia ke China di Februari 2020 mencapai USD1,87 miliar atau turun 11,63% jika dibandingkan bulan sebelumnya (mtm). Namun secara tahunan, ekspor nonmigas Indonesia ke China masih tumbuh 21,49% (yoy).
Sementara impor nonmigas dari China selama Februari 2020 sebesar USD 1,98 miliar, anjlok 49,63% (mtm) dan turun 35,27% (yoy).
"(Penurunan) antara lain untuk HS85 mesin dan elektrik, HS84 mesin dan peralatan mekanik, lalu plastik dan barang dari plastik mengalami penurunan," ujar Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Yunita Rusanti di Jakarta, Senin (16/3/2020).
Rinciannya, penurunan impor nonmigas terbesar Februari 2020 dibanding Januari 2020 adalah golongan mesin dan perlengkapan elektrik sebesar USD485,9 juta yang setara 28,14%, sedangkan peningkatan terbesar adalah golongan gula dan kembang gula sebesar USD214,6 juta atau 557,40%.
Dia menambahkan, penyebaran virus corona menjadi faktor anjloknya ekspor dan impor antara Indonesia dan China. Apalagi, pemerintah China telah mengunci beberapa wilayah (lockdwon) sehingga distribusi barang menjadi sulit.
“Iya ada pengaruh dari covid-19, di mana kegiatan lockdown, ekspor dan impor otomatis mempengaruhi angka kita dari China. Karena baik ekspor maupun impornya, yang dari China itu turun dua-duanya,” katanya.
Diterangkan juga olehnya, berdasarkan jenis komoditasnya berdasarkan kode HS dua digit, impor plastik dan barang dari plastik asal China turun 65,16% (mtm) di Februari 2020. Disusul impor mesin dan peralatan elektronik yang turun 45,17% (mtm), dan impor mesin dan peralatan mekanis asal China turun 34,33% (mtm).
"Cukup dalam penurunannya untuk impor China, baik month to month dan year on year turun. Ada pengaruhnya juga dari covid-19, turun baik ekspor dan impor,” jelasnya.
Secara rinci, ekspor nonmigas Indonesia ke China di Februari 2020 mencapai USD1,87 miliar atau turun 11,63% jika dibandingkan bulan sebelumnya (mtm). Namun secara tahunan, ekspor nonmigas Indonesia ke China masih tumbuh 21,49% (yoy).
Sementara impor nonmigas dari China selama Februari 2020 sebesar USD 1,98 miliar, anjlok 49,63% (mtm) dan turun 35,27% (yoy).
(akr)