Gubernur BI: Pelemahan Rupiah Disebabkan Kepanikan Global
A
A
A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada pekan ini kembali bergerak tidak menyenangkan. Selasa ini, rupiah agak baikan dengan menguat 27 poin atau 0,17% ke level Rp6.310 per USD, dibanding Senin lalu di Rp16.337 per USD.
Terkait kondisi ini, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan pelemahan rupiah dikarenakan kepanikan global
"Pelemahan nilai tukar rupiah karena kepanikan global. Kondisi kepanikan global itu menyebabkan capital outflow (arus modal keluar) terus deras," terang Perry di Jakarta, Selasa (31/3/2020).
Namun, kata dia, BI akan melakukan triple intervensi agar rupiah bisa stabil. Ketiga langkah itu adalah menjual valuta asing untuk mengendalikan nilai tukar rupiah. Lalu, intervensi melalui Domestic Non Deliverable Forward (DNDF) dan intervensi melalui pembelian surat berharga negara (SBN) yang dilepas investor asing.
"BI akan melakukan stabilisasi dengan pembelian surat berharga negara sesuai mekanisme pasar, sehingga diharap tidak panik dan berangsur mereda, supply dan demand bisa tumbuh," jelasnya.
Perry mencoba menenangkan bahwa tekanan terhadap nilai tukar rupiah saat ini sudah mereda. Meskipun masih pada level Rp16.000-an per USD, namun tekanan nilai tukar sudah membaik.
"Nilai tukar rupiah, alhamdulillah sejak seminggu terakhir pekembangan tekanan relatif mereda meski kami lihat volatilitas masih tinggi," ucapnya.
Terkait kondisi ini, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan pelemahan rupiah dikarenakan kepanikan global
"Pelemahan nilai tukar rupiah karena kepanikan global. Kondisi kepanikan global itu menyebabkan capital outflow (arus modal keluar) terus deras," terang Perry di Jakarta, Selasa (31/3/2020).
Namun, kata dia, BI akan melakukan triple intervensi agar rupiah bisa stabil. Ketiga langkah itu adalah menjual valuta asing untuk mengendalikan nilai tukar rupiah. Lalu, intervensi melalui Domestic Non Deliverable Forward (DNDF) dan intervensi melalui pembelian surat berharga negara (SBN) yang dilepas investor asing.
"BI akan melakukan stabilisasi dengan pembelian surat berharga negara sesuai mekanisme pasar, sehingga diharap tidak panik dan berangsur mereda, supply dan demand bisa tumbuh," jelasnya.
Perry mencoba menenangkan bahwa tekanan terhadap nilai tukar rupiah saat ini sudah mereda. Meskipun masih pada level Rp16.000-an per USD, namun tekanan nilai tukar sudah membaik.
"Nilai tukar rupiah, alhamdulillah sejak seminggu terakhir pekembangan tekanan relatif mereda meski kami lihat volatilitas masih tinggi," ucapnya.
(ven)