Hadapi Potensi Resesi, Bank Dunia: Negara Asia Timur dan Pasifik Harus Bertindak

Selasa, 31 Maret 2020 - 12:40 WIB
Hadapi Potensi Resesi, Bank Dunia: Negara Asia Timur dan Pasifik Harus Bertindak
Hadapi Potensi Resesi, Bank Dunia: Negara Asia Timur dan Pasifik Harus Bertindak
A A A
WASHINGTON - Bank Dunia mengajak negara-negara di Asia Timur dan Pasifik untuk mulai bertindak mengantisipasi kemungkinan resesi global, imbas dari wabah virus corona atau Covid-19. Seperti diketahui corona telah memicu gangguan pada rantai pasokan hingga menyebabkan guncangan ekonomi global.

(Baca Juga: Awas Imbas Corona, Penduduk Miskin di Asia Timur dan Pasifik Naik 11 Juta Orang
Dalam laporan ekonomi regional di kawasan Asia Timur dan Pasifik edisi April 2020, Bank Dunia menerangkan ekonomi negara-negara berkembang di Asia Timur dan Pasifik, yang sedang memulihkan diri dari ketegangan perdagangan (trade tension) kini berjuang terhadap Covid-19 dengan kemungkinan guncangan dan resesi finansial global.

Diterangkan juga kebijakan makroekonomi yang baik dan regulasi keuangan yang bijaksana telah membantu sebagian besar negara di kawasan Asia Timur dan Pasifik untuk menghadapi guncangan normal.

"Tetapi yang kita saksikan sekarang adalah kombinasi dari beberapa gangguan yang tidak biasa dan memiliki dampak negatif yang saling menguatkan. Kesulitan ekonomi yang signifikan tampaknya tidak akan terhindarkan," ujar Wakil Presiden Bank Dunia untuk Asia Timur dan Pasifik Victoria Kwakwa di Washington, Selasa (31/3/2020).

Menurut laporan ekonomi Bank Dunia untuk Kawasan Asia Timur dan Pasifik edisi April 2020 "East Asia and Pacific In The Time of Covid-19", negara-negara di Asia Timur dan Pasifik harus mengambil tindakan saat ini, termasuk investasi mendesak terkait kapasitas perawatan kesehatan dan intervensi fiskal yang tepat sasaran untuk mengurangi dampak langsung dari Covid-19.

Dalam lingkungan yang berubah dengan cepat, membuat proyeksi pertumbuhan ekonomi yang akurat menjadi sangat sulit. Karena itu, laporan ini menyajikan skenario dasar (baseline) serta skenario alternatif yang lebih rendah (lower scenario).

Pertumbuhan negara berkembang di kawasan Asia Timur dan Pasifik untuk tahun 2020 diproyeksikan melambat menjadi 2,1% pada skenario baseline dan menjadi negatif 0,5 untuk skenario lebih rendah, dari perkiraan 5,8% pada 2019. Pertumbuhan di China untuk tahun 2020 diproyeksikan turun menjadi 2,3% pada skenario dasar dan 0,1% dalam skenario terburuk lebih rendah dari 6,1% pada tahun 2019.

"Menahan pandemi akan memungkinkan pemulihan ekonomi yang berkelanjutan di kawasan ini, meskipun risiko dari tekanan pasar keuangan terhadap proyeksi tersebut akan tetap tinggi," ungkap Victoria.

"Negara-negara di Asia Timur dan Pasifik yang sudah menghadapi ketegangan perdagangan internasional (trade tension) dan dampak dari penyebaran COVID-19 di China, sekarang dihadapkan dengan guncangan ekonomi global," paparnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.7631 seconds (0.1#10.140)