Sri Mulyani: Risiko Penurunan Ekonomi Dunia Sangat Nyata
A
A
A
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengungkapkan, ekonomi global sedang mengalami risiko penurunan yang sangat nyata. Bahkan sebelum penyebaran virus corona atau Covid-19 menjadi pandemi, proyeksi ekonomi dunia telah beberapa kali direvisi menyusul kondisi perang dagang, tensi geopolitik dan kini ditambah Covid-19.
"Kondisi ekonomi Indonesia global sangat dipengaruhi oleh virus corona, seperti diketahui ekonomi global mengalami risiko penurunan yang sangat nyata," kata Menkeu Sri Mulyani di Jakarta.
Sebelumnya, lembaga International Monetary Fund (IMF) dan Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (Organisation for Economic Co-operation and Development/OECD) memprediksi ekonomi global mampu membaik dibandingkan tahun lalu yang di bawah tiga persen.
Kemudian, OECD menurunkan proyeksinya sebesar 0,5 basis poin menjadi 2,4%. Ini dengan asumsi, wabah Covid-19 di China hanya berlangsung selama satu kuartal dan tidak menyebar signifikan ke negara lain.
Sementara itu bagi dampak ke ekonomi Indonesia dimulai dari sektor pariwisata. Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menjelaskan, selain sektor pariwisata, tekanan juga terjadi di sektor perdagangan dimana ekspor impor terganggu.
"Jalur pariwisata jelas, distribusi dari perdagangan dan pasokan. Dulu kita mungkin dua minggu terakhir melihat 27% impor nonmigas dari Tiongkok, 16,7% ekspor kita ke Tiongkok. Jadi apakah China akan mengendalikan dan me-recover itu akan sangat menentukan kita, dari sisi ekspor, impor dan pariwisata," jelasnya.
Di sisi lain, penyebaran covid-19 di wilayah Eropa hingga Amerika Serikat juga akan berdampak ke Indonesia. Sri Mulyani mengatakan, pengaruhnya akan mempengaruhi melalui beberapa jalur.
"Konsumsi yang kita sampaikan selain melakukan pencegahan, ini pasti mempengaruhi dari sisi kegiatan sosial ekonomi maupun kegiatan ekonomi dari konsumsi," ucapnya.
"Kondisi ekonomi Indonesia global sangat dipengaruhi oleh virus corona, seperti diketahui ekonomi global mengalami risiko penurunan yang sangat nyata," kata Menkeu Sri Mulyani di Jakarta.
Sebelumnya, lembaga International Monetary Fund (IMF) dan Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (Organisation for Economic Co-operation and Development/OECD) memprediksi ekonomi global mampu membaik dibandingkan tahun lalu yang di bawah tiga persen.
Kemudian, OECD menurunkan proyeksinya sebesar 0,5 basis poin menjadi 2,4%. Ini dengan asumsi, wabah Covid-19 di China hanya berlangsung selama satu kuartal dan tidak menyebar signifikan ke negara lain.
Sementara itu bagi dampak ke ekonomi Indonesia dimulai dari sektor pariwisata. Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menjelaskan, selain sektor pariwisata, tekanan juga terjadi di sektor perdagangan dimana ekspor impor terganggu.
"Jalur pariwisata jelas, distribusi dari perdagangan dan pasokan. Dulu kita mungkin dua minggu terakhir melihat 27% impor nonmigas dari Tiongkok, 16,7% ekspor kita ke Tiongkok. Jadi apakah China akan mengendalikan dan me-recover itu akan sangat menentukan kita, dari sisi ekspor, impor dan pariwisata," jelasnya.
Di sisi lain, penyebaran covid-19 di wilayah Eropa hingga Amerika Serikat juga akan berdampak ke Indonesia. Sri Mulyani mengatakan, pengaruhnya akan mempengaruhi melalui beberapa jalur.
"Konsumsi yang kita sampaikan selain melakukan pencegahan, ini pasti mempengaruhi dari sisi kegiatan sosial ekonomi maupun kegiatan ekonomi dari konsumsi," ucapnya.
(akr)