Ekspor rotan bakal naik 20% tahun depan

Selasa, 27 Desember 2011 - 16:38 WIB
Ekspor rotan bakal naik 20% tahun depan
Ekspor rotan bakal naik 20% tahun depan
A A A
Sindonews.com - Pasca pemberhentian ekspor bahan baku rotan awal bulan Desember ini diperkirakan akan meningkatkan volume ekspor produk olahan. Adapun nilai ekspor produk olahan rotan yakni mebel dan kerajinan diperkirakan bisa mencapai USD120 juta pada tahun depan.

Jumlah itu mengalami kenaikan sekira 20 persen dari tahun ini yang ditargetkan sebesar USD100 juta. Namun, jika dibandingkan dengan pencapaian di tahun 2010, angka ini lebih rendah 27,53 persen atau mencapai USD138 juta.

Ketua Umum Asosiasi Mebel dan Kerajinan Rotan Indonesia (AMKRI) Hatta Sinatra mengatakan, peningkatan ekspor tersebut terjadi seiring dengan adanya larangan ekspor rotan mentah, asalan, w/s, dan setengah jadi oleh pemerintah.

Namun, lanjutnya, kinerja ekspor pada tahun depan dikhawatirkan bisa melambat apabila terkena dampak dari krisis ekonomi yang terjadi di Amerika Serikat (AS) dan Eropa. "Greget-nya sudah ada, tapi pasarnya saat ini sedang sakit. Terutama Eropa dan AS yang melebihi 90 persen dari tujuan ekspor kami,” kata Hatta di Jakarta, Selasa (27/12/2011).

Kendati demikian, Hatta mengaku tetap optimistis produksi mebel dan kerajinan rotan nasional akan meningkat sehingga bisa memenuhi kebutuhan dari negara lain. "Malah ada indikasi pabrik China mau buat pabrik di Indonesia. Mungkin dalam satu tahun ke depan, mereka menunggu dulu apakah masih bisa dapat bahan baku dari cara lain," ucapnya.

Dana investasi yang diperlukan untuk membangun pabrik rotan yakni Rp5 miliar-10 miliar dengan kapasitas produksi 30-60 kontainer mebel per bulan. Kemenperin mencatat, volume ekspor mebel rotan Indonesia pada 2010 adalah 60.800 ton, sedangkan ekspor kerajinan rotan mencapai 4.270 ton.

Setelah melalui serangkaian pertimbangan yang matang, Pemerintah akhirnya mencabut larangan ekspor rotan untuk melindungi industrinya yang terpuruk selama pemberlakuan kebijakan ekspor rotan beberapa tahun belakangan.

Menteri Perdagangan Gita Wirjawan telah menerbitkan Surat Keputusan (SK) pelarangan ekspor rotan. Pihaknya mengaku memahami kondisi pengusaha rotan yang selama ini mengalami kelangkaan bahan baku rotan sebagai dampak buruk kebijakan sebelumnya.

“Tetapi kebijakan harus tetap holistic dan mengonsolidasi kepentingan yang lain,” kata Gita.

Meski banyak menuai pro dan kontra, namun pemerintah tetap optimistis kebijakan ini akan berjalan positif bagi perkembangan industri rotan nasional.
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4380 seconds (0.1#10.140)