Pemerintah tambah 5 jaringan gas kota
A
A
A
Sindonews.com - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan akan membangun jaringan gas kota untuk rumah tangga dan transportasi di kota Prabumulih, Jambi, Cibinong, Cirebon dan Kalidawir di 2012.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Evita Legowo mengatakan, pembangunan jaringan gas kota bertujuan untuk memandirikan energi di kota yang ada potensi gas di daerahnya. Tujuan program ini untuk berikan gas yang murah untuk rumah tangga ketimbang liqufied petroleum gas (LPG).
"Sudah seharusnya berpindah dari minyak bumi ke gas. Pemerintah mendorong penggunaan gas ke rumah tangga dan transportasi. Kita bertekad di 2012 dorong gas untuk transportasi," ujarnya yang ditemui dalam rapat kerja melalui video conference bersama walikota di Plaza Centris, Kuningan, Jakarta Selasa (31/1/2012).
Dirinya mengakui jaringan gas kota masih terbatas dibangun pemerintah. Hanya di kota Tarakan,Bekasi, Depok, Sidoarjo dan Palembang yang ada jaringan gas kota.
Sementara itu Direktur Hulu Ditjen Migas Eddy Hermantoro mengatakan pembangunan jaringan Gas Bumi untuk rumah tangga sebagai salah satu langkah untuk mempercepat program diversifikasi energi sebagaimana ditetapkan pada undang-undang nomor 30 tahun 2007 tentang energi.
"Dalam upaya mendukung program diversifikasi energi, di 2009 Ditjen Migas telah membangun infrastruktur jaringan gas bumi untuk rumah tangga," katanya.
Dirinya mengatakan di 2008 pemerintah telah menyelesaikan Front End Engineering Design (Feed) yang bisa mendistribusikan gas bumi ke enam kota yaitu Palembang, Surabaya, Bekasi, Depok, Medan, dan Blora.
Di Palembang, lanjut dia, dipasok gas dari PT Medco E&P sebesar 1 mmscfd yang mengaliri 3.311 rumah tangga. Sedangkan untuk Surabaya dipasok PT Lapindo Brantas sebesar 2 mmscfd yang mengaliri 2.900 mmscfd.
"Di 2010 juga telah dibangun di Depok dan Bekasi yang gasnya dipasok dari PT Pertamina EP sebesar masing-masing 1 mmscfd yang mengaliri 4.000 dan 1.800 rumah tangga," katanya.
Lalu di Tarakan, tambah Eddy, gasnya dipasok dari PT Medco E&P sebesar 0,7 mmscfd yang mengaliri kurang lebih 3.366 rumah tangga dan Sidoarjo juga dipasok PT Lapindo Brantas sebesar 2 mmscfd yang mengaliri 4.000 rumah tangga. "Di 2011 pembangunan kembali dilanjutkan di Bontang, Sengkang, Sidoarjo tahap dua dan Bekasi tahap dua yang mengaliri 11 rusun di Jabodetabek," tegasnya.
Kemudian, Eddy menambahkan di 2012 akan dilanjutkan pembangunan gas bumi di Kota prabumulih, Jambi, Cibinong, Cirebon dan Kalidawir. Gas kota itu disupply dari PT Medco EP 0,7 mmscfd, PT Lapindo 2 mmscfd dan PT Pertamina EP 2 mmscfd.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Evita Legowo mengatakan, pembangunan jaringan gas kota bertujuan untuk memandirikan energi di kota yang ada potensi gas di daerahnya. Tujuan program ini untuk berikan gas yang murah untuk rumah tangga ketimbang liqufied petroleum gas (LPG).
"Sudah seharusnya berpindah dari minyak bumi ke gas. Pemerintah mendorong penggunaan gas ke rumah tangga dan transportasi. Kita bertekad di 2012 dorong gas untuk transportasi," ujarnya yang ditemui dalam rapat kerja melalui video conference bersama walikota di Plaza Centris, Kuningan, Jakarta Selasa (31/1/2012).
Dirinya mengakui jaringan gas kota masih terbatas dibangun pemerintah. Hanya di kota Tarakan,Bekasi, Depok, Sidoarjo dan Palembang yang ada jaringan gas kota.
Sementara itu Direktur Hulu Ditjen Migas Eddy Hermantoro mengatakan pembangunan jaringan Gas Bumi untuk rumah tangga sebagai salah satu langkah untuk mempercepat program diversifikasi energi sebagaimana ditetapkan pada undang-undang nomor 30 tahun 2007 tentang energi.
"Dalam upaya mendukung program diversifikasi energi, di 2009 Ditjen Migas telah membangun infrastruktur jaringan gas bumi untuk rumah tangga," katanya.
Dirinya mengatakan di 2008 pemerintah telah menyelesaikan Front End Engineering Design (Feed) yang bisa mendistribusikan gas bumi ke enam kota yaitu Palembang, Surabaya, Bekasi, Depok, Medan, dan Blora.
Di Palembang, lanjut dia, dipasok gas dari PT Medco E&P sebesar 1 mmscfd yang mengaliri 3.311 rumah tangga. Sedangkan untuk Surabaya dipasok PT Lapindo Brantas sebesar 2 mmscfd yang mengaliri 2.900 mmscfd.
"Di 2010 juga telah dibangun di Depok dan Bekasi yang gasnya dipasok dari PT Pertamina EP sebesar masing-masing 1 mmscfd yang mengaliri 4.000 dan 1.800 rumah tangga," katanya.
Lalu di Tarakan, tambah Eddy, gasnya dipasok dari PT Medco E&P sebesar 0,7 mmscfd yang mengaliri kurang lebih 3.366 rumah tangga dan Sidoarjo juga dipasok PT Lapindo Brantas sebesar 2 mmscfd yang mengaliri 4.000 rumah tangga. "Di 2011 pembangunan kembali dilanjutkan di Bontang, Sengkang, Sidoarjo tahap dua dan Bekasi tahap dua yang mengaliri 11 rusun di Jabodetabek," tegasnya.
Kemudian, Eddy menambahkan di 2012 akan dilanjutkan pembangunan gas bumi di Kota prabumulih, Jambi, Cibinong, Cirebon dan Kalidawir. Gas kota itu disupply dari PT Medco EP 0,7 mmscfd, PT Lapindo 2 mmscfd dan PT Pertamina EP 2 mmscfd.
()