Pertamina kunci sukses program pembatasan BBM

Jum'at, 06 Januari 2012 - 17:17 WIB
Pertamina kunci sukses program pembatasan BBM
Pertamina kunci sukses program pembatasan BBM
A A A
Sindonews.com - PT Pertamina (Persero) menyatakan kesiapan untuk menyukseskan program pembatasan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi yang dilakukan pemerintah di April 2012. Pertamina menjamin pasokan BBM nonsubsidi di Jawa dan Bali aman.

"Kalau untuk pembatasan BBM subsidi, kami siap memasok BBM nonsubsidi di Jawa dan Bali," ujar Vice President Corporate Communication Mochamad Harun, di Jakarta, Jumat (6/1/2012).

Namun soal pengalihan BBM ke gas, Harun mengungkapkan pihaknya akan menyiapkan pembangunan infrastruktur Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) jika permintaannya meningkat.

"Jika implementasinya nanti penggunaan gas demand-nya meningkat, kami segera menyiapkan segala infrakstrukturnya," tegasnya.

Saat ini, lanjut Harun, Pertamina mempunyai sepuluh Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) yang ada di Jawa dan Bali. Dalam waktu dekat, Pertamina akan membangun delapan daughter station dan 10 SPBG.

"Yang kami bangun baru dua daughter station yang diperkirakan akan beroperasi di Juni 2012, dan baru survei lahan saat ini untuk enam daughter station. Untuk SPBG kami berniat menambahkan sepuluh SPBG sehingga menjadi 20 SPBG di Jawa dan Bali," tegasnya.

Untuk pasokan gasnya, Harun mengungkap pihaknya telah berkoordinasi dengan Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas).

BP Migas telah menyanggupi akan meningkatkan pasokan gas ke Pertamina hingga 60 juta kaki kubik. Namun, suplai sebesar itu dinilai percuma jika permintaannya sedikit. Saat ini permintaan BBG Pertamina baru 2.100 liter setara premium (lsp) per tahun.

Sedangkan untuk solar yang kemudian akan dialihkan ke bahan bakar gas, Pertamina akan menerapkan sistem yang sama seperti saat mengimplementasi konversi minyak tanah ke elpiji.

"Kita harus siap untuk melewati proses itu, namun akan dilakukan secara bertahap seperti waktu peralihan minyak tanah ke gas elpiji," jelas Harun.

Khusus Jakarta, sampai saat ini Pertamina baru memiliki 6 SPBG. Untuk pembangunan SPBG selanjutnya, Harun mengaku Pertamina belum menentukan titik-titik lokasi untuk pembangunan infrastruktur BBG.

"Kami harus lihat dulu kan lokasinya seperti apa, karena perlengkapannya banyak sekali. Apalagi teknolgi tinggi yang akan digunakan. Jadi memang butuh waktu cukup lama dan harus direncanakan walaupun kebijakannya mendadak," ujarnya.

Harun juga mengungkapkan untuk pembangunan infrastruktur SPBG ini Pertamina membuka peluang untuk perusahaan-perusahaan lain yang ingin bergabung mensukseskan kebijakan pemerintah tersebut. Menurut perhitungan Harun, untuk satu titik SPBG, akan membutuhkan dana sebesar Rp1,5 miliar. (bro)
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4127 seconds (0.1#10.140)