Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Tertunda Imbas Corona
A
A
A
JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung akan mengalami penundaan. Hal ini dikarenakan proyek kereta cepat dikerjakan bersama dengan konsorsium asala China, sehingga tentu ada kemunduran pengerjaan.
Dimana tenaga kerja asing (TKA) asal China tidak bisa masuk ke Indonesia karena wabah virus corona."Tentu ada delay, tapi proyek ini akan jalan terus," ujar Menteri Erick Thohir di Jakarta, Senin (30/3/2020).
Meski mengalami penundaan, namun Ia memastikan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung akan terus dilanjutkan karena menjadi kebutuhan masyarakat. Dengan bertambahnya jumlah penduduk di dalam negeri, maka kebutuhan transportasi massal pasti meningkat. "Penduduk RI tambah, suka tidak suka transportasi publik di utamankan," paparnya.
Lebih lanjut Menteri Erick juga menerangkan, proyek lain yang mengalami penundaan adalah proyek kilang milik Pertamina. Proyek enam kilang yang dikerjakan Pertamina, dua di antaranya merupakan pembangunan kilang baru atau Grass Root Refinery (GRR) yakni GRR Tuban dan GRR Bontang.
Sedangkan empat sisanya modifikasi kilang atau Refinery Development Master Plan (RDMP) yakni RDMP Cilacap, RDMP Balongan, RDMP Balikpapan, dan RDMP Plaju akan tetap berjalan. "Semua proyek menyedot dana besar dan bermitra dengan investor asing," jelasnya.
Dimana tenaga kerja asing (TKA) asal China tidak bisa masuk ke Indonesia karena wabah virus corona."Tentu ada delay, tapi proyek ini akan jalan terus," ujar Menteri Erick Thohir di Jakarta, Senin (30/3/2020).
Meski mengalami penundaan, namun Ia memastikan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung akan terus dilanjutkan karena menjadi kebutuhan masyarakat. Dengan bertambahnya jumlah penduduk di dalam negeri, maka kebutuhan transportasi massal pasti meningkat. "Penduduk RI tambah, suka tidak suka transportasi publik di utamankan," paparnya.
Lebih lanjut Menteri Erick juga menerangkan, proyek lain yang mengalami penundaan adalah proyek kilang milik Pertamina. Proyek enam kilang yang dikerjakan Pertamina, dua di antaranya merupakan pembangunan kilang baru atau Grass Root Refinery (GRR) yakni GRR Tuban dan GRR Bontang.
Sedangkan empat sisanya modifikasi kilang atau Refinery Development Master Plan (RDMP) yakni RDMP Cilacap, RDMP Balongan, RDMP Balikpapan, dan RDMP Plaju akan tetap berjalan. "Semua proyek menyedot dana besar dan bermitra dengan investor asing," jelasnya.
(akr)