TINS bangun pabrik tin chemical di Bangka
A
A
A
Sindonews.com – PT Timah Tbk (TINS) berencana membangun pabrik tin chemical baru di Bangka Barat, Bangka Belitung, pada semester II tahun ini.
Dana yang dibutuhkan untuk membangun pabrik tersebut sekitar USD50 juta.Saat ini perseroan tengah melakukan pembicaraan dengan sejumlah perbankan BUMN untuk membantu pembiayaannya.
Direktur Utama TINS Wachid Usman mengatakan, pabrik tersebut ditargetkan selesai pada pertengahan 2013. Pabrik tin chemical itu diharapkan bisa memproduksi 10 ribu ton per tahun. “Kami akan mulai membangun pada semester II 2012,” kata dia, kepada wartawan, kemarin.
Menurut dia, pembangunan pabrik baru itu untuk meningkatkan produksi produk turunan seiring dengan adanya larangan ekspor bahan baku hasil tambang timah.Perseroan berharap bisa meningkatkan penjualan hilirisasi dari 10 persen menjadi 50 persen sehingga kontribusinya bisa meningkat signifikan. Produk tin chemical tersebut akan di ekspor ke negara-negara di Asia-Pasifik, seperti Jepang dan Korea serta negara-negara di Amerika Latin.
Penggunaan tin chemical ini akan menggeser penggunaan solder chemical. Tahun ini,menurut Wachid, TINS memperkirakan volume produksi timah bisa mencapai 50 ribu metrik ton (MT). Angka tersebut naik sekitar 51,51 persen dibanding proyeksi volume penjualan timah hingga akhir tahun 2011 sekitar 33 ribu MT.
Sulitnya perseroan untuk mencapai produksi optimal lantaran produksi tambang darat terus menurun. Adanya penambangan darat liar menyebabkan rusaknya cadangan timah di darat.
“Selain itu, tumpang tindih penggunaan lahan menyebabkan sulit untuk membebaskan lahan dan lamanya proses izin pinjam pakai hutan produksi yang di dalamnya terda-pat cadangan timah,” paparnya.
Analis BNI Securities Viviet S Putri memperkirakan, kinerja perseroan pada tahun ini memiliki potensi tumbuh seiring naiknya harga komoditas timah di pasar internasional. Selain itu, efisiensi yang dilakukan perseroan juga meningkatkan akan marjin keuntungan.
Dana yang dibutuhkan untuk membangun pabrik tersebut sekitar USD50 juta.Saat ini perseroan tengah melakukan pembicaraan dengan sejumlah perbankan BUMN untuk membantu pembiayaannya.
Direktur Utama TINS Wachid Usman mengatakan, pabrik tersebut ditargetkan selesai pada pertengahan 2013. Pabrik tin chemical itu diharapkan bisa memproduksi 10 ribu ton per tahun. “Kami akan mulai membangun pada semester II 2012,” kata dia, kepada wartawan, kemarin.
Menurut dia, pembangunan pabrik baru itu untuk meningkatkan produksi produk turunan seiring dengan adanya larangan ekspor bahan baku hasil tambang timah.Perseroan berharap bisa meningkatkan penjualan hilirisasi dari 10 persen menjadi 50 persen sehingga kontribusinya bisa meningkat signifikan. Produk tin chemical tersebut akan di ekspor ke negara-negara di Asia-Pasifik, seperti Jepang dan Korea serta negara-negara di Amerika Latin.
Penggunaan tin chemical ini akan menggeser penggunaan solder chemical. Tahun ini,menurut Wachid, TINS memperkirakan volume produksi timah bisa mencapai 50 ribu metrik ton (MT). Angka tersebut naik sekitar 51,51 persen dibanding proyeksi volume penjualan timah hingga akhir tahun 2011 sekitar 33 ribu MT.
Sulitnya perseroan untuk mencapai produksi optimal lantaran produksi tambang darat terus menurun. Adanya penambangan darat liar menyebabkan rusaknya cadangan timah di darat.
“Selain itu, tumpang tindih penggunaan lahan menyebabkan sulit untuk membebaskan lahan dan lamanya proses izin pinjam pakai hutan produksi yang di dalamnya terda-pat cadangan timah,” paparnya.
Analis BNI Securities Viviet S Putri memperkirakan, kinerja perseroan pada tahun ini memiliki potensi tumbuh seiring naiknya harga komoditas timah di pasar internasional. Selain itu, efisiensi yang dilakukan perseroan juga meningkatkan akan marjin keuntungan.
()