Bandara Adisucipto hambat industri wisata

Sabtu, 28 Januari 2012 - 11:12 WIB
Bandara Adisucipto hambat...
Bandara Adisucipto hambat industri wisata
A A A


Sindonews.com - Pelaku usaha pariwisata di Yogyakarta menilai kondisi Bandara Adisucipto sudah tidak representatif bagi perkembangan industri pariwisata. Kapasitasnya tidak lagi mampu menampung wisatawan yang datang.

Ketua Asosiasi Tour dan Travel Indonesia (ASITA) DIY Edwin Ismedi Himna mengatakan, kapasitas bandara dan jam operasional menjadi kendala pengembangan pariwisata. Kondisi ini menyebabkan wisatawan yang datang ke Yogyakarta terbatas. Padahal tingkat perkembangan hotel dan penginapan kian pesat.

”Kapasitas bandara ini sudah tidak mampu menampung kedatangan wisatawan yang terus meningkat,” ujarnya dalam public hearing Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Rencana Pengembangan Induk Pariwisata Daerah dan Retribusi di Gedung DPRD DIY, Jumat, 27 Januari 2012.

Bandara Adisucipto saat ini mengalami keterbatasan pacu landasan (runway) karena sudah tidak mungkin lagi diperpanjang. Rencana pembangunan bandara baru juga belum ada kepastian. Selama ini yang muncul baru sebatas wacana.

”Kita berharap ada penerbangan malam hari agar okupansi hotel bisa meningkat,” kata Edwin Ismedi.

Selama ini kunjungan wisata ke Yogyakarta banyak mengandalkan penerbangan pagi hari. Karena itu, pelaku usaha hanya menawarkan wisata siang hari di Yogyakarta, malam harinya mereka sudah diterbangkan lagi ke Bali. Kondisi ini jelas tidak bisa optimal dalam menggenjot industri pariwisata.

”Masalah ini harus dipahami agar mereka tidak hanya bayar parkir,” ucapnya.

Kepala Dinas Pariwisata DIY Tazbir mengakui keterbatasan jam operasional dan kapasitas Bandara Internasional Adisucipto menjadi salah satu kendala dalam hal pengembangan industri pariwisata DIY. Fasilitas kedatangan internasional pun dinilai tidak layak dan memalukan.

”Orang antre kepanasan dan kedinginan di luar. Kalau ada dua penerbangan datang bersamaan dari Singapura sudah nggak mampu kita,” tandasnya.

Idealnya, bandara segera direnovasi berupa perluasan untuk menampung orang yang berangkat dan datang, termasuk mengakomodasi rencana penerbangan pada malam hari.

Anggota Panitia Khusus Raperda Rencana Pengembangan Induk Pariwisata Daerah Nur Sasmita mengakui kondisi infrastruktur yang ada di DIY, terutama bandara, belum bisa mendukung pengembangan industri pariwisata daerah. ”Prinsip Dewan, siap mendukung dari sisi anggaran pembangunan infrastruktur fisik,” tandasnya. (bro)
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0681 seconds (0.1#10.140)