PEP Dinilai Konsisten Terapkan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan

Selasa, 24 Maret 2020 - 20:09 WIB
PEP Dinilai Konsisten Terapkan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
PEP Dinilai Konsisten Terapkan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
A A A
JAKARTA - Sejumlah pakar menilai PT Pertamina EP (PEP) paling konsisten dalam melaksanakan program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) bagi masyarakat di sekitar wilayah operasinya. Hal itu tampak dari lebih 300 program berjalan per tahun dengan nilai kurang lebih Rp40 miliar yang dikerjakan anak usaha PT Pertamina (Persero) tersebut.

Didominasi program lingkungan, pendidikan, ekonomi, kesehatan, dan infrastruktur, tanggung jawab sosial dan lingkungan PEP pun terbukti banyak mendapatkan penghargaan. Terbaru, PEP mendapatkan Best Indonesia Green Awards 2020 pertengahan bulan ini. Dalam forum tersebut, mayoritas lapangan yang dikelola PEP mendapatkan penghargaan untuk enam kategori, yaitu kategori penanganan sampah plastik, penyelamatan sumber daya air, rekayasa teknologi dalam menghemat energi, pengembangan keanekaragaman hayati, memelopori pencegahan polusi, dan mengembangkan pengolahan terpadu.

PEP juga tercatat sebagai satu-satunya perusahaan di Indonesia yang memperoleh empat PROPER Emas dalam dua tahun berturut-turut, serta belasan PROPER Hijau yang diperoleh unit bisnis perusahaan.

Ketua Program Studi Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP Universitas Padjadjaran Risna Resnawaty menilai, capaian-capaian itu menunjukkan PEP berhasil mengimplementasikan TJSL. "Saya melihat keunggulan program TJSL PEP itu ada tiga faktor, yaitu inovasi dan keunggulan jenis program, sumber daya pelaksana, dan pelaporan yang baik," ujarnya, Selasa (24/6/2020).

Menurut dia, peran PEP dalam pelaksanaan pembangunan saat ini tampak jika dilihat dari kuantitas maupun kualitas TJSL yang memiliki dampak positif terhadap peningkatan hidup masyarakat. Selain itu, PEP juga memiliki divisi khusus yang menangani urusan TJSL.

"Dapat dikatakan jika perusahaan lain masih menjadikan TJSL sebagai kegiatan pendukung, PEP menjalankan TJSL sama seriusnya dengan menjalankan bisnisnya," kata dia.

Penilaian senada diungkapkan pakar manajemen lingkungan sekaligus Dewan PROPER KLHK Sudharto P Hadi. Menurut dia, komitmen PEP dalam pengelolaan lingkungan dan kepedulian sosial sangat tinggi dan menjadikan triple bottom line (profit, people dan planet) sebagai pilar-pilar pedoman dalam mewujudkan keberlanjutan perusahaan. Hal tersebut terinternalisasi dalam kebijakan, strategi dan operasi perusahaan, diwujudkan dalam key performance indicator (KPI) pimpinan dan staf.

"Setiap tahun mereka menetapkan target berapa lapangan yang harus memperoleh peringkat hijau dan emas," ujar mantan Rektor Universitas Diponegoro itu.

Dengan menjadikan triple bottom line sebagai pedoman, lanjut Sudharto, perusahaan akan memperoleh manfaat tangible berupa efisiensi energi, konsumsi air, mengurangi timbulan limbah dan emisi dan juga intangible seperti citra baik, hubungan harmonis dengan stakeholder dan warga masyarakat dan juga memperoleh akses terhadap lembaga keuangan seperti bank, OJK serta harga saham yang meningkat.

Menurut Sudharto, banyak perusahaan mengucurkan dana puluhan miliar rupiah tetapi tidak berhasil meraih peringkat emas. Dana yang besar tetapi tidak dibarengi dengan pengorganisasian yang baik justru menjadi bumerang, menciptakan warga masyarakat menjadi tergantung dan tidak mandiri.

"Yang terpenting adalah komitmen dan pengorganisasian yang baik, membangun sistem mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Penilaian peringkat PROPER Emas titik beratnya pada pelaksanaan community development. Itu kelebihan PEP," tuturnya.

Pengamat CSR dari Universitas Gadjah Mada Krisdyatmiko menambahkan, perusahaan yang memperoleh PROPER Emas berarti telah menunjukkan keunggulan dalam pengelolaan lingkungan dan memiliki program-program pengembangan masyarakat demi mewujudkan tanggung jawab sosialnya. Perusahaan, kata dia, mampu mengembangkan potensi lokal untuk menjawab kebutuhan dan masalah sosial yang akhirnya memberi kontribusi secara sosial, ekonomi, lingkungan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

"Oleh sebab itu, PROPER menekankan juga sistem tata kelola dalam CSR, program harus didasarkan pemetaan sosial, direncanakan, dilaksanakan dan monitoring dan evaluasi secara partisipatif, berbasis potensi setempat dan berorientasi pada kemandirian masyarakat dalam memenuhi kebutuhan untuk mencapai kesejahteraan mereka," paparnya.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5763 seconds (0.1#10.140)