Pembatasan BBM, akal bulus pencari fulus

Jum'at, 20 Januari 2012 - 11:09 WIB
Pembatasan BBM, akal...
Pembatasan BBM, akal bulus pencari fulus
A A A
Sindonews.com - Kebijakan pemerintah tentang pembatasan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada 1 April terus menuai penolakan. Kali ini Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) DPD Jawa Barat menolak kebijakan pemerintah tersebut karena menuding kebijakan tersebut hanya akal bulus pencari fulus.

Penolakan pembatasan BBM bersubsidi itu diungkapkan dalam unjuk rasa yang dilakukan 500-an massa HTI Jabar di depan Kantor Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Bandung.

Juru Bicara HTI Jabar Luthfi Afandi mengatakan, kebijakan pembatasan BBM hanyalah kedok dari liberalisasi migas.

"Program pembatasan BBM bersubsidi tidak akan meningkatkan kesejahteraan rakyat, malah justru akan merugikan rakyat. Program ini juga akan menguntungkan pihak asing, maka harus ditolak," kata Luthfi, di sela unjuk rasa, Bandung, Jumat (20/1/2012).

Menurutnya, pembatasan BBM merupakan langkah lanjut menuju liberalisasi migas. Program pembatasan BBM bersubsidi sama artinya dengan pencabutan subsidi. Karenanya, rakyat dipaksa beralih ke BBM nonsubsidi seperti Pertamax.

"Pembatasan BBM bersubsidi dalam jangka panjang akan menguntungkan perusahaan minyak asing seperti Total, Shell, dan Petronas," sebutnya.

Dalam aksi yang dimulai sekira pukul 08.00 WIB itu, massa HTI mengusung dua spanduk jumbo yang berisi pernyataan "Aksi Damai HTI Bersama Umat: Tolak Liberalisasi Migas Pembatasan BBM Bersubsidi" serta mengusung ratusan poster di antaranya menyatakan "Pembatasan BBM Bersubsidi Akal Bulus Pencari Fulus. Asing untung Rakyat Buntung".

Massa juga terus meneriakan takbir sambil mendengarkan orasi yang dilakukan di atas mobil bak terbuka sebagai panggung orasi. Dalam menggelas aksi unjuk rasa, HTI mendapat kawalan cukup ketat dari kepolisian. Meski begitu, aksi berlangsung damai dan lalu lintas cukup lancar. (ank)
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5680 seconds (0.1#10.140)